Renungan Harian Katolik
Qui Desursum Venit, Super Omnes Est : Siapa yang datang dari atas adalah diatas semuanya
RD. Maxi Un Bria
Kamis 23 April 2020
Setiap orangtua dalam keluarga dan para guru di sekolah selalu membanggakan sikap taat anak-anak dalam mengikuti bimbingan. Ketaatan dengan disposisi bathin yang bebas, gembira dan sadar menghadirkan buah-buah kebaikan. Ketaatan adalah pilihan sikap hidup dalam menjalankan sebuah amanah ataupun aturan. Ketaatan membentuk sikap disiplin dalam hidup.
Yesus taat kepada Bapa-Nya sampai akhir hayat karena itu kepada-Nya dianugerahi kemuliaan. Dalam hidup keluarga, komunitas, gereja , masyarakat dan negara dibutuhkan sikap taat sebagai konsekuensi penegasan kehadiran diri dalam hidup bersama demi meraih cita-cta hidup bersama. Dimana ada ketaatan disana ada keselarasan dan damai. Sebaliknya tanpa ketaatan dalam melaksanakan nilai, aturan ataupun hukum selalu akan menghadirkan ketidakteraturan, kekacauan dan kesulitan yang besar. Ketaatan selalu berujung pada capaian kebaikan bersama. Ketaatan dapat dihayati sebagai ekspresi kerelaan, kerelaan dan kehendak bebas.
Allah mengasihi dunia dan mengasihi Putera-Nya. Bukti bahwa Allah mengasihi dunia adalah Ia mengutus Putera-Nya ke tengah dunia. Bukan untuk mengadili melainkan untuk menyelamatkannya. Allah mengasihi dunia melalui Putera-Nya yang amat dikasihi. Bukti bahwa Allah mengasihi Putera-Nya adalah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya. “ Pater Diligit Filium ; et Omnia dedit in manu eius “ ; “ Bapa mengasihi Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya “ ( Yoh 3 : 35 ).
Yesus menghadirkan kasih Allah yang nyata dan melaksanakan amanah Bapa untuk menyelamatkan dunia. Meskipun dunia menolak kehadiran-Nya Ia tetap tabah menjalani jalan salib sampai akhir. Seruan “telah selesai” yang diungkapkan Yesus di atas salib merupakan bukti penyerahan diri yang total tanpa syarat untuk memenuhi kehendak Bapa yakni menyelamatkan dan menebus dunia. Sikap ketaatan Yesus dalam memanggul salib kiranya dapat juga menjadi sikap iman orang beriman dalam memanggul salib hidup masing-masing.
Yesus datang dari surga dan berada di atas segalanya.( Yoh 3 :31 ) Hidup dan Ajaran-Nya menentukan nasib hidup 1,2 miliar penduduk bumi. Warta Kabar Gembira dan keselamatan yang diajarkan Yesus dan para murid merambah zaman sampai ke ujung bumi. Setelah 2000 tahun Ajaran Yesus dirawat dan diteruskan para Rasul dalam Gereja sebagai umat Allah. Ajaran Yesus tetap relevan sepanjang masa. Hukum cinta kasih yang menyatukan manusia dan menghadirkan damai serta sukacita, menjadi kekuatan yang meneguhkan ziarah kaum kristiani.
Yesus mengundang para rasul dan para pendengar untuk belajar percaya dan mendengarkan Firman-Nya yang menuntun kepada keselamatan. Perutusan para Rasul ke tengah dunia untuk mewartakan Injil dimulai dengan seruan tentang pertobatan dan percaya kepada Injil.Kepercayaan kepada Yesus dan Sabda-Nya dalam hidup setiap hari membawa pesan pertobatan dan perubahan serta keberanian mencintai yang terang dan menghalau kegelapan.
Dalam hidup keluarga, komunitas, Gereja dan masyarakat setiap umat Katolik dtutus untuk memberi kesaksian di waktu yang nyata dalam perkataan dan perbuatan yang membawa kesejukan, damai sejahtera dan harmoni hidup bersama. Setiap kesaksian hidup kaum beriman mampu membawa perubahan karena mendasarkan diri pada Yesus dan ajaran-Nya.
Allah telah menyerahkan segala sesuatu kepada Putera-Nya karena begitu mengasihi-Nya. Kasih Allah dimaknai Yesus dengan ketaatan dan totalitas penyerahan diri . Buah dari ketaatan adalah anugerah pencurahan Roh Kudus. “ Roh Kudus dikaruniakan Allah kepada semua orang yang menaati Dia “ ( Kis 5 :22 )
Semoga kita juga dapat mengikuti teladan Yesus dalam mengimplemetasikan kasih dan ketaatan dalam hidup berkeluarga, berkomunitas, gereja dan hidup berbangsa. Kasih dan ketaatan menjadi kekuatan yang dapat merawat kepercayaan satu dengan yang lain. Tantangan kita hari ini adalah bagaimana kita belajar menjadi taat dengan kasih yang besar dalam menjalankan amanat Tuhan, ajaran Gereja dan nilai-nilai iman dalam praktek hidup setiap hari.
Doa : Allah yang Maha Pengasih rahmatilah hidup kami agar menjadi daya tarik yang mendekatkan sesama kepada Putera-Mu Yesus Kristus. Amin.