Bangunan mushala sendiri terbuat dari kayu.
Mulai dari lantai, atap hingga bagian atap yang dibuat dari bambu dan kayu.
Wardoyo pun tidak menduga hal ini akan terjadi terlebih sebelum kejadian dia sempat membersihkan musala dan melihat kondisi lantainya masih kokoh.
"Saya ke sana paginya, sebelum kejadian itu. Di tempat ambrol itu tidak ada kecurigaan (tanda) rusak," terang Wardoyo.
Namun memang bangunan di area Pesantren Ilmu Giri memang tidak rutin digunakan.
Bangunan di area itu hanya digunakan ketika bertepatan dengan kegiatan mahasiswa baru.
"Digunakan musiman kalau pas momen mahasiswa baru. Digunakan untuk acara-acara saja," terang Wardoyo.
"Termasuk musala. Warga setempat biasanya menggunakan untuk salat dan mujahadah namun tidak rutin."
"Hanya Selasa Pon saja," lanjut Wardoyo.
Musala Pesantren Ilmu Giri sendiri berbentuk panggung dan beralaskan bambu dengan luas 7 x 7 meter persegi.
Kini tempat pengimaman di mana korban terjatuh itu pun sepi dan sudah ditutup papan.
Kegiatan makrab yang dilakukan oleh sekitar seratus orang mahawasiswa UIN Sunan Kalijaya Yogyakarta itu pun telah dihentikan.
Sementara itu, Kapolsek Imogiri, Kompol Anton Nugroho sudah membenarkan kejadian tersebut.
"Korban terperosok. Saat rakaat ketiga saat melaksanakan sujud, tiba-tiba jatuh terperosok," terangnya.
"Murni (kecelakaan) Mas, sudah ada visum dan penyelidikan dari Infis Polres Bantul tadi malam," terangnya lebih lanjut.
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Mahasiswa UIN Meninggal Dunia Saat Jadi Imam Shalat Isya, Terperosok Ketika Sujud Rakaat Ketiga, https://aceh.tribunnews.com/2019/12/02/mahasiswa-uin-meninggal-dunia-saat-jadi-imam-shalat-isya-terperosok-ketika-sujud-rakaat-ketiga?page=all