Mengenang Kepergian Sang Jurnalis NTT, Peter Apollonius Rohi

Editor: Rosalina Woso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pendeta Emmy Sahertian memimpin kebaktian dalam In Loving Memory Opa Peter Apollonius Rohi

Mengenang Kepergian Sang Jurnalis NTT, Peter Apollonius Rohi

POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Kabar berpulangnya tokoh pers Indonesia asal Nusa Tenggara Timur (NTT), Peter Apollonius Rohi pada Rabu (10/06/2020) di Rumah Sakit Katolik St. Vincentius A Paulo, Surabaya, menjadi duka tersendiri bagi masyarakat NTT.

Sebagai jurnalis, Opa Peter, begitu ia disapa, banyak memberikan sumbangsih dalam dunia jurnalistik di Indonesia, khususnya NTT.

Untuk mendoakan kepergian sang jurnalis, Forum Akademia NTT menyelenggarakan malam renungan yang dilakukan secara virtual bersama pendeta Emmy Sahertian pada pukul 19.25 WITA di gedung kantor Institute of Resources Governance and Social Changes (IRGSC), Kupang.

Tak banyak orang yang hadir dalam acara renungan tersebut. Jaraknya juga diatur sedemikian rupa sesuai dengan protokol kesehatan saat ini.

Kedua anak almarhum yang sedang berada di luar NTT yakni Engelbert Johannes Rohi (Jojo) yang sedang berada di Jakarta dan Joaquim Rohi (Inyo) yang sedang berada di Moscow juga ikut dalam renungan virtual tersebut.

Anak sulungnya, Jojo Rohi, dalam kesempatan itu mengapresiasi persekutuan yang dibangun untuk mengenang kepergian sang ayah.

"Saya sangat mengapresiasi persekutuan kita malam ini" ujarnya.

Ia menjelaskan, almarhum ayahnya dikuburkan dengan protokol Covid-19 meskipun belum diketahui hasilnya apakah negatif atau positif.

Seluruh keluarga, katanya, merelakan sang ayah dimakamkan tanpa upacara sebagai orang Kristen demi kebaikan bersama.

"Pemakamannya berlangsung secara privat dan limited dimana hanya keluarga inti saja yang diperkenankan untuk hadir" katanya.

"Kami merelakan papa dimakamkan dengan protokol Covid karena saya percaya bahwa papa memang lebih mengutamakan kepentingan orang banyak daripada kepentingan pribadi" tambahnya.

Jika Jojo tampak tegar dalam memberikan sepatah kata dalam malam renungan, lain ceritanya dengan Inyo yang sedang di Moscow. Ia menangis sesenggukan ketika berbicara tentang mendiang ayahnya.

Beberapa kali ia tak mampu menyelesaikan kalimatnya karena menahan tangis. Dengan terisak ia menceritakan sosok ayahnya yang sederhana.

"Ketika ada waktu kami biasa diajak ke toko buku. Kami nggak pernah punya liburan yang mewah seperti anak - anak lain.
Liburan kami adalah ke toko buku, punya waktu bersama sekeluarga" ceritanya dengan tangis tertahan.

Halaman
12

Berita Terkini