Menkeu Sri Mulyani Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III Minus 2 Persen, Resesi Kian Nyata

Adapun untuk keseluruhan tahun 2020, pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan berada di kisaran -1,1 persen hingga positif 0,2 persen.

Editor: Agustinus Sape
Instagram/smindrawati
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati 

Menkeu Sri Mulyani Paparkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III Minus 2 Persen, Resesi Kian Nyata 

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Ancaman resesi kian nyata. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksi, pertumbuhan ekonomi pada kuartal III mendatang berada di kisaran 0 persen hingga minus 2 persen.

Adapun untuk keseluruhan tahun 2020, pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan berada di kisaran -1,1 persen hingga positif 0,2 persen.

Jika proyeksi tersebut terealisasi, artinya Indonesia menghadapi pertumbuhan ekonomi negatif dalam dua kuartal berturut-turut. Dengan demikian, maka kondisi perekonomian RI masih dalam kategori resesi teknis.

"Kalau indikator di Juli, di kuartal III, terjadi down side risk, suatu risiko nyata. Kuartal-III di kisaran 0 persen hingga negatif 2 persen," jelas Sri Mulyani ketika memberikan paparan dalam konferensi pers APBN KiTa, Selasa (25/8/2020).

Bendahara Negara itu menjelaskan, kinerja perekonomian pada kuartal III tidak sesolid yang dibayangkan.

Nyatanya, kinerja ekspor dan impor, hingga indikator tingkat produktivitas manufaktur serta sektor keuangan justru kembali ke zona negatif pada periode Juli 2020 ini.

Sri Mulyani pun mengatakan, kunci utama untuk mengerek kinerja perekonomian pada kuartal III adalah investasi dan konsumsi domestik.

"Kalau tetap negatif meski pemerintah sudah all out, maka akan sulit untuk masuk ke zona netral tahun ini," ujar Sri Mulyani.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu pun mengatakan, Presiden Joko Widodo telah meminta beberapa menteri untuk fokus pada indikator investasi yang sempat mengalami kontraksi cukup dalam, yakni sebesar -9,61 persen.

Di sisi lain, dari sektor konsumsi, selain bansos yang digelontorkan pemerintah, juga diperlukan dorongan dari kelas menengah dan atas.

"Outlook kita sangat tergantung konsumsi dan investasi, dan pemerintah akan melakukan berbagai kebijakan untuk mengembalikan confident itu," jelas Sri Mulyani.

Rupiah Ditutup Menguat Terbatas

Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada penutupan perdagangan di pasar spot menguat pada Selasa (25/8/2020).

Mengutip data Bloomberg, rupiah sore ini ditutup menguat terbatas 22 poin atau 0,15 persen pada level Rp 14.649 per dollar AS, dibandingkan penutupan sebelumnya Rp 14.671 per dollar AS.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved