"Saya mau dilahirkan kembali sebagai wartawan," kata Karni Ilyas.
"Lah sama donk pak?," tanya Bedu lagi.
"Kenapa pak?," tanya Cak Lontong.
Kemudian Karni Ilyas pun menjelaskan alasannya.
"Profesi wartawan itu adalah profesi yang tidak akan pernah membosankan, karena dia akan ketemu tiap hari tiap menit problem baru, dan dia harus belajar lagi, dan hanya wartawan saya kira profesinya yang begitu," jelasnya.
"Intinya beliau sebenarnya pengen muda kembali, yang lain tidak ada yang dirubah," kata Cak Lontong.
Kemudian Cak Lontong pun meminta Karni Ilyas memberikan satu kata untuk beberapa tokoh yang disampaikan olehnya.
"Tanpa berpikir panjang, langsung," kata Cak Lontong.
Beberapa nama yang disebutkan oleh Cak Lontong itu ada di studio, namun beberapa tidak ada, di antaranya Nikita Mirzani.
"Satu kata untuk Ali Mochtar Ngabalin?," tanya Cak Lontong.
"Jubir," kata Karni Ilyas.
"Berikutnya, satu kata untuk Fadli Zon," kata Cak Lontong lagi.
"Kontroversial," jawab Karni Ilyas tanpa berpikir panjang.
Fadli Zon yang ada di studio pun tampak tertawa mendengar kata tersebut.
"Berikutnya satu kata untuk Rocky Gerung?," tanya Cak Lontong.
"Dungu," jawab Karni Ilyas cepat.
Kemudian para penonton pun tampak tertawa mendengar itu.
"Satu kata untuk Sudjiwo Tedjo?," kata Cak Lontong lagi.
"Wong edan," kata Karni Ilyas.
"Wong edan, itu dua kata, mungkin edannya yang pas, karena dia bukan wong," kata Cak Lontong.
Mendengar itu, Karni Ilyas pun tampak tertawa terbahak.
"Berikutnya, Mahfud MD?," tanya Cak Lontong.
"Wibawa," kata Karni Ilyas.
"Next, Anies Baswedan," ujar Cak Lontong.
"Sabar," kata Karni Ilyas.
"Berikutnya, Joko Widodo," ucap Cak Lontong.
Mendengar nama itu, Karni Ilyas tampaknya agak berpikir sejenak.
"Relaks," jawabnya sambil tersenyum.
Kemudian sampailah pada pertanyaan paling heboh.
"Ini mungkin di luar perkiraan siapapun, Nikita Mirzani," kata Cak Lontong.
Mendengar itu, Karni Ilyas pun tampak bengong dan berpikir cukup lama.
"Ada gila-gila nya ya," kata Karni Ilyas.
Kemudian Cak Lontong pun menyamakan dengan Sudjiwo Tedjo.
"Itu Sudjiwo Mirzani itu, sama," ujar Cak Lontong.