Orang Asia Timur Diludahi,Didorong Hingga Jatuh di Amerika,Kekerasan Meningkat Selama PendemiCorona

Editor: Alfred Dama
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Meski abaikan protokol kesehatan, tapi Jepang berhasil 'kalahkan' Covid-19

Pihak berwenang di New York City dan Los Angeles mengungkapkan berbagai insiden terkait kebencian terhadap orang-orang keturunan Asia mengalami peningkatan.

Sementara itu sebuah pusat pelaporan yang dikelola oleh kelompok-kelompok advokasi dan Universitas Negeri San Francisco mengatakan pihaknya menerima lebih dari 1.700 laporan diskriminasi terkait Virus Corona dari setidaknya 45 negara bagian AS sejak diluncurkan pada bulan Maret.

Petugas kepolisian yang berada di 13 negara bagian, diantaranya Texas, Washington, New Jersey, Minnesota dan New Mexico, juga bereaksi terhadap berbagai insiden kebencian yang dilaporkan.

Para pengamat mengatakan kalangan yang berada di puncak pimpinan telah memperburuk keadaan - baik Presiden Donald Trump maupun Joe Biden - dituduh memicu sentimen anti-Asia ke berbagai lapisan masyarakat dengan bahasa yang mereka gunakan ketika berbicara tentang peran China dalam wabah tersebut.

Dan bagi banyak orang-orang Amerika keturunan Asia, selain merasa diserang, mereka juga merasa seolah-olah jati diri mereka sebagai orang Amerika tengah diserang.

• Soal Diskusi Pemecatan Presiden, Refly Harun Ungkit Turunnya Soekarno dan Gus Dur: Murni Politik

Seberapa seriuskah prasangka anti-Asia di AS?

Banyak warga keturunan Asia Amerika dan orang-orang Asia di Amerika mengutarakan perubahan drastis yang mereka alami setelah wabah melanda.

Kimberly Ha misalnya, perempuan berusia 38 tahun, mengatakan dia merasakan perbedaan itu pada bulan Februari, setelah ada orang asing yang mulai meneriakinya saat dia berjalan dengan anjingnya di New York.

"Dia berteriak: 'Saya tidak takut pada orang-orang China yang radioaktif' dan mulai menunjuk ke arah saya, lalu dia berteriak lagi 'kalian tidak boleh berada di sini, keluar dari negara ini, saya tidak takut dengan virus ini yang kalian bawa," perempuan keturunan China Kanada yang sudah tinggal di New York selama lebih dari 15 tahun itu menuturkan.

Pada minggu-minggu berikutnya, dia juga memperhatikan ada "satu dari 10" orang yang dia temui di depan umum tampak marah saat menatapnya. "Saya belum pernah merasakan tingkat permusuhan seperti itu sebelumnya," katanya.

Sementara Madison Pfrimmer, 23, yang tinggal di California, sudah mendengar tentang berbagai serangan anti-Asia.

Bulan April lalu, dia membantu pasangan lansia China di sebuah supermarket di Los Angeles. Madison menerjemahkan ketika mereka berhadapan dengan seorang perempuan yang marah-marah sembari melontarkan sumpah serapah dan melemparkan botol air mineral ke mereka dan menyemprotkan disinfektan.

"Dia berteriak, 'beraninya kalian datang ke toko tempat keluarga saya berbelanja, beraninya kalian datang dan merusak negara saya. Kalian adalah alasan mengapa keluarga saya tidak dapat menghasilkan uang,'" kenang Madison yang memiliki keturunan China.

Madison mengatakan dia mencoba berdamai dengan perempuan yang memarahinya karena membantu menerjemahkan untuk pasangan lansia itu dan melemparkan botol minuman ke arahnya, hingga membasahi kakinya.

Halaman
1234

Berita Terkini