Ia digeledah saat hendak masuk di Apartemen di Jalan Kedung Baruk Surabaya.
Kepada polisi, sabu seberat 212, 81 gram itu disembunyikan tersangka di lubang dubur dan lubang kemaluannya saat menuju pemeriksaan bandara.
"Saya masukkan ke dalam kemaluan dan dubur," kata Lin.
Menurut Lin, cara itu direkomendasikan oleh sosok yang memberi dia pekerjaan menyelundupkan narkoba.
"Ya disuruh masukkan ke situ biar aman, kata atasan saya," akunya dihadapan polisi.
Untuk menghindari rasa sakit berlebih, tersangka menggunakan gel yang dijual di apotek.
Fungsinya, untuk mengurangi rasa sakit ketika bungkusan sabu yang dibuntal itu dimasukkan ke dalam lubang dubur dan kemaluan.
Paket sabu itu dibuntal dengan lakban berwarna hijau itu terdiri dari tiga poket masing masing berisi 57,9 gram, 59,91 gram dan 95,00 gram.
Lin mengatakan, sehari-hari ia bekerja sebagai terapis pijat di Batam.
Janda satu anak itu nekat masuk ke jaringan narkoba karena kebutuhan hidup.
Wakasat Resnarkoba Polrestabes Surabaya, Kompol Heru Dwi Purnomo mengatakan jika tersangka sudah dua kali ini mengirim paket sabu dengan imbalan sebesar 15 juta rupiah.
"Di sini dikirim terus ditinggal pergi. Sampai ada konfirmasi barang diterima. Nanti upahnya per kirim itu dapat Rp 15 juta," kata Heru kepada Tribunjatim.com, Senin (10/2/2020).
Wakasat Resnarkoba Polrestabes Surabaya, Kompol Heru Dwi Purnomo menuturkan, awal mula terbongkarnya kasus penyelundupan narkoba itu setelah polisi melakukan pengembangan terhadap jaringan narkotika yang sebelumnya pernah diungkap.
"Berdasarkan hasil pengembangan, akan ada penyelundupan sabu dari Johor Malaysia dengan tujuan Surabaya sebagai penerimanya," beber Heru kepada Tribunjatim.com, Senin (10/2/2020).
Setelah melakukan penyelidikan, polisi mencurigai seorang perempuan di terminal kedatangan bandara Juanda.