Dampak Pandemi Covid-19 Siswa Mulai Bosan Belajar Online

Editor: Kanis Jehola
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Sekolah SMPN 1 Maumere, Vitalis P. Sukalumba

"Siswa kami rata-rata orangtua tidak mampu. Jadi tidak semua miliki Hp android. Makanya kami harapkan bisa ada tatapmuka dengan tetap menerapkan protokoler kesehatan," harap Goreti.

Kondisi yang sama terjadi di Kabupaten Sumba Barat. Sebanyak 232 dari 928 siswa SMU Negeri 1 Waikabubak belum memiliki Hp android. Selebihnya, sekitar 75 persen siswa sudah memiliki smartphone.

Kepala SMU Negeri 1 Kota Waikabubak Paulinus Sukur mengatakan pihaknya memberlakukan sistem pembelajaran online dan offline

"Anak-anak yang memiliki smartphone dapat mengikuti pembelajaran secara online seperti menerima tugas mata pelajaran sekolah dari guru mata pelajaran, lalu mengerjakan serta mengirim tugas tersebut secara online kepada guru bersangkutan. Siswa dapat berkomunikasi dengan guru tentang mata pelajaran yang belum paham dan mendapatkan penjelasan dari guru mata pelajaran bersangkutan. Sayangnya guru tidak dapat mengontrol langsung apakah siswa siswi tersebut sungguh-sungguh belajar terhadap mata pelajaran yang ditugaskan. Jangan sampai hanya absen hadir, lalu pergi entah kemana, tugas bisa copy dari teman lainnya. Di sini sulit bagi guru mengontrolnya," papar Paulinus, Selasa (4/8).

"Sementara terhadap siswa yang tidak memiliki smartphone, datang ke sekolah mengambil tugas, mengerjakannya dan mengumpulkanya di sekolah seminggu lebih kemudian sekaligus mengambil tugas baru dan seterusnya," sambungnya.

Terpisah, Kepala SMU Kristen Waikabubak Hermanus Ate mengatakan, para guru terpaksa merayu orangtua siswa untuk membeli Hp android untuk anaknya.

Menurutnya, para guru mencari alamat orangtua 30 siswa kelas II dan III yang belum memiliki Hp android sampai di Gaura, Kecamatan Lamboya Barat, Sumba Barat dan Mamboro, Kabupaten Sumba Tengah. Guru memberi pengertian akan pentingnya Hp android dan pembelian pulsa paket mendukung belajar anak di masa pandemi Corona.
Hermanus menjelaskan, awalnya orangtua keberatan namun akhirnya bersedia membeli Hp android untuk anaknya.

Ia menyampaikan terima kasih kepada orangtua yang telah membelikan Hp android anaknya demi mendukung kelancaran pembelajaran online.

Siswa Jenuh

Sementara itu sejumlah siswa mengaku jenuh belajar di rumah. Mereka merindukan KBM tatap muka di sekolah. Siswa Kelas XII Jurusan IPA 2 SMA Negeri 1 Ende, Elisabhet Sindi Ero mengaku rindu belajar tatap muka dengan guru di sekolah, juga bertemu teman-teman.

Ia menyebut, pihak sekolah mulai menerapkan kebijakan home learning sejak pertengahan Maret 2020.

"Saya rindu berjumpa dengan bapak ibu guru dan teman-teman, meski bisa saling sapa lewat sambungan telepon, namun tetap saja rasanya berbeda, beda sekali rasanya jika ada interaksi secara langsung ketimbang via handphone," ujar Sindi.

Sindi mengaku lebih efektif jika belajar di sekolah. Ia lebih mudah bertanya pada guru apabila ada materi yang belum ia mengerti. "Kurang nyaman belajar dari rumah, susah untuk bertanya pada guru, sedangkan kalau di sekolah bisa langsung tanya," ujarnya.

Ia mengeluhkan kuota internetnya membengkak selama belajar dari rumah dan orangtuanya sampai heran.

"Orangtua sampai heran, tapi mau bagaimana lagi. Saya butuh internet apalagi masa-masa belajar dari rumah ini," kata sindi.

Halaman
123

Berita Terkini