FAKTA BARU Bikin Seram, Ada Jenglot di Tas Pembakar Mobil Via Vallen, Harganya Mahal Bisa Sampai 200 Juta
POS KUPANG.COM -- Kasus mobil Alphard milik Via Vallen yang terbakar di rumahnya ternyata sengaja dibakar orang yang tak bertanggung jawab
Pelaku pembakaran sudah ditangkap dan dalam penanganan aparat kepolisian.
Namun aparat pun terkejut saat memeriksa isi tas milik pelaku. Petugas menemukan sebua benda mistis yang diduga jenglot ada dalam tas pelaku
Polisi berhasil mengamankan sejumlah barang bukti dari seorang pria terduga pelaku pembakar mobil Via Vallen pada Selasa (30/6/2020) dini hari.
Menariknya, tak hanya korek api dan botol air mineral yang masih beraroma cairan bahan bakar yang ditemukan dalam terduga pelaku.
Polisi menemukan barang-barang perdukunan.
Barang-barang perdukunan yang dimaksud yakni boneka kecil menyerupai jenglot, dan bambu berwarna kuning berukuran sekian sentimeter.
Tentu saja penemuan jenglot langsung menyita perhatian.
• Iran Berniat Tangkap Donald Trump, Dianggap Pembunuh Qasem Soleimani, Teheran Nyatakan Perang?
• Rocky Gerung Sentil Jokowi Soal Isu Reshuffle, Mantan Dosen Sebut Bukan Drakor Tapi Drama Ini
• Perang China Taiwan Tinggal Tunggu Waktu, Pesawat Pembom Tirai Bambu Mondar-mandir di Langit Taiwan
• Nikita Mirzani Pernah Bermalam dengan Pembalap Dibocorkan Billy Syahputra, Nyai Disebut Pasos
• Sosok Shoko Tendo Putri Bos Mafia Jepang Yakuza,Ternyata Hidup Menderita,Sering Jadi Pemuas Nafsu
• Nikita Mirzani Bongkar Aib Baim Wong,Suami Paula Dituduh Memfitnah Mantan Karyawannya,Sahabat Nyai?
Bahkan beberapa netizen masih tak menyangka ada orang yang percaya soal makhluk mistis tersebut.
Hanya saja, faktanya orang Indonesia masih menyukai berbicara tentang hal-hal gaib dan menyeramkan.
Jenglot, babi ngepet, atau tuyul hingga sekarang masih menjadi cerita menarik buat masyarakat Indonesia.
Khususnya di Jawa, tempat lahirnya cerita-cerita mistis tentang makhluk-makhluk gaib itu.
Karena penasaran dengan bisnis jual-beli jenglot itu, saya pernah berburu informasi hingga ke Cirebon untuk mencari tahu seluk beluk makhluk gaib itu.
Di sana, saya memperoleh penjelasan seorang narasumber yang merupakan salah satu abdi dalem Keraton Kasepuhan Cirebon
Menurut dia, harga seekor jenglot yang berusia sangat tua bisa mencapai kisaran ratusan juta rupiah!
Menurut cerita dia, pernah ada jenglot yang dihargai hingga Rp200 juta, pembelinya seorang jutawan dari Kalimantan.
Sampai sekarang rekor itu belum tertandingi.
Mungkin saja setelah tulisan ini diterbitkan, nilai jualnya menjadi lebih mahal lagi.
Kenapa bisa semahal itu harga sesosok jenglot yang bentuknya amburadul, dengan rambut acak-acakan dan kulit tubuhnya sudah keriput put — tidak seperti kulit bintang iklan sabun kecantikan?
“Justru yang kaya gitu yang mahal harganya,” kata si abdi dalem.
Menurut cerita rakyat di sana, jenglot berasal berasal dari sosok orang sakti mandraguna yang telah meninggal dunia.
Karena pengaruh ilmu kesaktian yang dinamai Betara Karang, jasad orang sakti itu tidak akan rusak dimakan bakteri pengurai bangkai.
Jasad itu hanya menyusut seiring waktu.
Semakin kecil jasadnya, jenglot diyakini makin sakti dan otomatis makin tinggi pula harga jualnya.
Jenglot seperti itu diyakini bisa membuat pemiliknya cepat kaya.
Di Kota Udang itu daya tarik jenglot sampai melampaui daya tarik pemilihan kepala daerah.
Sedemikian hebohnya urusan jenglot, seorang warga pernah melakukan penipuan dengan membuat jenglot palsu dari adonan tepung roti yang dibentuk menyerupai jenglot, lengkap dengan rambut dan taring menyeringai serta mata yang bisa mengeluarkan sinar merah.
Tujuannya bukan untuk dijual, tapi untuk menarik pengunjung.
Setiap pengunjung diharuskan membayar tiket masuk seharga beberapa ribu rupiah.
Mereka ditipu oleh promosi gencar yang dilakukan oleh “iven ogenaiser” bahwa jenglot yang satu ini matanya bisa mengeluarkan sinar.
Kehebohan ini sampai mengundang polisi untuk turun tangan memeriksa. Setelah jenglot itu diperiksa, ternyata yang dikatakan sebagai mata jenglot itu hanya sepasang lampu LED berkelir merah. Alamak!
Cerita tentang tuyul juga tak berbeda jauh.
Makhluk berwujud anak kecil berperawakan mini berkepala plontos ini banyak dipelihara orang juga demi kekayaan.
Agar bisa menjalankan tugasnya mengumpulkan uang secara supranatural, tuyul butuh makan atau bahasa sononya disebut sesajen.
Mau tidak mau si empunya wajib memenuhi selera makanan atau minuman favorit kesukaan piaraannya.
Konon para makhluk gaib punya selera yang berbeda. Tuyul suka minum susu.
Jenglot lebih menyeramkan, konon ia suka minum darah manusia. Walah!
Kita tentu saja bebas untuk percaya atau tidak dengan keberadaraan makhluk-makhluk supranatural ini.
Sekalipun saat ini sudah zaman teknologi layar sentuh, fakta mengatakan, kepercayaan ini masih hidup di masyarakat.
Cerita tentang babi ngepet, tuyul, jenglot dan sejenisnya masih banyak beredar.
Mudah-mudahan dengan masuknya internet ke pelosok pedesaan, masyarakat bisa semakin pandai dan lebih tertarik membuka Google untuk bertanya tentang cara bertani atau beternak ikan lele daripada sekadar menonton jenglot.*
Sebagian Artikel ini sudah tayang di Intisari.Grid.ID dengan judul: Ada Jenglot Dalam Tas Pembakar Mobil Via Vallen: Ternyata Semakin 'Amburadul' Jenglot, Semakin Mahal Harganya, Bisa Capai Rp200 Juta! https://intisari.grid.id/read/032220905/ada-jenglot-dalam-tas-pembakar-mobil-via-vallen-ternyata-semakin-amburadul-jenglot-semakin-mahal-harganya-bisa-capai-rp200-juta?page=all