POS-KUPANG.COM | KUPANG - Terkait dengan dibukanya kembali sekolah tatap muka khususnya di daerah-daerah zona kuning dan zona hijau.
Pengamat pendidikan, Simon Riwu Kaho menjelaskan, itu diperbolehkan karena hal itu penting untuk kepentingan anak-anak dalam dunia pendidikan. Tetapi kita juga harus mengutamakan kesehatan anak. Apabila kesehatan anak tidak dapat dijamin, tidak boleh.
"Apabila dalam pertemuan pihak sekolah bersama orang tua siswa belum maksimal, harus maksimalkan pembelajaran di rumah. Serta orang tua juga membatu para guru, berikan pencerahan kepada anak, agar anak-anak bisa tahu dengan keadaan"
• Spirit Restorasi Kebangkitan Pendidikan Pendidikan NTT
Ia mengatakan, karena pertemuan di sekolah itu sangat penting dan harus, namun karena situasi saat ini, maka hal itu diperioritaskan agar kesehatan anak terjamin juga.
Ia menyampaikan, apabila sekolah-sekolah yang sudah kembali berlakukan sekolah tatap muka, harus tetap mematuhi protokol atau aturan dari pemerintah. Sehingga apabila kepala sekolah bersama para guru maksimalkan pembelajaran sampai lupa terhadap kesehatan anak diabaikan, hal ini tidak boleh.
• Ketua Pelaksana Gugus Tugas Covid-19 Ngada Benarkan Anggota DPRD Positif Corona di Surabaya
Apalagi sekolah-sekolah di daerah yang jauh dari rumah sakit, lanjut Simon, perlu diperhatikan oleh pihak sekolah sehingga memperhitungkan hal ini. Karena kesehatan anak itu sangat penting untuk menunjang pembelajaran anak.
"Pihak sekolah harus prioritaskan kesehatan anak dan juga pembelajaran jangan diabaikan serta harus mematuha aturan yang sudah ditetapkan. Sehingga hal ini kepala sekolah bersama para guru pandai memgatur waktu dan cara pembelajaran sehingga kesehatan anak terjamin dalam proses pembelajaran tatap muka di new normal ini". Tandasnya
Supaya anak-anak mendapat pembelajaran yang baik, dan terhindar dari kejadian-kejadian kesehatan yang tidak menolong anak. Hal ini yang perlu dicermati dan dijaga baik-baik.
Simon Riwu Kaho menambahkan, Belajar di sekolah lebih produktif dibandingkan dengan belajar di rumah. Apabila belajar di rumah itu baik, jika ada kepentingan atau kebutuhan tertentu. Tetapi untuk menghadapi prospek ujian nasional dan lain-lainnya tidak tepat belajar di rumah.
Belajar di sekolah itu penting sekali, kata Simon, tetapi bukan berarti belajar di rumah tidak penting. Namun belajar di rumah itu solusinya ialah anak-anak berada dalam desain pihak sekolah dan guru-guru. Sehingga apabila anak belajar diluar dari desain sekolah dan guru, percuma anak belajar karena anak mau menghadapi apa.
"pada umumnya anak-anak kita belajar, karena ada pekerjaan rumah (PR). Sehingga untuk memacuh serta mendorong mereka, harus dilakukan kegiatan lain seperti diskusi-diskusi kelompok yang dari sekolah buat dan kegiatannya di rumah, serta dalam kegiatan diskusi anak-anak di rumah, harus guru turun ke lokasi untuk guru membantu anak-anak memecahkan persolan yang anak-anak hadapi dalam kegiatan diskusi itu"
Apabila anak-anak yang mengalami kejenuhan dalam proses pembelajar online, karena anak-anak membutuhkan pemecahan masalah yang dapat merangsang mereka untuk lebih terbuka prospeknya. Dan yang wajib merangsang anak-anak itu guru, tidak hanya orang tua, karena orang tua hanya membantu. Karena untuk menghadapi ujian nasional, konstruksinya lain dari ujian di sekolah atau ujian di rumah. Untuk ujian nasioanal, membutuhkan konstruksi maksimal," ujarnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG. COM, Ray Rebon)