Turki Beri Ancaman Militer ke Uni Eropa Bila Berani Dukung Yunani dalam Konflik di Mediterania Timur

Editor: Alfred Dama
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.

Turki Beri Ancaman Militer ke Uni Eropa Bila Berani Dukung Yunani dalam Konflik di Mediterania Timur

POS KUPANG.COM -- Konflik di Laut Mediterania Timur antara Turki dan Yunani terus memanas. Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan bahkan mengancam secara militer terhadap negara-negara Uni Eropa bila berani secara tidak adil mendukung Yunani

Sementara Prencis secara nyata mendukung Yunani dengan melakukan Latihan Militer di  Mediterania

Negara Uni Eropa lainnya juga mendukung Yunani dalam konflik ZEE dua negara yang tumpang tindih di Laut Mediterania

Turki telah mengeluarkan ancaman militer kepada Uni Eropa , memperingatkan Presiden Recep Tayyip Erdogan siap untuk apa pun ketika ketegangan atas Mediterania Timur meningkat.

Kondisi Terkini Timor Leste Selepas Merdeka dari NKRI, Pengangguran, Korupsi dan Termiskin

Kondisi Mertua Raffi Ahmad Diungkap Anak Angkat, Nagita Slavina Ungkap ada GanguanSyaraf di Kepala

Hezbollah Tertipu Kelicikan Israel, Baru Umumkan Kemenangan Ternyata Korban Israel Boneka, Tujuan?

Dalam pidatonya, Erdogan mengatakan akhir pekan ini bahwa Turki siap untuk setiap kemungkinan dan konsekuensi terkait masalah Mediterania Timur.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan, Prancis akan meningkatkan kehadiran militernya di Mediterania timur di tengah meningkatnya hubungan Yunani dan Turki. (via Kontan.co.id)

Melansir Daily Express, Minggu (6/9/2020), berbicara pada upacara pembukaan sebuah rumah sakit di Istanbul, Erdogan menekankan bahwa Turki memiliki "kekuatan politik, ekonomi, dan militer untuk menentang rencana dan dokumen tidak bermoral yang diberlakukan oleh yang lain".

Seperti diketahui, Turki dan Yunani telah terlibat dalam perselisihan sengit mengenai klaim sumber daya hidrokarbon potensial di wilayah tersebut.

Klaim tersebut didasari atas perbedaan pandangan tentang luas landas kontinen keduanya.

Turki mengirim kapal survei, dikawal oleh fregat, untuk mengeksplorasi minyak dan gas di perairan yang diklaim oleh Yunani.

Menurut Yunani, tindakan tersebut dinilai ilegal bulan lalu.

Tabrakan antara kapal perang Yunani dan Turki yang membayangi kapal survei bulan lalu menyoroti risiko konflik sementara Turki juga melakukan latihan militer.

Uni Eropa telah menjatuhkan sanksi ringan terhadap Ankara atas masalah ini.

27 pemimpin Uni Eropa akan segera menanganinya lagi pada pertemuan mendatang di Brussel.

Presiden Dewan Uni Eropa Charles Michel, yang akan menjadi tuan rumah pertemuan tersebut, mengatakan bahwa Uni Eropa akan menegaskan kembali dukungannya untuk kedaulatan Yunani dan Siprus.

Halaman
12

Berita Terkini