Simak Yuk,Enam Masalah Kesehatan yang Timbul Akibat Kesepian, Depresi Hingga Sakit Jantung

Editor: Hermina Pello
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi kesepian

1. Depresi

Meskipun kesepian berbeda dengan depresi, kesepian dikaitkan dengan gejala depresi.

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Social Psychiatry and Psychiatry Epidemiology tahun 2016 menemukan bahwa orang kesepian lebih sering mengalami depresi.

Melansir dari Live Strong, penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Lancet pada Januari 2020 juga menemukan hubungan antara kesepian, keterputusan sosial, dan depersi.

Para peneliti menemukan bahwa keterputusan sosial adalah faktor risiko unik untuk kesepian, yang memprediksi gejala depresi yang lebih tinggi pada individu.

Studi tersebut juga mendukung hal yang sebaliknya orang dengan depresi juga lebih cenderung merasa terisolasi.

Sebuah studi pada Desember 2015 di Proceedings of the National Academy of Sciences menemukan hubungan antara kesepian dan sistem imun.

Penelitian tersebut menunjukkan bahwa kesepian dapat melemahkan respons kekebalan tubuh sehingga menyebabkan lebih banyak peradangan, yang pada gilirannya dapat meningkatkan risiko penyakit kronis.

Merangkum dari National Institute on Aging, orang yang merasa kesepian lebih mungkin memiliki sel kekebalan tubuh yang lemah dan kesulitan melawan virus. Ini membuat tubuh lebih rentan terhadap beberapa penyakit menular.

Kabar buruknya, hal ini juga berhubungan dengan risiko penularan Covid-19.

Sebuah laporan Juli 2020 di Perspectives on Psychological Science menemukan bahwa stresor antarpribadi, seperti kesepian, terkait dengan peningkatan risiko penyakit, termasuk virus pernapasan.

Dengan kata lain, hal ini menimbulkan kemungkinan kerentanan yang lebih besar terhadap SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan COVID- 19.

3. Diabetes Tipe 2

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Diabetologia tahun 2020 menemukan bahwa orang berusia di atas 50 tahun yang melaporkan tingkat kesepian yang lebih tinggi lebih mungkin untuk mengembangkan diabetes tipe 2 di kemudian hari.

Sayangnya, para peneliti tidak dpaat menjelaskan mengapa hal ini terjadi.

Halaman
1234

Berita Terkini