Kejadian-kejadian itu tak hanya dialami di rumah.
Asa yang kala itu tengah belajar berenang pun menjadi sasaran saat si bapak tiri mencoba mengajarinya.
"Terus kalau lagi berenang, nih. Berenang kan nempel-nempel, nih, aku kan dulu nggak bisa berenang. Terus kok 'bawah' aku dipegang juga, gitu. Terus aku 'enggak ini udah lain banget'," ujarnya.
Lebih jauh, rupanya si bapak tiri akan marah-marah jika tidak mendapat apa yang diinginkan.
Beberapa tindakan kasar pun diterima Asa saat ia berusaha melindungi diri.
Bahkan, ia sampai diberi sengatan listrik dari alat kejut sang bapak tiri.
"Kasarnya seperti?" tanya Gritte.
"Kayak waktu itu beli setrum kejut. Bilangnya buat, buat kayak ada begal di mobil atau apa buat jaga-jaga aja, gitu kan. Dicobanya di aku, disetrum."
"Terus pernah karena dia nggak bisa masuk kamar aku kan, aku kunci pintunya. Terus dia pecahin kaca kamar aku pakai barbel yang 100 kilo," tutur Asa.
Dia mengaku kala itu sang mama tengah berada di kamar dan hanya mengira perbuatan tersebut adalah sebuah ketegasan untuk mendidik anak-anaknya.
"Oh, ini orangnya memang tegas mendidik anak-anaknya, gitu. Mamaku tuh, tipe orang yang selalu positive thinking, dia nggak pernah negative thinking," ceritanya.
Liburan yang seharusnya menyenangkan pun jadi terasa tak nyaman saat bersama si bapak tiri.
Modus untuk lebih merasakan kekeluargaan dijadikan alasan agar bisa selalu tidur di satu ranjang yang sama.
"Dia suka tiap Sabtu-Minggu liburan. Kita nginep ke hotel, ke luar kota atau gimana gitu, family time. Dia selalu mesen kamar yang family room. Terus kadang dia kalau tengah malem, kalau aku di selimut, nih, dia kadang buka selimut, terus pegang-pegang."
"Terus dia beli apartemen, karena apartemen kan cuma satu kamar, gitu kan, jadi pengennya gitu tidur rame-rame, itu biar bisa modusin aku doang," akunya.