Gubernur Viktor Laiskodat : Jangan Lagi Ada kematian yang disebabkan Demam Berdarah

Penulis: Ryan Nong
Editor: Kanis Jehola
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat bersama Wakil Gubernur Josef Nae Soi saat Webinar Strategi Kolaboratif dan Peran Lintas Sektor Pencegahan dan Pengendalian DBD Di masa Pandemi Covid 19 di Provinsi NTT pada Senin (21/9) di Ruang Rapat Gubernur NTT.

POS-KUPANG.COM || KUPANG -- Pemerintah Provinsi NTT tetap serius memperhatikan kasus penyakit demam berdarah dengue ( DBD). Di Provinsi NTT, kasus demam berdarah menyumbang angka kematian cukup tinggi.

Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat dan Wakil Gubernur Josef Nae Soi meminta semua jajaran mulai dari pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten hingga masyarakat untuk memperhatikan masalah kebersihan lingkungan dan juga edukasi pencegahan penyakit demam berdarah.

Gubernur NTT Dukung Pengembangan Sorgum, Suradilaga : Sorgum Tanaman Ajaib Selain Kelor

Dalam Webinar Strategi Kolaboratif dan Peran Lintas Sektor Pencegahan dan Pengendalian DBD Di masa Pandemi Covid 19 di Provinsi NTT yang dilaksanakan di Ruang Rapat Gubernur, Senin (21/9), Gubernur Viktor dan Wagub Josef meminta seluruh stakeholder dan masyarakat secara aktif mengelola penanganan penyakit demam berdarah dengue (DBD).

"Penyakit ini bukan saja mengenai kesehatan secara medis melainkan pembenahan dari lingkungan. Tidak boleh ada sampah lagi. Kita turun ke lapangan, benahi sampai tingkat RT dan RW. Apalagi memasuki musim hujan yang mana biasanya ada peningkatan kasus demam berdarah," kata Gubernur Viktor Laiskodat.

Pleno Penetepan Paslon Lakukan Secara Tertutup, Bawaslu Sambut Baik Upaya KPU

"Kami minta untuk semua jajaran, Bupati dan Walikota dan masyarakat untuk serius perhatikan lingkungan kita," tambahnya.

Kebersihan lingkungan, kata Gubernur Viktor, sangat erat kaitannya dengan kesehatan. Lingkungan yang kotor dan banyak sampah bisa menjadi pemicu sarang nyamuk dan menyebabkan penyakit demam berdarah.

Pemprov NTT, kata Gubernur Viktor, sejauh ini terus meningkatkan upaya pencegahan penyebaran covid 19 dan tetap bertanggung jawab dalam mengantisipasi demam berdarah. Untuk itu ia meminta agar semua pihak berusaha sehingga tidak ada lagi kematian yang disebabkan karena demam berdarah.

"Jangan lagi ada kematian karena demam berdarah. Penanganan terhadap orang yang mengalami sakit harus cepat dan tepat," tegasnya.

Apabila angka penyakit demam berdarah masih tinggi, kata Gubernur Viktor, berarti edukasi pada masyarakat masih rendah. Karena itu proses sosialisasi harus terus dilakukan seperti pola 3M dan memastikan pendistribusian bubuk abate telah sampai kepada masyarakat sebagai langkah pencegahan.

Gubernur Viktor juga menambahkan, perlu adanya langkah-langkah antisipasi bila ada masyarakat yang terkena gejala seperti demam dan panas tinggi selama beberapa hari maka harus ditangani dengan cepat karena biasanya penanganan yang lambat akan membawa dampak yang lebih parah hingga berujung kematian.

Pemerinyah Provinsi NTT ingin agar Perguruan Tinggi seperti Politeknik Kesehatan, Sekolah Tinggi Kesehatan dan Universitas Nusa Cendana diantaranya Fakultas Kedokteran dan Fakultas Kesehatan masyarakat juga harus mengambil peran dalam upaya penanganan demam berdarah.

"Jadi kita bukan diskusi saja dalam webinar ini tetapi harus kerja dilapangan dengan beri sosialisasi untuk masyarakat. Waktu lalu itu kita dapat kabar bahwa di Kabupaten Sikka itu sampai pada KLB (Kejadian Luar Biasa) maka saya mau ke depannya penanganan serius bukan hanya di Sikka tetapi semua kabupaten", kata Gubernur Viktor.

Sementara itu, Direktur Politeknik Kesehatan Kupang dr. RH Kristina, S.KM, M.Kes mengatakan, pihaknya berencana melakukan tindakan kolaboratif dengan lintas sektor dan program dalam penanganan dan pencegahan demam berdarah.

Upaya tersebut, kaya dr. Kristina terdork dari Strategi Pemberantasan Jentik yakni pemasangan Ovitra pada daerah endemis DBD secara masal dan larvasidasi massal, Srategi Pemberantasan nyamuk dengan fooging fokus dan fooging massal serta Strategi Pemberdayaan Masal dengan dukasi aspek perilaku masyarakat, pemberdayaan kader masyarakat dengan tindakan 3M, serta penyuluhan cara penggunaan larvasida. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, COM, Ryan Nong)

Berita Terkini