POS-KUPANG.COM | MAUMERE - Pengamat Hukum di Nian Sikka Viktor Nekur, S.H, angkat bicara soal maraknya kasus bunuh diri di daerah ini. Viktor mengaku prihatin dan sedih lantaran masih ada yang orang menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan jalan pintas.
Maka itu, Viktor kepada POS-KUPANG.COM di Maumere, Kamis (10/9/2020) pagi meminta semua elemen di Sikka mulai dari keluarga, orangtua, tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan wanita agar berperan menekan kasus bunuh diri.
• Penerima Banpres di Ende Capai 10.270 Masih Buka Kesempatan Bagi Pelaku UMKM dari Pelosok
Bahkan Viktor minta peran aktif dari pemda, gereja dan lembaga pendidikan bersama-sama polisi memerangi persoalan bunuh.
"Harus ada gerakkan bersama mencegah agar ke depan jangan ada kasus seperti ini.Hampir setiap bulan pasti ada kasus bunuh diri," papar Viktor.
Ia mengimbau lembaga adat di desa diperankan kembali oleh aparat desa agar menyelesaikan perselisihan dan mencari jalan keluar bersama jika ada warga yang dirudung masalah pribadi dan keluarga.
• Dari Kasus Penyiraman Air Keras dan Curanmor Ende Butuh Lebih Banyak CCTV
Ia berharap kejadian bunuh diri jangan menjadi cara orang berpikir jika ada masalah melakukan tindakan yang merugikan diri sendiri, keluarga dan masyarakat.
Sebelumnya, kejadian bunuh diri kembali terjadi di Kabupaten Sikka.
Pada Rabu (9/9//2020) malam peristiwa gantung diri terjadi di Persawahan Magewoer, Desa Nebe, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka.
Di mana korban bunuh diri bernama Karolus Moa (46), warga Dusun Lalangkleler, Desa Nebe, Kecamatan Talibura.
Kejadian naas yang menima Karolus yang mati dengan cara yang tidak benar ini dibenarkan Kapolres Sikka, AKBP Sajimin melalui Kasubag Humas, AKP Petrus Kanisius kepada POS-KUPANG.COM di Maumere, Kamis (10/9/2020) pagi.
Di mana data yang diperoleh POS-KUPANG.COM dari TKP menjelaskan, sesuai keterangan saksi-saksi
pada Rabu tanggal 9 September 2020 sekira pukul 18.30 wita korban pulang dari Kampung Mamai dalam keadaan mabuk miras.
Sebelum korban masuk ke dalam rumah, ia terjatuh di dalam saluran air di depan rumah.
Setelah itu, korban masuk ke dalam rumah korban dan sempat bertengkar mulut dengan Istrinya, Andriani Nona Tris.
Habis bertengkar, korban keluar melalui pintu dapur dengan membawa seutas tali nilon warna biru dan berlari ke arah Persawahan Mage Woer.
Lantaran korban tidak kunjung pulang ke rumah, anaknya bernama Alfredo Yulianus dan saksi Erti da Gomez berusaha mencari korban
Hasilnya, sang anak bersama saksi Erti kaget dan tak percaya kalau korban sudah tak bernyawa lagi di atas pohon mente.
Korban tidak menggunakan baju dan hanya menggunakan celana pendek.
Melihat itu, saksi Erti mendatangi Kantor Kepolisiaan Sub Sektor Nebe lalu melaporkan kejadiaan bunuh diri. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Aris Ninu)