POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Beberapa waktu terakhir sedang heboh, Pertaminan akan menghapus penggunaan Premium dan Pertalite.
Kabar tersebut meresahkan masyarakat terutama usaha kecil dan menengah ( UKM ).
Pasalnya, sebagaian besar konsumen BMM di tanah air merupakan masyarakat kecil dan pelaku UKM.
Direktur Pertamina Nicke Widyawati buka suara dan mengungkapkan alasan dari rencana penghapusan premium dan Pertalite tersebut.
Keduanya merupakan Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan oktan di bawah 91.
Nicke Widyawati menjelaskan, peninjauan dilakukan sebagai upaya perusahaan dalam mendukung rencana pemerintah untuk menekan emisi gas rumah kaca sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 20 Tahun 2017.
• KABAR BURUK! Pertamina Akan Hapus Premium dan Pertalite, Dirut Nicke Widyawati Beberkan Alasannya
• Tak Jua Membawa Angin Perubahan, Ahok BTP Mulai Dihujat Netizen, Pertamina Rugi Belasan Triliun
• Pertamina Layani Kebutuhan BBM Sesuai Kuota, Simak Infonya
• Kata Ahok, Pertamina Tutup Mata Saja Sudah Untung. Kenapa Bisa Rugi Rp 11 Triliun?
Rencana ini perlu ditinjau kembali karena porsi konsumsi dua jenis BBM tersebut paling besar di antara enam jenis BBM yang dijual perusahaan.
Pada 22 Agustus 2020, penjualan Premium mencapai 24.000 Kilo liter (KL) dan Pertalite 51.500 KL.
Sedangkan untuk penjualan BBM dengan RON di atas 91, yaitu Pertamax (92) hanya sebesar 10.000 KL.
Sementara Pertamax Turbo (98) cukup 700 KL.
"Maka, ini perlu dikaji lagi dampaknya bagaimana. Kami juga dorong supaya konsumsi orang yang mampu beralih ke BBM yang ramah lingkungan," ujar Nicke.
Lagipula, kata Nicke lagi, di kawasan Asia saat ini yang masih mengonsumsi BBM setara Premium hanya Indonesia dan Bangladesh.
Sementara, di level dunia ada lima negara lain, yakni Kolombia, Mesir, Mongolia, Ukraina, dan Uzbekistan.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif mengatakan, bahwa pihaknya beserta kementerian terkait sedang gencar untuk mendorong masyarakat beralih menggunakan BBM yang ramah lingkungan atau di atas RON 91 supaya mengurangi emisi karbon.
Pasalnya, Indonesia saat ini termasuk satu dari enam negara yang masih mengonsumsi Premium.
“Ke depannya akan ada penggantian untuk memakai energi yang lebih bersih. Namun tentunya langkah ini butuh persiapan,” kata dia belum lama ini. (Kompas.com/Ruly Kurniawan)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pertamina Berencana Hapus Premium dan Pertalite dari Pasaran"