Virus Corona
Mengapa Virus Corona Lebih Banyak Serang Pria? Profesor Italia Beberkan Penyebab & Cara Mengatasinya
Ternyata sebagian besar pasien corona adalah pria. Mengapa? Profesor Italia ungkap penyebab sekaligs cara mengatasinya
Mengapa Virus Corona Lebih Banyak Serang Pria? Profesor Italia Beberkan Penyebab & Cara Mengatasinya
POS-KUPANG.COM, TOKYO - Sadar atau tidak, ternyata pasien virus corona lebih banyak menyerang kaum pria. Mengapa pria rentan terhadap corona?
Andrea Alimonti, seorang profesor di Università della Svizzera Italiana di Swiss, beberkan penyebabnya kepada TBS TV Jepang.
Ia mengatakan, memutus hubungan antara hormon lelaki dengan enzym akan mengurangi risiko terinfeksi virus corona.
"Kebanyakan korban Covid-19 adalah lelaki ketimbang wanita. Dari 48 negara terinfeksi Covid-19, 46 negara semuanya lelaki lebih banyak korbannya terinfeksi Covid-19," kata Andrea Alimonti, Selasa (12/5/2020).
• Blak-blakan Rocky Gerung Ungkap Jokowi Putus Asa, Singgung Berdamai dengan Virus Corona Fatal
Di Jepang kemarin Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga mengungkapkan 70 persen yang terinfeksi Corona adalah pria lebih banyak ketimbang wanita.
Hasil survei JNN kemarin juga mengungkapkan 64 persen pasien corona adalah lelaki. Di Amerika 57 persen pria dan di Spanyol 58 persen pria.
"Hormon pria menjadi salah satu pemicu risiko terinfeksi Corona lebih tinggi ketimbang wanita. Dari hormon atau produksi testosteron tersebut ada aktivasi, ada kegiatan yang menggerakkan enzym dan enzym tersebut yang berinteraksi langsung dengan virus corona," kata dia.
"Oleh karena itu kita harus turunkan aktivasi tersebut agar interaksi enzym dengan virus pun menurun sehingga risiko juga menurun," jelasnya.
Perlambatan aktivasi tersebut dengan terapi yang disebut androgen deprivation therapies (ADT).
• Virus Corona Tembus Gedung Putih, Staf Militer Donald Trum dan Sekretaris Wapres Posotif Covid-19
Hal tersebut juga diterapkan kepada para pasien kanker di Jepang yang memblokir testosteron dengan hasil, dari 1.000 pasien terinfeksi corona, terdapat satu pasien memiliki kanker dan tingkat kematian nol.
Tetapi tanpa terapi tersebut, dari 1.000 pasien, 3 pasien memiliki kanker dan 18 orang meninggal dunia.
Profesor Alimonti juga mengatakan mereka harus terus memblokir testosteron mereka selama risiko tertular virus corona tetap tinggi.
Alimonti mencatat kadar testosteron akan kembali normal setelah pasien berhenti melakukan terapi tersebut.
• Waspada, NTT Tambah Tiga Pasien Positif Corona, Total Sudah 16 Orang, Ini Daerah Sebarannya
Diskusi mengenai Jepang dalam WAG Pecinta Jepang terbuka bagi siapa pun. Kirimkan email dengan nama jelas dan alamat serta nomor whatsapp ke: info@jepang.com.(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Diwawancarai TV Jepang, Profesor Italia: Rendahkan Hormon Pria Turunkan Risiko Corona, https://www.tribunnews.com/internasional/2020/05/12/diwawancarai-tv-jepang-profesor-italia-rendahkan-hormon-pria-turunkan-risiko-corona.
Editor: Dewi Agustina
