"Secara keseluruhan kasus yang di rumah sakit kita rawat tanpa menggunakan alat bantu apapun. Tidak menggunakan selang oksigen, tidak menggunakan infus," ujar Yuri.
"Semuanya masih mampu melakukan rawatan mandiri. Artinya bisa makan sendiri, bisa ke kamar mandi sendiri dan melakukan aktivitas yang lain," ujar Yuri lagi.
Ia pun mengatakan kondisi pasien 1, 2, 3, dan 4 terus membaik hingga saat ini. Mereka sudah tidak demam.
"Sekarang sudah tidak demam. Batuk masih. Pileknya juga banyak berkurang. Sudah tidak kelihatan letih lesu lemah. Itu sudah tidak. Mudah-mudahan dengan perawatan yang bagus, tidak lama lagi juga akan menjadi sembuh. Dan kemudian bisa kita pulangkan juga," lanjut dia.
Sementara itu untuk pasien suspect corona hingga Minggu ada 23 suspect Covid-19 di Indonesia. "Ada 23 masih suspect. Ini jadi penting yang suspect karena pemeriksaan yang kita jadikan acuan adalah ternyata dengan masih ada tanda-tanda virus orang itu masih sakit batuk demam meski tidak tinggi," ujar Yuri.
Ia mengatakan para suspect akan diperika hingga delapan kali. Ketika pemeriksaan delapan kali berturut-turut dinyatakan negatif maka mereka dinyatakan sehat. Karenanya, hingga delapan kali pemeriksaan mereka harus terus berada di rumah sakit untuk diperiksa.
"Mudah-mudahan di delapan negatif. Tapi banyak rumah sakit di luar pemeriksaan keenam kedelapan jadi positif. Oleh karena itu kita tidak boleh menganggap negatif dan boleh pulang karena gejala klinis masih ada. Oleh karena itu 23 masih ditahan di rumah sakit untuk observasi lebih lanjut," kata Yuri.
Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Judha Nugraha mengatakan hingga saat ini total sebanyak 12 WNI di luar negeri yang positif virus Corona. Hal itu setelah seorang WNI perempuan berusia 62 tahun di Singapura dinyatakan positif mengidap virus corona.
"Hingga hari ini total ada 12 WNI yang positif Covid-19. Tujuh diantaranya sudah sembuh," kata Judha.
Judha mengatakan, seorang WNI perempuan berusia 62 tahun tersebut pemegang visa social visit pass. Menurutnya, biasanya pemegang visa social visit pass memiliki keluarga yang menetap di Singapura.
"Yang bersangkutan pemegang social visit pass. Biasanya pemegang visa kunjungan sosial ini memiliki keluarga yang menetap di Singapura," kata Judha.
Terpisah, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin mengatakan dalam waktu dekat Presiden Joko Widodo atau Jokowi bersama para menteri akan menggelar rapat terbatas (ratas) untuk membahas rencana pembangunan rumah sakit khusus penanganan virus corona SARS-CoV-2.
Menurut rencana terakhir, rumah sakit itu akan dibangun di Pulau Galang, Batam, Kepulauan Riau.
"Terkait dengan pembangunan rumah sakit khusus untuk pasien yang terpapar virus corona) Pulau Galang ini memang pekan lalu sudah dibicarakan. Saya dengar Rabu (11/3) besok, 3 hari lagi akan dirataskan untuk dilaksanakan," kata Ngabalin.
Ia juga mewanti-wanti politisi agar tidak mencari panggung dari wabah virus corona (Covid-19) yang tengah melanda Indonesia. Ngabalin menegaskan pemerintahan di bawah Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah bekerja secara maksimal mengatasi wabah virus itu.
"Kita amit-amit. Tetapi pemerintah sudah bekerja, baik dari Departemen Kesehatan dan Luar Negeri," kata Ngabalin.