Timor Leste Punya Uang Ratusan Triliun Tapi 10 Tahun Lagi Jadi Negara Mati, Xanana: Kita Lari Saja

Editor: Alfred Dama
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Satgas Pamtas RI-RDTL Sektor Timur Yonif Raider 142/KJ melaksanakan patroli bersama dengan anggota Brimob dan polisi di Perbatasan Indonesia dan Timor Leste di Desa Lamaksenunu, Kecamatan Lakmanen, Kabupaten Belu, Kamis (13/2/2020).

Timor Leste Punya Uang Ratusan Triliun Tapi 10 Tahun Lagi Jadi Negara Mati, Xanana: Kita Lari Saja 

POS KUPANG.COM -- Setelah 20 tahun terpisah dari Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI, tidak juga membuat negara Timor Leste makmur.

Negara kecil di Pulau Timor itu masih terbelengguh dengan kemiskinan , pengangguran dan korupsi

Padahal cita-cita suci rakyat Timor Leste yang ngontor ingin merdeka adalah mengautur diri sendiri dengan kekayaan yang melimpah agar sejahtera

Lembaga pembangnan PBB , UNDP  pun menyebut negara kecil itu berada di urutan 152 dari 162 negara termiskin di dunia

Kabar bahagia sekaligus mengejutkan bagi rakyat Timor Lester, sebuah negara yang telah memisahkan diri dari Indonesia.

Jelas-jelas Masuk dan Nongkrong di Wilayah Indonesia Sampai Diusir Bakamlah,China Sebut HanyaPatroli

INGIN PANJANG UMUR? Orang Jepang Sudah Sudah Buktikan, Makan ini yang Banyak di Indonesia

Suami Najwa Shihab 6 Tahun Lebih Tua Tak Halangi Cinta Mereka, Begini Kisah Asmara Sang Jurnalis

Asisten Pribadi Hotman Paris Pamerkan Mobil Mewah Lexus LM350 Seharga Rp 3 Miliyar,20 Tahun Mengabdi

Mantan Perdana Menteri Timor Leste ,  Xanana Gusmao membeberkan permasalahan pokok negara itu.

Ia pesimis rakyat Timor Leste akan keluar dari zona krisis kemiskinan.

Gusmao mengungkapkan bahwa Timor Leste memiliki dana abadi dengan nominal ratusan triliunan rupiah.

Dana itu, katanya sekarang tersimpan di Bank New York, Amerika Serikat.

Namun, dia mengatakan bahwa, meski dana ratusan triliun rupiah itu cair, 10 tahun mendatang Timor Leste akan menjadi negara yang mati.

Melansir dari The Oekui Post, Rabu (16/9/2020), laporan trimestral dari Banco Central Timor Leste (BCTL), baru-baru ini mengumumkan bahwa, jumlah dana perminyakan Timor Lester yang tersimpan di Bank New York sebesar 18,4 miliyar dolar AS (Rp 273 triliun – kurs Rp 14.840).

Mulai tahun 2021, Pemerintah Timor Leste akan menggunakan uang simpanan itu sebagai kebutuhan belanja negaranya sebesar 1,4 miliyar dolar AS atau Rp 20,77 triliun.

Sehubungan dengan hal itu, banyak orang yang mulai berfikir dan prihatin terhadap keberlanjutan kondisi keuangan Timor Leste.

Sebuah seminar digelar di negara itu untuk mendiskusikan segala prioritas anggaran nasional Timor Leste.

Dalam acara itu, mantan PM dan juga pejabat kharismatik Timor Leste, Xanana Gusmao percaya bahwa, negaranya memiliki uang yang disimpan di Bank New York.

Gusmao juga sangat percaya bahwa, Rancangan Anggaran Negara akan lolos di tingkat parlemen, karena memiliki suara mayoritas.

“Anggaran bisa saja lolos, tetapi prosedurnya yang bermasalah,” katanya.

Ia menambahkan, dana perminyakan masih ada.

Tetapi menurutnya, jikalau pemerintah Taur Matan Ruak memimpin hingga 10 tahun lagi, semua orang akan mati.

Salah satu sudut Kota Dili ,Timor Leste, dengan jalan yang berada di bibir pantai. Saat itu Timoe Leste baru saja merdeka dari Indonesia. (via Tribummaker.com)

Dia mengambil contoh, untuk membayar hotel yang digunakan untuk karantina, bayar catering juga tidak tahu bagaimana cara kelola uang.

Pemeritahan itu juga tutup mata dalam menganggarkan untuk proyek yang bersifat emergensi, seperti pandemi Covid-19.

“Ini artinya, selama 10 tahun  mereka tetap memimpin, lebih baik kita lari saja entah kemana. Kalau 10 tahun mereka memimpin, kotamadya jangan disebutkan,” katanya.

Gusmao menyebutkan, hampir dua tahun lebih pemerintahan yang dipimpin PM Taur Matan Ruak tidak memiliki anggaran negara, hingga saat ini.

Sementara itu, PM Taur Matan Ruak mengatakan bahwa, tahun 2020 merupakan tahun yang penuh dengan tantangan.

“Karena pertama, anggaran negara tidak lolos di Parlemen Nasional, dimana negara terpaksan menggunakan dana duaddecimal,” katanya.

Selain itu, Ruak menyebut Timor Leste di landa bencana alam pada 13 Maret 2020 dan 22 Mei 2020, yang merusak rumah warga dan fasilitas publik yang mengalami kerugian mencapai 50 juta dolar AS (Rp 742 miliyar).

“Terakhir, timbul Covid-19 yang bukan hanya memberikan pengaruh terhadap layanan kesehatan, tetapi memicu dampak ekonomi dan sosial,” ujarnya.

Bank Dunia Bocorkan Rencana Gila-Gilaan Pembangunan Timor Leste, Mega Proyek Ke-2 Setelah Merdeka

Sejak lepas dari Indonesia dan menjadi sebuah negara merdeka, hingga saat ini, Timor Leste sama sekali belum menunjukkan perekembangan ekonomi yang memuaskan.

Padahal, sejak 21 tahun silam, tepatnya tahun 1999, UNDP sangat berperan dalam melakukan pemulihan pasca negeri itu memilih merdeka dari Indonesia.

Xanana Gusmao. (batam.tribunnews.com) (batam.tribunnews.com))

Menurut Multidimensi Global (MPI) 2020, Timor Leste masuk dalam indeks negara termiskin di dunia.

Data tersebut dilaporkan PBB oleh Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP), menurut HDR UNDP.

PBB menyebutkan, UNDP menjalankan program pembangunan berkelanjutan, dan berfokus menempatkan Timor Leste pada pemerintahan yang demokratis.

Namun, dikatakan pertumbuhan ekonomi Bumi Lorosae cukup lambat.

Dari 162 negara Timor Leste berada di urutan ke-152 negara termiskin di dunia.

Menurut MPI 2020, Timor Leste memiliki angka kemiskinan sebanyak 0,210 atau sekitar 45,8 persen.

Dalam survey tahun 2019, setidaknya ada 559.000 orang yang berada di bawah kemiskinan atau sekitar 45,7 persen.

Jumlah itu lebih sedikit dibandingkan tahun 2018, yang sebelum berjumlah 581.000 orang.

Terdapat setidaknya 26,1 persen rakyat Timor Leste yang rentang mengalami kemiskinan.

Kemudian, hanya 27,8 persen rakyat Timor Leste yang mendapatkan kesehatan layak menurut data tahun 2019.

Di sektor pendidikan hanya 24,2 persen orang Timor Leste yang berhadil mendapatkannya.

Menyadur dari Tribunnews, meski membuat UNDP kewalahan dalam menangani kemiskinan di Timor Leste, Bank Dunia bocorkan rencana gila-gilaan Bumi Lorosae keluar dari kemiskinan.

Menurut Worldbank.org, 26 November 2019, Dewan Direktur Eksekutif Bank Dunia menyetujui pinjaman Timor Leste sebesar 59 juta dollar AS (Rp 885 miliar).

Sudah 20 Tahun Merdeka Timor Leste Tak Sanggung Obati Penyakit Warganya Sampai Minta Bantuan Indonesia (via sosok grid.internatinal.la-croix.com)

Dalam artikel itu, Bank Dunia menyebutnya sebagai Timor-Leste: Peningkatan Jalan Besar untuk Meningkatkan Keamanan, Peluang Ekonomi.

 Uang itu akan digunakan untuk pembangunan koridor jalan sepanjang 44,3 km dari Gleno ke Hatubuilico.

Biaya itu juga digunakan untuk perbaikan jalan, dan menghubungkan kota-kota di Gleno dan Latefoho ke desa Hatubuilico, rumah wisata kopi paling populer di Timor Leste.

Tahap kedua dari proyek ini akan menghubungkan jalan yang diperbaiki dari Hatubuilico ke koridor jalan Dili-Ainaro yang telah selesai, secara dramatis meningkatkan akses jalan dan keamanan bagi wisatawan, petani dan produsen kopi.

"Ini adalah proyek infrastruktur transportasi utama kedua Bank Dunia di Timor-Leste dan proyek besar pertama yang diumumkan sebagai bagian dari Kerangka Kerja Kemitraan Negara 2020-2024 baru kami" kata Macmillan Anyanwu, Perwakilan Negara untuk Timor-Leste.

"Investasi ini akan berdampak positif di banyak sektor, terutama bagi pariwisata dan petani kopi, dan merupakan langkah penting untuk meningkatkan produktivitas melalui peningkatan infrastruktur penghubung," katanya.

Proyek tersebut akan dilaksanakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan dibiayai dengan kredit lunak sebesar 59 juta dollar AS dari Asosiasi Pembangunan Internasional Bank Dunia.

Pemerintah Timor-Leste juga akan menyumbang 11,8 juta dollar AS, dengan pekerjaan diharapkan akan dimulai pada September 2020 dan aktivitas konstruksi selesai pada Desember 2023.

Sejak tahun 2000, Bank Dunia telah membantu pemerintah Timor-Leste untuk membangun kembali infrastruktur nasional, menstabilkan ekonomi dan memperkuat institusi pemerintah.

Pada tahun 2019, Grup Bank Dunia telah menyetujui Kerangka Kerja Kemitraan baru yang mencakup dukungan untuk peningkatan sumber daya manusia, pemberian layanan dan diversifikasi ekonomi, investasi dalam infrastruktur penghubung, dan reformasi dalam manajemen keuangan publik. 

* Sepak Terjang Alfredo Reinado, Tokoh Kunci di Balik Krisis Hebat Timor Leste, Diredam Xanana Gusmao

Timor Leste merdeka dari Indonesia tahun 1999, namun secara resmi diakui merdeka pada tahun 2002 setelah memenangka referendum.

Sejak saat itu, Indonesia tidak lagi memiliki campur tangan atas kawasan itu, dan Timor Leste menjadi negara yang berdiri sendiri.

Namun, pada masa awal kemerdekaan yang baru seumur jagung, tepatnya tahun 2006, negara yang belum 5 tahun merdeka itu pernah dilanda krisis hebat.

Melansir Red Pepper, pada April 2006, Dili terbakar setelah 600 tentara berselisih dengan pemerintah Timor Leste.

Krisis tersebut menyebabkan bentrokan antara kepolisian nasional Timor Leste (PNTL) dan pasukan militer (F-FDTL).

Akibatnya, terjadilah kekosongan kekuasaan dan rusaknya hukum hingga ketertiban di seluruh negeri.

Baik PNTL maupun F-FDTL tidak memiliki kepercayaan dari penduduk atau kapasitas untuk memberikan keamanan dan ketertiban yang memadai.

Tuduhan berulang tentang pelecehan seksual, pelanggaran hak asasi manusia, distribusi senjata ilegal, dan keterlibatan dalam perdagangan gelap telah melemahkan kepercayaan publik pada PNTL pada khususnya.

Penyebab utama kiris tersebut adalah konflik antarelemen militer Timor Leste yang disebabkan oleh diskriminasi di dalam tubuh militer.

Dekitar 1.400 prajurit dipecat, atas tuduhan desersi, tindakan diskriminatif ini memicu pemberontakan hebat.

Hal itu berubah menjadi upaya kudeta dan aksi kekerasan di ibu kota Dili, krisis ini bahkan memicu intervensi militer hebat dan mundurnya Perdana Menteri Mari Alkatiri.

Krisis tahun 2006 menunjukkan baik polisi maupun militer tidak netral secara politik, kedua lembaga tersebut terpecah-pecah karena kesetiaan daerah dan politik yang bercampur dalam jajaran.

Dengan runtuhnya sektor keamanan dan hukum dan ketertiban secara umum, pasukan penjaga perdamaian multinasional diminta untuk memulihkan ketertiban pada akhir Mei 2006.

Sejak itu berbagai upaya telah dilakukan untuk menyelesaikan berbagai masalah yang mempengaruhi kedua institusi, tetapi membalikkan kerusakan bukanlah suatu tugas sederhana.

Alfredo Reinado, salah satu pemimpin pemberontak, muncul dari krisis 2006 sebagai pemain kunci.

Popularitasnya luar biasa, bahkan setelah memimpin serangan terhadap dua pahlawan (yang masih hidup) dalam perjuangan pembebasan.

BBC memperingatkan 'ada sesuatu yang mengkhawatirkan tentang kesiapan anak muda Timor Leste untuk menyerahkan jubah pahlawan kepada seorang pria seperti Reinado.

Dia dengan tegas mengangkat senjata melawan pemerintah dalam kekacauan Mei 2006 dan menolak untuk tunduk pada mereka.

Reinado tidak memiliki apa-apa untuk ditawarkan kepada Timor Lorosa'e kecuali melanjutkan idealisasi perjuangan bersenjata sebagai alternatif tugas untuk membangun sebuah negara dari yang sangat kecil. '

Krisis terjadi di jalan-jalan Dili seperti halnya di tingkat negara bagian.

Pembangunan bangsa adalah momen yang sangat politis, terutama setelah krisis politik besar, dan politik adalah kunci popularitas Reinado.

Namun untuk memahami daya tarik populernya, fokusnya harus bergeser dari konteks kelembagaan dan ke krisis sosial utama yang telah berlangsung sejak 2006.

Reinando menjadi simbol dari orang-orang Timor Leste yang dirampas haknya, pemuda miskin, veteran, menjadi kunci untuk menyeimbangkan Timor Leste.

Gejolak berhasil diredam oleh Xanana Gusmao setelah meminta bantuan Australia, menangkap Reinado hidup atau mati.

Markasnya diserbu pasukan Australia dengan helikopter dan kendaraan lapis baja, empat anak buahnya tewas.

Reinano sendiri tewas tertembak saat melakukan serangan percobaan pembunuhan Presiden Ramos Horta.

Setelah krisis itu, PBB turun tangan mengatasi masalah di Timor Leste, butuh waktu 6 tahun agar negara itu kondisinya kembali stabil.

* 5 Fakta Menarik Tentang Timor Leste, Dulu Jadi Jajahan Portugis, Kini Malah Dijajah Australia, Kok Bisa?

Sampai saat ini, Timor Leste selalu menjadi perbincangan di media sosial, baik Facebook, Twitter maupun instagram.

Tritter merupakan media sosial paling anyar dalam membahas topik tentang negara yang dulunya menjadi provinsi ke-27 Indonesia.

Berdasarkan daftar trending topik Twitter, istilah "Timor Leste" telah dibahas sebanyak 2.876 kali oleh pengguna Twitter lainnya.

Angka tersebut menjadikan istilah "Timor Leste" menjadi topik yang populer di Indonesia.

Lalu, apa saja fakta mengenai Timor Leste yang perlu diketahui?

1. Bekas Jajahan Portugis

Berdasarkan pemberitaan Kompas.com, (1/7/2020), Timor Leste merupakan sebuah wilayah bekas jajahan Portugis.

Diketahui, Portugis pertama kali datang ke Timor Leste sekitar tahun 1520 dan menjajah wilayah tersebut.

Adapun penjajahan ini dikenal sebagai Timor Portugis.

Tidak hanya Portugis, Belanda dan Jepang juga berebut untuk menguasai wilayah Timor Leste. Perang antar negara pun terjadi dan kemudian dibuat perjanjian.

Portugis lalu memberikan bagian barat Pulau Timor ke Belanda. Sementara, Jepang menguasai Timor Leste pada 1942-1945.

Setelah Jepang kalah pada perang dunia II, Portugis kembali menguasai Timor Lester pada 1975.

Pada 28 November 1975, Timor Timur mendeklarasikan Kemerdekaan dari Portugis.

Kemerdekaan wilayah Timor Leste diumumkan oleh Front Revolusi Kemerdekaan Timor Leste (FRETILIN) yang merupakan salah satu partai di Timor Leste.

Namun, pihak FRETILIN mengambil peran semi-pemerintah yang menimbulkan polemik bagi partai-partai lain yang memiliki misi masing-masing.

Presiden Timor Leste Xanana Gusmao berbincang dengan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dalam kunjungannya di Istana Negara RI, Jakarta, Rabu (20/3/2013). Sebelumnya kedua pimpinan negara tersebut juga menghadiri Jakarta Internastional Defense Dialogue (JIDD). (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA)
2. Bagian dari Indonesia

Tak lama setelah itu, pasukan Indonesia datang pada 7 Desember 1975.

Pada 1976, Indonesia menyatakan jika Timor Leste menjadi bagian negara Indonesia sebagai Provinsi Timor Timur.

Pemerintah Indonesia terus berupaya untuk melakukan pembangunan di Timor Leste, tetapi ada golongan yang tidak puas dan melakukan tindakan separatis.
Sebelumnya Indonesia melakukan perundingan dengan Portugis. Bahkan, kedua negara membuat perjanjian referendum di Timor Leste pada 5 Mei 1999.

Perjanjian dua negara itu dikenal sebagai New York Agreement dengan adanya pengawalan masalah oleh PBB.

Kemudian dibentuk United Nations Mission in East Timor (UNAMET) pada 11 Juni 1999.

3. Memisahkan diri dari Indonesia

Pada 30 Agustus 1999, Timor Leste mengadakan jajak pendapat atau referendum untuk memilih melepaskan diri atau tetap bersama Indonesia.

Referendum ini didukung PBB yang juga mengakhiri konflik yang terjadi sebelumnya.

Adapun konflik berlatar belakang dengan kondisi rakyat Timor Leste yang hidup dalam konflik, kelaparan, hingga penyakit. Tercatat, lebih dari 250.000 korban meninggal dari dampak tersebut.

Pada 31 Agustus 1999, penentuan pendapat untuk menentukan masa depan Timor Leste berlangsung lancar.

Sebab, pemilih yang berpartisipasi mencapai 90 persen, sehingga penentuan pendapat tidak berlangsung lama.

PBB mengumumkan hasil jajak pendapat pada 4 September 1999.

Hasilnya dari sekitar 450.000 pemilih, sebanyak 78,5 persen warga Timor Leste memilih untuk menolak otonomi, 21 persen memilih otonomi, dan 1,8 persen dinyatakan tidak sah.

Sekjen PBB saat itu, Kofi Annan mengatakan bahwa hasil itu menunjukkan penduduk Timor Leste menginginkan kemerdekaan.

Sejak hasil diumumkan, Timor Leste resmi memisahkan diri dari Indonesia.

4. Merdeka Pada Tahun 2002

Timor Leste, dulunya bernama Timor Timur, secara resmi memerdekakan diri atau menjadi negara baru pada 20 Mei 2002.

 Setelah itu, mantan pemimpin Kuba Fidel Castro bertemu Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta.
Dalam pertemuan itu, mereka membahas situasi terakhir di Timor Leste dan masalah-masalah politik internasional lainnya.

Ia juga membawa Timor Leste in Grade of Grand Collar, yang diberikan Pemerintah Dili kepada pemimpin revolusi Kuba Fidel Castro.

Adapun penghargaan itu diberikan sebagai pengakuan atas dukungan yang diberikan Kuba untuk Timor Leste di bidang kesehatan dan pendidikan.

Pada 2016, Timor Leste menandatangani Perjanjian bertajuk the Certain Maritime Arrangements in the Timor Sea (CMATS) dengan Australia.

Perjanjian ini mencakup ladang gas luas bernilai miliaran dollar AS, bagi dua negara.

Tetapi, belakangan Dili menuding Australia melakukan misi mata-mata demi mendapatkan keuntungan komersial dari negosiasi yang berlangsung sejak 2004.

Kemudian, Timur Leste mengajukan desakan agar perjanjian itu diakhiri.

Dili resmi mengajukan kasus itu ke Mahkamah Internasional PBB pada Juni 2015.

5. Akhiri Perjanjian Batas Wilayah Maritim Dengan Australia

Pada 2007, Dili dan Canberra terlibat dalam silang sengketa mengenai batas wilayah Timor Leste-Australia.

Timor Leste membawa persoalan ini ke Mahkamah Arbitrase Internasional di Den Haag, Belanda.

Timor Leste memastikan bahwa tuntutan mereka agar perjanjian CMATS dengan Australia segera berakhir.

Bersamaan dengan itu, muncul harapan akan adanya pendapatan bagi Timor Leste dari eksplorasi kandungan gas alam yang ada di wilayah itu.

Saat ini, pelahan-lahan Timor Leste menikmati buah dari perjuangannya itu. Namun untuk sejumlah hal, Timor Leste masih dijajah oleh Australia? (*)

Artikel ini telah tayang di Intisari-online.com dengan judul Baru Kemarin Sore Merdeka dari Indonesia, Ternyata Timor Leste Pernah Dilanda Krisis Hebat Tahun 2006, Sebagian Tentaranya Sendiri Berubah Jadi Pemberontak Gara-gara Hal Ini https://intisari.grid.id/read/032343836/baru-kemarin-sore-merdeka-dari-indonesia-ternyata-timor-leste-pernah-dilanda-krisis-hebat-tahun-2006-sebagian-tentaranya-sendiri-berubah-jadi-pemberontak-gara-g?page=all

Sebagian  Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Timor Leste Diklaim Punya Uang Banyak, Tapi 10 Tahun ke Depan akan Jadi Negara Mati, Ini Alasannya, https://aceh.tribunnews.com/2020/09/16/timor-leste-diklaim-punya-uang-banyak-tapi-10-tahun-ke-depan-akan-jadi-negara-mati-ini-alasannya?page=all.

Berita Terkini