Laporan Wartawan Pos Kupang, Com, Dion Kota
POS KUPANG, COM, SOE - Wakil Ketua DPRD TTS, Yusuf Soru mengaku kaget saat mengetahui seorang peserta lulusan UGM kalah bersaing dalam seleksi perangkat desa pada tes praktek komputer.
Padahal, untuk masuk UGM saja sudah sangat susah dan calon mahasiswa dituntut harus bisa mengoperasikan komputer. Anehnya, lulusan UGM tersebut harus kalah dari peserta lain.
Mendengar banyaknya pengaduan yang masuk ke Komisi 1,
Yusuf mendesak Dinas PMD untuk jujur mengakui apa masalahnya terkait dengan seleksi perangkat desa perdana tersebut.
"Sebaiknya Dinas PMD harus jujur, ini yang salah dimana? Tidak mungkin, kalau baik-baik saja pengaduan yang masuk begini banyak. Kalau masih bisa diperbaiki harus segera diperbaiki. Jangan korbankan masyarakat," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi 1, DPRD TTS, Hendrik Babys meminta Pemda TTS untuk mencari aktor yang bermain dibalik carut marutnya hasil seleksi perangkat desa itu.
Ia menyarankan agar hasil seleksi perangkat desa tersebut dibatalkan karena banyak kejanggalan yang ditemukan.
"Ini pengaduan yang masuk ke komisi 1 sangat banyak. Kita masih mendata pengaduan yang masuk sebelum klarifikasi ke lapangan. Jika nantinya dari hasil klarifikasi lapangan ada temuan yang luar biasa, maka kita dorong ke pembentukan Pansus guna mengungkap secara jelas akar persoalannya," beber Hendrik saat menghubungi Pos Kupang melalui telepon selulernya, Minggu (2/8) pagi.
Semetnara Ketua Komisi 1, Uksam Selan mempertanyakan ketidakhadiran Kadis PMD, George Mella setiap kali komisi 1 mengundang untuk memberikan klarifikasi atas pengaduan masyarakat terkait hasil seleksi perangkat desa.
Setiap kali diundang, Mella hanya mengutus Kabid atau sekertaris Dinas PMd, Zem Lake.
"Mengapa Kadis PMD susah sekali penuhi undangan dewan untuk klarifikasi pengaduan masyarakat. Kenapa hanya kirim Kabid dan Sekreterasi. Masalah ini jangan dianggap sepele. Kita terima pengaduan dari masyarakat hingga malam hari. Kita berharap agar Kadis bisa memenuhi undangan dewan," ujarnya.
Tugas berat menanti Bupati TTS, Egusem Piether Tahun pasca pengumuman seleksi perangkat desa serentak 27 Juli lalu. Pasca diumumkan, hasil seleksi perangkat desa serentak justru menghasilkan polemik dan gelombang penolakan yang besar.
Proses seleksi perangkat desa yang memakan waktu hampir dua tahun ini justru mengundang tanda tanya. Siapa aktor yang bermain dibalik layar seleksi perangkat desa sehingga menimbulkan kejanggalan yang menuai protes masyarakat.
Kejanggalan demi kejanggalan terus terungkap seiring dengan gelombang protes yang terus mengalir. Tercatat, sudah 20 lebih desa yang datang mengadukan hasil seleksi perangkat desa baik ke komisi 1 maupun ke Bupati TTS.
Kejanggalan yang terungkap diantaranya, peserta yang tidak bisa mengoperasikan komputer justru mendapatkan nilai bagus dibandingkan mereka yang bisa mengoperasikan komputer. Masalah ada lagi kejanggalan lainnya. *