Masuk New Normal, Pengamat Ekonomi Sebut Akan Hadapi Tiga Permasalahan Ini

Penulis: Yeni Rachmawati
Editor: Rosalina Woso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Doktor James Adam

Masuk New Normal, Pengamat Ekonomi Sebut Akan Hadapi Tiga Permasalahan Ini

POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Dilihat dari sisi nasional covid-19 ini merongrong semua lini atau sektor ekonomi baik di nasional maupun daerah, khusus di NTT sangat terlihat. Namun 22 kabupaten/kota ini dampaknya berbeda-beda. Kalau zona merah, dampaknya sangat kelihatan. Tapi secara umum berdampaknya sangat luas.

Pengamat Ekonomi, James Adam, pada Diskusi Virtual membahas Ekonomi NTT di Masa dan pasca Covid-19 melalui aplikasi Zoom Video Conferencing, Sabtu (6/6/2020), menyampaikan untuk NTT memang aktifitas ekonomi berjalan tapi sangat lambat atau lesu.

Ada aktifitas di pasar tapi perputarannya sangat lambat karena pembeli tidak ke pasar karena ketakutan. Terjadi pengurangan produksi, merumahkan tenaga kerja, karena produktifitas menurun maka efesiensinya pengurangan.

"Secara kasat mata saja sudah berdampak. Ibu mau ke pasar takut, toko-toko juga ditutup, dampaknya memang sangat besar. Dengan penyebaran ini banyak juga muncul kreatifitas orang-orang tertentu. Dulu saat awal terjadi virus, susah mencari masker, tapi sekarang di segala sudut kota menjual masker. Kemudian muncul ide lagi yang baru, artinya bahwa dengan kehadiran virus ini memberikan dampak positif pada sektor-sektor tertentu," ujarnya.

Secara data pertumbuhan ekonomi, seharusnya saat ini ekonomi NTT berada di angka 4 persen, tapi sekarang baru dua persen.

Oleh karena itu yang menjadi permasalahannya adalah recovery. Ia mengambil contoh krisis moneter Indonesia pada tahun 89 recovery Indonesia sangat lambat.

Program stimulus dari pemerintah ini yang harus disusun agar jangan terlalu terlena dengan situasi ini.

Pengamat Ekonomi, Fritz Fanggudae, juga menyampaikan dari sisi pengeluaran yang mendukung pertumbuhan ekonomi NTT, pada triwulan I 2020 mengalami penurunan yang sangat tajam.

Begitu juga investasi pemerintah dan swasta yang mengalami penurunan. Ekspor dam import, netto impornya lebih banyak. Begitu juga dengan NTP yang mengalami penurunan yang sangat tajam.

Indeks harga yang harus dibayar oleh petani lebih tinggi dibanding harus diterima petani. Jadi dalam posisi minus.

Fritz menyebutkan penyebaran virus ini memberikan dampak pada pengangguran terbuka terdata 2,8 persen atau 160 ribu tenaga kerja yang menganggur dan penggangguran terselubung yang bekerja tapi tidak memperoleh upah sekira 650 ribu atau 12 persen. Totalnya 800 ribuan angkatan kerja menganggur yang terpaksa tidak bekerja.

Dampak berikutnya l, pekerja tetap, harian, basis bulanan, pelaku ekonomi berhadapan dengan opportunity cost besar karena ada potongan yang besar.

"Itu dampak nyata yang terjadi kalau mengikuti skenario. Dikatakan bahwa perekonomian akan mengalami kontraksi, BI memprediksi pertumbuhan ekonomi dari 5 persen turun ke 2 persen. Ini penurunan sangat tajam, perkiraan saya dibawah itu kalah tidak bisa melakukan recovering dengan baik. Bagaimana merespon ekonomi yang mengalami kontraksi ini," tuturnya.

Ia mengatakan pemerintah meminta tanggal 15 ini harus memulai new normal. Gambaran new normal di bidang ekonomi yang dihadapi nanti sebenarnya biasa saja karena pelaku ekonomi akan masuk masa new normal dengan cara yang sudah lazim digunakan.

Halaman
12

Berita Terkini