Berita Ende Terkini

Perairan Laut Ropa Ende Potensi Tsunami Non Tektonik BPPT Pasang Pendeteksi

Penulis: Laus Markus Goti
Editor: Ferry Ndoen
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Iyan Turyana Ina TEWS (Indonesian Tsunami Early Warning System) BPPT, di Kantor Bupati Ende, Senin (5/10/2020).

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oris Goti

POS-KUPANG.COM | ENDE - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) akan memasang alat pendeteksi tsunami di parairan Ropa Kabupaten Ende Nusa Tenggara Timur (NTT).

Wilayah perairan laut Ropa dinilai memiliki potensi tsunami non tektonik, artinya bisa terjadi tsunami tanpa gempa.

Demikian dijelaskan oleh Iyan Turyana selaku Ina TEWS (Indonesian Tsunami Early Warning System) BPPT, saat diwawancarai POS-KUPANG.COM, di Kantor Bupati Ende, Senin (5/10/2020).

Menurutnya, realisasi pemasangan alat pendeteksi tsunami tersebut tahun depan (2021).

Menurutnya pihaknya telah mendiskusikan rencana pemasangan alat pendeteksi tsunami dengan pihak Pemda Ende dalam pertemuan di Kantor Bupati Ende, Senin (5/10/2020).

"Pertemuan kami hari ini membicarakan rencana pemasangan alat pendeteksi tsunami di Ropa, mengenai perijinannya dan mencari titik lokasi yang tepat untuk titik pendaratan alat tersebut," ungkapnya.

Dia menjelaskan cara kerja alat pendeteksi tsunami dengan sistem kabel, yakni sensor di pasang di tengah laut. Lalu datanyanya akan dikirim dari tengah laut melalui kabel optik ke darat.

"Kemudian data tersebut diteruskan ke pusat di Jakarta. Selanjutnya BPPT memberikan data tersebut ke pihak BMKG untuk diseminasi datanya, bagaimana hasil pendeteksian apakah terjadi tsunami atau tidak, itu disampaikan kepada pemerintah atau masyarakat melalui BMKG," jelasnya.

Dia tegaskan BPPT tidak memberikan data langsung kepada pemerintah atau masyarakat tetapi melalui Badan Metereologi dan Geofisika (BMKG).

Lanjutnya, di Nusa Tenggara Timur ada dua wilayah yang akan dipasang alat pendeteksi tsunami oleh BPPT, yakni di Ropa Ende dan Labuan Bajo.

Menurutnya, terkait pemilihan dua wilayah ini sudah didiskusikan dengan berbagai instansi terkait termasuk BMKG dan beberapa ahli geologi.

"Jadi berdasarkan diskusi itulah mengapa di Ende dan Labuan Bajo. Yah bisa saya sampaikan sedikit bahwa Labuan Bajo itu daerah pariwisata super premium," ungkapnya.

Sementara di Ropa Ende, kata Iyan, merupakan wilayah potensi tsunami non tektonik, artinya bisa terjadi tsunami tanpa gempa.

Tabrakan Tragis di Kelurahan Airnona, 1 Meninggal dunia, 1 Luka Berat dan 8 Orang Luka Ringan

Iyan Turyana Ina TEWS (Indonesian Tsunami Early Warning System) BPPT, di Kantor Bupati Ende, Senin (5/10/2020). (FOTO. POS-KUPANG.COM/ORIS GOTI.)

Area lampiran

Berita Terkini