"Kalau di kantor-kantor masih, memang sebagian sudah menyampaikan, seperti dinas perizinan tapi kami belum keluarkan perintah resmi untuk perizinan dan Dispenduk yang ada kerumunan," tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 11 warga di Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan 1 warga lainnya masuk kategori Pasien Dalam Pengawasan (PDP), Sabtu (21/3/2020).
Belasan warga yang berstatus ODP saat ini menjalani karantina di rumah masing-masing, sedangkan 1 warga berstatus PDP dirawat di ruang isolasi RSUD Komodo Labuan Bajo.
Demikian disampaikan Plh Sekda Mabar, Ismail Surdi saat dihubungi per telepon pada Sabtu malam.
"Kami terus pantau," katanya.
Data tersebut merupakan data terbaru, setelah sebelumnya pada 18 Maret 2020 lalu, terdapat sebanyak 7 warga yang berstatus ODP.
Diakuinya, belasan warga yang berstatus ODP dan dikarantina di rumah terus dipantau perkembangannya.
"Masing-masing dan dengan indikator yang berbeda-beda, ada yang gejala belum ada, tapi datang dari daerah yang terinfeksi dan ada yang batuk, karena saat ini musim batuk, apalagi dia ada riwayat kontak dengan orang yang dicurigai. Tapi, semuanya dalam pemantauan, dan yang dikarantina itu rutin dikunjungi oleh petugas kesehatan," jelasnya.
Pihaknya pun terus memantau warga yang masuk ke Kabupaten Mabar, terutama warga yang baru pulang dari daerah-daerah terinfeksi.
RSUD Komodo Labuan Bajo yang telah ditunjuk sebagai rumah sakit rujukan dalam penanganan Covid-19, lanjut Ismail, saat ini memiliki 1 ruang isolasi.
"Memang kami sudah siapkan 1 ruang isolasi yang memiliki 5 kamar, dan fasilitasnya kami sudah siapkan. Sedangkan untuk pemantauan deteksi dini, di KKP kami pantau betul kapal yang akan masuk karena sampai saat ini belum ada larangan distribusi kapal masuk," ungkapnya.
Selain itu, Ismail juga mengungkapkan, walaupun Gubernur NTT telah mengambil keputusan untuk menutup semua destinasi wisata di NTT dan tidak boleh memperbolehkan kegiatan pentas wisata, akan tetapi belum ada pelarangan untuk orang masuk dan keluar di daerah.
"Orang masuk dan keluar belum ada keputusannya, sedangkan alat Thermo Gun (pengukur suhu tubuh) yang kami miliki hanya 6 alat, 3 alat digunakan di KKP, 1 di Puskesmas dan 2 di rumah sakit," jelasnya.
Selain itu, pihaknya pun tengah mempersiapkan ruang karantina khusus bagi warga yang diduga suspect Covid-19
"Ruang karantina khusus kami belum ada, mudah-mudahan hari Senin diputuskan. Ruang yang kami pantau adalah BLK dan ruang di samping GOR. Dua ini yang cocok kami jadikan ruang karantina, cuman nantinya kalau disetujui, maka kami akan siapkan fasilitasnya," jelasnya.
Sementara itu, kepada masyarakat, Ismail Surdi mengimbau masyarakat agar tidak jangan mempercayai informasi hoax terkait virus Corona (Covid-19).
"Pastikan jangan percaya hoax dan menyebarkan sesuatu yang belum pasti, pastikan informasi jelas dari media yang terpercaya, jangan sampai saling menginformasikan sehingga menimbulkan keresahan," ungkapnya.
Kepada media, kata Ismail, diharapkan selalu menyampaikan pesan untuk mengunggah masyarakat untuk waspada, tidak percaya hoax dan mendukung pemerintah agar membatasi penyebaran virus Corona (Covid-19).
Sementara itu, pihaknya juga mengimbau masyarakat untuk menjauhi kerumunan masa, menggunakan masker dan memberlakukan pola hidup sehat dengan mencuci tangan, jaga kebersihan dan makan makanan bergizi.
Selain itu, Ismail berharap masyarakat dapat mengikuti instruksi yang dikeluarkan dari pemerintah demi mengantisipasi penyebaran virus Corona
"Kalau tidak ada dukungan dari masyarakat maka akan sulit," tegasnya. (*)
* UPDATE CORONA NTT - 2 Warga Sumba Timur Masuk ODP, Kepala Dinas Kesehatan: Jangan Panik!
Laporan Reporter POS-KUPANG. COM/ROBERT ROPO
UPDATE CORONA NTT - 2 Warga Sumba Timur Masuk ODP, Kepala Dinas Kesehatan: Jangan Panik!
Sampai dengan saat ini jumlah orang dalam pemantauan (ODP) 2 di Kabupaten Sumba Timur.
Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Kabupaten Sumba Timur, dr Chrisnawan Try Haryantana menyampaikan itu kepada POS-KUPANG.COM, Sabtu (21/3/2020) malam.
dr Chrisnawan mengatakan kedua orang dalam ODP Covid-19 itu merupakan warga Sumba Timur dan kondisi kesehatan kedua orang itu pun baik.
Namun karena keduanya baru datang dari daerah terpapar virus corana sehingga demi mencegah dan mengantisipasi Covid-19 ini, maka perlu dipantau dan mengisolasikan diri di rumah selama 14 hari.
"Mereka adalah orang yang datang/ pulang dari daerah yang terpapar pada tanggal 17 Maret 2020 sejak kedatangan mereka di Sumba, satu dari Semarang dan satu dari Jakarta, keduanya datang melalui Bali. Kondisi keadaan kesehatan mereka baik, tapi mereka harus isolasikan diri di rumah dulu,"jelas dr Chrisnawan.
dr Chrisnawan juga meminta agar masyarakat di Sumba Timur jangan panik. Tetap menjaga kesehatan dengan mengkomsumsi makanam yang bergizi seimbang, istirahat yang cukup dan patuhi himbauan pemerintah.
"Jangan panik. Jaga kondisi tetap sehat dengan makan makanan gizi seimbang, istirahat cukup dan patuhi himbaun pemerintah. Budayakan PHBS, jaga jarak dengan menghindari kerumunan/keramaian dan lain sebagainya untuk memutus mata rantai penularan virus corona ini,"pinta dr Chrisnawan. (*)