Mega Proyek Mata Air Waelain Tak Kunjung Beres, Warga Masih Pesan Air Tangki

Penulis: Ricardus Wawo
Editor: Rosalina Woso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur saat memantau reservoar induk di Desa Aramengi, Sabtu (27/6/2020). Reservoar itu menampung air dari mata air Waelain.

Mega Proyek Mata Air Waelain Tak Kunjung Beres, Warga Masih Pesan Air Tangki

POS-KUPANG.COM|LEWOLEBA--Belum semua warga di Kecamatan Omesuri dan Buyasuri Kabupaten Lembata menikmati air bersih hasil dari mega proyek mata air Waelain.

Proyek yang menggelontorkan anggaran hampir Rp 23 miliar ini belum membawa dampak signifikan untuk kebutuhan air bersih warga di wilayah Kedang. Banyak warga di sana yang masih memesan air bersih yang didistribusikan dengan mobil tangki air.

Biaya yang dikeluarkan setiap kali pemesanan mobil tangki air tentu tidak sedikit. Apalagi, kebutuhan air untuk rumah tangga juga terus meningkat.

Ditemui Sabtu (27/6/2020), Warga Desa Hoelea, Kecamatan Omesuri, Umar Pati mengaku selama ini warga desanya memang tidak pernah menikmati air yang bersumber dari mata air Waelain. Padahal sebuah reservoar besar yang didirikan untuk menampung air dari Waelain sudah ada sejak 2016.

Masalah air bersih, kata Umar, juga turut dialami warga di desa-desa wilayah pesisir.

"Waktu uji coba pada tahun 2017 debit airnya besar sekali tapi sekarang pipa patah. Sebelumnya masalah listrik juga. Listrik sudah aman, pipa yang patah," kata Umar.

Dia merincikan warga harus merogoh kocek untuk memesan air tangki sebesar Rp150-200 ribu. Biaya pesanan memang bervariasi sesuai jarak angkut air dan kapasitas tampung mobil tangki.

Masalah distribusi air bersih Waelain memang masih berlanjut. Menurut penjaga reservoar (bak penampung) induk Desa Aramengi, Nikolaus Nara, air dari reservoar yang dia jaga sudah bisa dialirkan ke beberapa desa seperti Aramengi, Leubatang, Peusawa, Walangsawa, Mahal 1, Panama, Benihading hingga Desa Panama.

Lalu akibat adanya pipa yang patah, distribusi air pun terhambat ke wilayah desa Meluwiting, Hingalamamengi, Hoelea, Hoelea 1, Leuwayan dan sejumlah desa di pesisir wilayah Kedang.

Guna mengatasi persoalain ini, semua pegawai Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Perhubungan (PUPRP) Kabupaten Lembata dikerahkan pada Sabtu (27/6/2020) untuk kerja bakti memasang kembali jaringan pipa yang patah di wilayah Desa Meluwiting.

Pegawai lainnya juga turut memasang instalasi pipa dari mata air Waesawe di Desa Balauring. Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur, Plt Kepala Dinas PUPRP Kabupaten Lembata Petrus Bote, Kasat Pol PP Markus Lela Udak turut memantau langsung instalasi pipa di reservoar Desa Aramengi dan Hoelea.

Bupati Sunur dan rombongan pun sempat melihat pipa yang patah di punggung bukit wilayah Desa Meluwiting akibat dikeruk salah satu pengusaha kuari.

Pipa yang patah itu pun disambung lagi dengan las. Bupati Sunur memerintahkan supaya pengusaha kuari itu diberi teguran keras dan aktivitas galian C dihentikan karena tak berizin.

Kepada wartawan di Kantor Camat Omesuri usai pemantauan, Bupati Sunur mengatakan kerja bakti dilakukan dalam rangka pemasangan pipa air yang sumbernya dari mata air Waelain dan Waesawe.

Dia mengungkapkan semua pegawai lingkup Pemkab Kabupaten Lembata melakukan kerja bakti di hari Sabtu. Alasannya, semua pamong praja bekerja untuk pelayanan kepada masyarakat.

Halaman
12

Berita Terkini