Berita Timor Leste

Jadi Negara Termiskin di Dunia, Timor Leste Hadapi Penjajahan Baru Setelah Minyak Dikuras Australia

Editor: Adiana Ahmad
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Timor Leste, Bedera Negara Timor Leste

Jadi Negara Termiskin di Dunia, Timor Leste Hadapi Penjajahan Baru Setelah Minyak Dikuras Australia

POS-KUPANG.COM- Lepas dari Indonesia, Timor Leste percaya diri akan menjadi negara makmur. Bagaimana tidak, negara kecil di ujung Pulau Timor itu memiliki cadangan minyak bumi dan gas yang dikabarkan lebih besar dari Indonesia.

Sayang, kemakmuran yang diidamkan seluruh rakyat Bumi Lorosae tinggal mimpi.

Timor Leste kini menjelma menjadi negara termiskin di dunia pasca ditinggalkan Indonesia.

Apalagi setelah minyak dan gas bumi Timor Leste dikuras Australia.

Berdiri Sendiri Selama 2 Dekade, Timor Leste Masih Bergantung Pada Indonesia, Ini Penyebabnya

Timor Leste semakin terpuruk karena harus menghadapi penjajahan baru yang datang dari dalam negeri.

Korupsi merajalela dan kemiskinan telah membuat negara itu semakin terpuruk.

Minyak dan gas bumi yang disebut-sebut bisa memakmuran rakyat Timor Leste telah habis dikuras Austraslia.

Hal itu terjadi karena pemerintah Timor Leste hingga kini belum meratifikasi perjanjian perbatasan laut.

Seperti dilansir dari The Guardian beberapa waktu lalu, perkiraan pendapatan yang diambil oleh Australia sejak penandatanganan perjanjian justru melebihi dari bantuan luar negeri Australia yang telah diberikan kepada Timor-Leste.

Namun korupsi, dan pembelanjaan keuangan yang tidak tertib menyebabkan Timor Leste terpuruk ke jurang kemiskinan.

Perjanjian bersejarah yang ditandatangani di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Maret 2018 silam, membatasi perbatasan maritim permanen untuk menutup Gap Timor, dan menetapkan wilayah 'rezim khusus' untuk berbagi ladang gas bernilai miliaran dolar juga belum dimanfaatkan di Laut Timor.

Haru Biru Perang Timor Timur, Kisah Anak Timor Leste yang Diculik dan Akhirnya Bertemu Orangtuanya

Perbatasan baru tersebut mengkonfirmasi beberapa bekas ladang dan ladang operasional berada di wilayah Timor Leste, meskipun Australia telah mengambil untung selama beberapa dekade.

Pada saat penandatanganan, Australia bersikeras bahwa perjanjian itu tidak akan berlaku sampai kedua negara meratifikasinya.

Pemerintah Australia kini gagal meratifikasi kesepakatan itu sebelum pengumuman pemilihan federal pada tahun itu.

Kritikus menyalahkan masalah ini karena adanya 'disfungsi' pemerintah Koalisi dan parlemen ke-45.

Penundaan tersebut, berarti Australia terus menarik keuntungan dari ladang gas dan minyak Bayu-Undan, yang sebelumnya telah dibagi 90-10 tetapi dikonfirmasi oleh perjanjian tersebut telah menjadi milik sepenuhnya Timor-Leste.

Perkiraan bervariasi antara $ 350.000 (Rp 5,2 miliar) dan $ 2,9 juta (Rp 43,3 miliar) per minggu yang ditarik Australia dengan terus mengklaim 10% dari pendapatan ladang gas dan minyak Bayu-Undan.

Australia Keterlaluan Pada Timor Leste, Sudah Kaya Sedot Rp 43 Miliar Sepekan dari Bumi Lorosae

“Ini sangat memalukan jika menyangkut salah satu tetangga termiskin kami,” kata Steve Bracks, Mantan Perdana Menteri Victoria dan Pendiri Proyek Pemerintahan Timor Leste.

"Mereka ditolak uang itu karena disfungsi pemerintah Australia dan desakan bahwa parlemen perlu meratifikasi perjanjian itu," lanjut Steve.

Timor-Leste merupakan negara dengan ketergantungan minyak terbesar kedua di dunia. Namun, cadangan minyaknya diperkirakan akan habis terlebih dahulu.

Pemerintah berusaha keras untuk mendiversifikasi ekonominya dan mencegah krisis kehilangan 90% bagian dari anggaran tahunannya yang berasal dari dana perminyakan, terutama keuntungan Bayu-Undan.

Steve, yang juga sesekali menjadi penasihat Timor-Leste, meminta partai politik utama Australia untuk berkomitmen membayar kembali uang yang dikumpulkan sejak Maret 2018 ketika perjanjian itu ditandatangani.(*)

Berita Terkini