Gempa Tektonik Guncang Lembata, Warga Diimbau Tetap Waspada
POS-KUPANG.COM|LEWOLEBA--Gempa bumi tektonik berkekuatan 3.9 M mengguncang Kabupaten Lembata, Senin (27/7/2020) sekitar pukul 15.35 Wita. Gempa ini dirasakan Warga Kota Lewoleba hingga ada yang berlari keluar dari dalam rumah dan gedung kantor.
Rosi Welan yang tinggal di Kawasan Kota Baru, Kelurahan Lewoleba Tengah, mengatakan guncangan gempa sangat terasa hingga menggetarkan bangunan rumahnya. Saat itu, dia sedang berada di dapur sedang memasak sendirian. Rosi pun langsung berlari ke halaman rumahnya.
"Ternyata ada banyak warga juga yang berlari keluar rumah. Saya pikir saya sendiri yang pusing atau apa, ternyata benar ada gempa," ungkap Rosi kepada Pos Kupang, Senin malam.
Pengakuan yang sama juga diutarakan Roy Kabelen, Warga Kelurahan Selandoro, Kota Lewoleba. Saat terjadi gempa, dia sedang berada bersama dua orang kerabatnya di halaman rumah. Kala terjadi guncangan, dia melihat beberapa orang tetangganya juga berhamburan keluar rumah.
"Cepat sekali getarannya. Hitungan detik. Tapi, syukur tidak ada hal yang mengerikan yang terjadi," kata Roy.
Siaran pers dari BMKG menunjukkan bahwa gempabumi terjadi pada pukul 15:35:44 Wita dengan kekuatan M=3.9.
Kepala Stasiun Geofisika Kupang, Robert Owen Wahyu, dalam keterangan pers itu menjelaskan, episenter gempa bumi terletak pada koordinat 8.56 LS dan 123.33 BT atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 19 km Barat Daya Lembata pada kedalaman 10 km. Selain di Lembata, gempa juga turut dirasakan di Adonara, Kabupaten Flores Timur.
Menurutnya, dengan memperhatikan lokasi dan kedalaman hiposenter, tampak bahwa gempa bumi ini termasuk dalam klasifikasi gempa bumi dangkal, akibat aktivitas sesar lokal yang berdekatan dengan pusat episenter.
Dia mengimbau warga tetap waspada sembari tetap memantau informasi yang valid dari BMKG dan lembaga berwenang lainnya.
Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tidak berpotensi tsunami. Karena itu, masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Sementara itu, terpisah, Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kabupaten Lembata Andris Koban, menyebutkan kalau sudah sebulan ini dirinya mengumpulkan data gempa yang berdampak ke Lembata dan titik-titiknya cenderung dari utara ke selatan.
Andris mengungkapkan bencana tsunami di Waiteba, Kecamatan Atadei pada tahun 1979 silam adalah pergerakan tanah akibat aktivitas vulkanik sejak beberapa tahun silam sebelumnya yang menyebabkan sesar membujur utara-selatan, dari Ile Guekeredo (Nubaatalojo) sampai dengan Ile Hobal.
Dijelaskannya, pada penyelidikan Geologi untuk Rencana Tata Ruang Wilayah tahun 2011, disebutkan kalau ada sesar dalam kota, dengan kecenderungan Utara-Selatan kurang lebih di sekitar Wangatoa-Lamahora.
"Gambarnya kurang begitu detail," ungkap Andris.