General Manager Sahid T-More Kupang : Momen Puasa Terasa Berbeda Tanpa Sholat Tarawih dan Bukber

Penulis: F Mariana Nuka
Editor: Rosalina Woso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Puasa Ramadhan

General Manager Sahid T-More Kupang  : Momen Puasa Terasa Berbeda Tanpa Sholat Tarawih dan Bukber

POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Sebentar lagi umat muslim di dunia akan merayakan bulan Ramadhan yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya karena pandemi Covid-19.

Hal tersebut dirasakan berbeda oleh General Manager Sahid T-More Kupang RM Tri Arachis H. Ia merasa sedih karena tidak bisa mudik merayakan lebaran bersama keluarga di Yogyakarta.

Padahal, ia sudah memesan tiket sejak akhir Februari 2020.

"Sedih, pasrah, jalankan ibadah dengan prihatin. Seumur hidup ya baru tahun ini tak ada sholat tarawih, bukber, tadarus. Beban pikiran, rindu keluarga di sana. Tapi ya bagaimana lagi, tetap harus dijalani. Saya masih bersyukur bisa tetap bekerja," ungkap Tri kepada POS-KUPANG.COM, Minggu (19/4/2020) malam.

Hotel Sahid T-More Kupang pun tak melakukan banyak persiapan menjelang ramadhan ini.

Menurut Tri, mereka harus tetap menjalankan imbauan dan protokol kesehatan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah. Karena tidak ada buka bersama (bukber), maka restoran pun tidak menyediakan menu khusus ramadhan.

Semua menu disesuaikan seperti hari biasa. "Sarapan saja saya ubah antar ke kamar, namanya breakfast on bed. Jadi, sarapannya kami antar ke kamar dan jamnya disesuaikan dengan pilihan tamu," jelas pria asal Yogyakarta ini.

Sementara itu, Masita Bareut, seorang Karyawan Swasta di Universitas Muhammadiyah Kupang merasa bulan puasa tahun 2020 ini sangat berbeda.

Namun, ia memetik makna dari momen ini. Ia menganggap masa puasa di tengah pandemi Covid-19 menjadi momen untuk serius beribadah.

Walaupun berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, tapi ia juga melakukan beberapa persiapan menjelang puasa, salah satunya yaitu persiapan finansial.

Persiapan finansial yang pertama ialah membuat anggaran.

Menurut Masita, karena ramadhan saat ini berbeda dengan tahun sebelumnya, maka ia harus waspada dengan pengeluaran yang tidak penting.

Selanjutnya, persiapan kedua ialah memasak sendiri, sehingga menghemat pengeluaran. Ketiga, stok makanan seperlunya saja. Ia merasa tidak perlu terlalu banyak menyiapkan bahan makanan karena orang lain juga membutuhkan.

Ia menilai, momen puasa ini harus difokuskan pada sesama yang membutuhkan, sehingga anggaran untuk buka puasa lebih baik digunakan untuk membantu orang yang terdampak Covid-19, semisal donasi Alat Pelindung Diri (APD) untuk mendukung tenaga medis.

Halaman
12

Berita Terkini