Sekolah Lapangan Kelor Pertama di NTT Dibangun

Editor: Kanis Jehola
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Peletakan batu pertama pembangunan Pusat Pelatihan, Industri Pengolahan dan Agrowisata Daun Kelor oleh Kepala Desa Oinlasi, Musa Mella

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Lembaga pendidikan sekolah lapangan kelor pertama di Nusa Tenggara Timur ( NTT) akhirnya dibangun.

Dengan mengusung 3 tema yakni Education, Farm and Outbond, Pusat Pelatihan, Industri Pengolahan dan Agrowisata Daun Kelor dari Timor Moringa hadir di NTT tepatnya di Desa Oinlasi, Kecamatan Mollo Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan.

Founder Timor Moringa, Meybi Agnesya Lomanledo yang sejak lama bermimpi membangun sekolah lapangan kelor di NTT akhirnya bisa mewujudkannya dengan meletakkan batu pertama untuk pembangunan pada Jumat (29/06/2020).

Yayasan Warna Kasih Kupang Berikan Bantuan Sembako Kepada Klien

Kegiatan peletakan batu pertama itu dihadiri oleh Kepala Desa Oinlasi, Musa Mella bersama beberapa tokoh masyarakat dan tua - tua adat setempat yang turut menyaksikan proses tersebut.

Selain peletakan batu pertama oleh Kepala Desa, penanaman Kelor secara simbolik juga dilakukan oleh Kepala Desa Oinlasi dan tokoh-tokoh masyarakat serta tua adat setempat.

Bhabinkamtibmas Nirakliung Berbagi Beras Polri Kepada Warga Kurang Mampu di Desa Binaannya

Dengan didirikan sekolah lapangan tersebut Meybi berharap taraf kehidupan para petani bisa lebih meningkat.

Meybi mengatakan, pembangunan ini bertujuan untuk menyejahterakan kehidupan para petani dan selain itu bisa memecahkan masalah stunting di NTT.

"Kami sebenarnya fokus itu untuk para petani karena kami tahu mata pencaharian terbesar itu kan petani, khususnya di desa - desa" kata Meybi.

Selain itu, salah satu masalah yang juga menjadi perhatian Meybi adalah masalah stunting pada anak - anak yang sering ditemui di NTT. Ia berpikir, yang menjadi akar permasalahan adalah ekonomi keluarga sehingga dengan menaikkan taraf ekonomi keluarga, diharapkan angka stunting bisa turun.

"Kami berpikir ketika kami bisa menolong dari akar permasalahan ini khususnya petani ketika kami bisa mengangkat ekonomi mereka, secara otomatis kemampuan ekonomi mereka akan meningkat dan mereka dengan sendirinya bisa membeli, minimal asupan nutrisi untuk anak - anak mereka dan stunting pun bisa -mungkin tidak hilang- tapi minimal berkurang di NTT" jelasnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ella Uzu Rasi)

Berita Terkini