"Perlu waktu, sekarang tidak mungkin dikerjakan minggu ini," katanya.
Ia mencontohkan bagaimana Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI perlu waktu untuk beradaptasi menghadapi lebatnya curah hujan.
Anies menunjukkan data perkembangan penanggulangan banjir sejak awal tahun, hingga Februari.
Mulai dari alat-alat dan pompa-pompa, telah dibenahi dan diperbaiki oleh Pemprov agar semakin optimal.
"Jumlah RW yang tergenang dalam 24 jam bisa drop (jatuh) sangat signifikan, karena kita punya kesiapan untuk mengeringkan dengan skala besar," tandasnya.
Lihat videonya di bawah ini mulai menit awal:
Keluhan Warga DKI soal Banjir Jakarta
Tim advokasi banjir Jakarta 2020 Azas Tigor Nainggolan membahas keluhan-keluhan warga DKI tentang banjir di Ibu Kota.
Berdasarkan keluhan yang diterimanya, Azas melihat adanya ketidak jelasan tindakan Pemerintah Provinsi DKI dalam menanggulangi banjir.
Dikutip dari video kanal Youtube kompastv, Minggu (23/2/2020), pertama Azas mengutip sebuah keluhan yang diterimanya saat warga meminta pemerintah untuk melakukan penyedotan genangan banjir.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan justru ingin agar penyedotan ditunda karena diprediksi akan ada hujan susulan.
"Yang di Kelapa Gading saya dapat kabar, dia minta supaya ini (banjir) segera disedot," cerita Azas.
"Gubernur bilang, tunggu aja dulu deh, besok katanya, mau hujan lagi soalnya," lanjutnya.
Laporan kedua adalah soal pintu air, lagi-lagi terjadi hal yang sama, antara warga dan pemerintah memiliki pendapat yang berbeda.
Menurut Azas permasalahan terjadi karena langkah penanggulangan banjir yang tidak jelas.
"Atau warga juga bilang, tolong buka lah pak, pintu air Sunter, nanti saja dulu katanya," katanya.