Soal kasus pembunuhan Charly Sowo, Polda NTT datangkan saksi dari Papua, peluang tambah tersangka
POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Penanganan kasus kematian mahasiswa Filsafat Univeristas Katolik Widya Mandira ( Unwira) Kupang, Carolino A Sowo (25) alias Charly Sowo pada Juli 2019 kembali berlanjut. Setelah sempat seret akibat pelaksanaan praperadilan yang dilakukan pihak tersangka, kini penyidik Polda NTT kembali melanjutkan proses penyidikan.
Kepada POS-KUPANG.COM di Mapolda NTT, wakil direktur Reserse dan Kriminal Umum (wadir reskrimum) Polda NTT AKBP Anthon Christian Nugroho mengatakan, pihak penyidik Polda NTT dalam sepekan terakhir telah mendatangkan saksi dari Papua untuk memberi keterangan.
• Bupati Niga Canangkan Sensus Penduduk Online Tahun 2020
Saksi tersebut, kata Anthon, mengetahui perihal peristiwa yang menyebabkan hilangnya nyawa mantan frater kongregasi OCD itu.
"Selasa kemarin kita sudah datangkan saksi yang berinisial Y dari Merauke untuk dimintai keterangan terkait peristiwa ini (kematian alm Charly Sowo)," ujar AKBP Anthon CN.
Lanjut Anthon, dari perkembangan penyidikan yang dilakukan pihaknya hingga saat ini, ada kemungkinan dan potensi penambahan tersangka dalam kasus dugaan pembunuhan tersebut.
"Kemungkinan akan ada penambahan tersangka, akan masuk ke pasal 340 tentang pembunuhan berencana," tambah mantan Kapolres Kupang Kota itu.
• Golkar Usul 4 Nama Calon Wakil Bupati Ende
Percepatan proses penyidikan tersebut, jelasnya, dilakukan setelah pihaknya memenangkan sidang perkara gugatan praperadilan yang dilayangkan oleh pemohon dari kuasa hukum tersangka, Petrus Antonius Ayub Adha alias Ayub Adha alias AA.
AA melalui tim kuasa hukum mengajukan gugatan praperadilan terhadap pihak kepolisian atas prosedur penetapan serta penangkapan dirinya selaku tersangka.
Pihaknya mempersoalkan dan menggugat penetapan, penangkapan dan penahanan klien mereka oleh penyidik Polda NTT yang menurut mereka ilegal. Selain itu, ia menyebut keseluruhan proses tersebut kental dengan tindakan kesewenang-wenangan.
"Yang menjadi alasan kita itu terkait dengan proses penetapan tersangka, penangkapan dan penahanan, yang bagi saya, saya anggap ilegal dan ada kesewenang-wenangan," ujar Mbulang Lukas SH saat sidang praperadilan pertama di PN Kupang.
Kasus kematian Charly Sowo terbongkar setelah jasadnya ditemukan di Pantai Lasiana Kecamatan Kelapa Lima Kota Kupang pada 24 Juli 2019 pagi.
Berdasarkan keterangan pemilik kost, korban terakhir terlihat keluar dari kamar kostnya pada tanggal 20 Juli 2019 malam.
Keterangan dari ibu korban di Bajawa Kabupaten Ngada, pada 21 Juli 2019 siang korban masih sempat berkomunikasi dengannya melalui telepon.
Setelah sempat diwarnai beberapa kali aksi dan demonstrasi oleh pihak keluarga korban dan pihak biara pada medio Agustus hingga September 2019, kasus tersebut kemudian ditangani oleh Polda NTT.
Polda NTT kemudian menetapkan tersangka dan menahan satu tersangka atas nama Petrus Antonius Ayub Adha alias Ayub Adha alias AA pada 4 Desember 2019 silam. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ryan Nong)
* KRONOLOGIS Pembunuhan Warga Sumba Barat Daya di Papua, Kepala Melkianus Lende Dihantam
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Petrus Piter
POS-KUPANG.COM - Warga Sumba Barat Daya, Melkianus Lende (28) tewas setelah dianiaya di Kota Jayapura, Papua, Senin (3/2/2020).
Orangtua korban Markus Lende Bulu dan Veronika Loru Daido serta sang paman Tobias D Lelu yang juga adalah anggota DPRD Kabupaten Sumba Barat Daya mendesak Kapolda Papua segera mengejar dan menangkap dua dari tiga pelaku pembunuha Melkianus Lende di Kota Jayapura, Propinsi Papua, Senin (3/2/2020) dini hari.
Keluarga meminta agar para pelaku diproses sesuai hukum yang berlaku sesuai amal perbuatannya.
Kapolda Papua diminta jangan mengesampingkan proses kasus pembunuhan yang telah nerenggut nyawa anak kami hanya karena anak kami telah dibawah ke orang tuanya di kampung kelahirannya di Lombu, Desa Golusapi, Kecamatan Wewewa Tengah, Kabupaten Sumba Barat Daya, Propinsi NTT, Sabtu (8/2/2020).
Keluarga meminta proses penegakan hukum harus berjalan hingga tuntas demi memberi rasa keadailan bagi keluarga korban.
Bahkan keluarga juga berencana membawa kasus tersebut ke lembaga DPRD Sumba Barat Daya untuk membantu memperjuangkan penanganan kasus yang menimpah anaknya hingga tuntas.
Demikian pesan ayah, ibu dan keluarga korban yang disampaikan kepada media masa dan dihadapan ratusan anggota keluarga besarnya sesaat setelah tiba di kediamannya di Lombu, Desa Golusapi, Kecamatan Wewewa Tengah, Kabupaten Sumba Barat Daya, NTT, Sabtu (8/2/2020) sore.
Menurut ayah korban, Markus Lende Bulu, sesaat setelah mendapat telepon dari Stefen, salah seorang anggota keluarganya di Papua, Minggu malam (2/2/2020) memberi tahu bawa anaknya Melkianus Lende,
terkena pukulan dari tiga oknum warga yang tidak bertanggungjawab akibat kesalahpahaman antara korban dengan tiga pelaku yang diduga tengah mabuk berat.
Secara singkat disebutkan korban ketika melintas di jalan raya menuju rumah kosnya di Perumnas Jayapura dengan mengendarai sebuah mobil dimana lampu mobil mengenai sebuah motor yang berboncengan tiga oramg tiba-tiba muncul dari salah satu gang perumanas.
Saat itu, pelaku teriak, terjadi adu mulut dan berakhir dengan pemukulan menggunakan kayu mengenai kepala korban hingga korban jatuh tergeletak di jalan raya.
Korban ditolong tetangga kos korban yang juga adalah anggota kepolisian dan TNI membawahnya ke rumah sakit.
Berdasarkan kabar itu, ia bersama istrinya ke rumah besarnya yang letaknya tidak jauh dari kediamannya dan ke orang tua mantunya di Weetabula, menggelar ritual adat memohon bantuan agar anaknya selamat.
Sayangnya, dalam waktu tiga, anaknya menghembuskan nafas terakhir, tepatnya, Kanis (5/2/2020).
Sebagai orang tua, ia iklas menerima kenyataan itu.
Sebagai orang beriman yang percaya kepada Yesus, bahwa itulah cara Tuhan. Tiada yang bisa karena itu adalah kehendak Tuhan.
Walau demikian, ia minta aparat penegak hukum dalam hal ini pihak Polda Papua segera memproses hukum para pelaku agar mempertanggungjawabkan perbuatannya dihadapan hukum.
Biarlah hukum itu berlaku adil dan merata bagi siapa saja yang berdiam dibumi pertiwi indonesia tanpa kecuali.
Sementara itu anggota keluarga almahrum lainnya yakni Tobias D Lelu yang juga adalah anggota DPRD Sumba Barat Daya meminta Kapolres Sumba Barat Daya untuk terus menyampaikan keluhan keluarga korban ke Kapolda NTT untuk dilanjutkan ke Kapolda Papua agar segera mengejar dan menangkap dua dari tiga pelaku yang masih buron untuk diprpses sesuai hukum yang berlaku.
Dihadapan anggota keluarga yang memadati tenda duka, Tobias D Lelu menegaskan akan membawa persoalan itu ke lembaga DPRD Sumba Barat Daya untuk memberikan dukungan terhadap upaya keluarga mendapatkan keadilan hukum atas peristiwa yang merenggut Melkianus Lende olah perbuatan tiga oknum yang tidak bertanggungjawab.
Sementara itu Ketua Paguyuban Sumba di Jayapura, Yulius Tanggu Solo, bersama Stefen yang mengantar korban hingga di kediananya di Lombu, Desa Golusapi, Kecamatan Wewewa Tengah, Kabupaten Sumba Barat Daya, NTT, Sabtu (8/2/2020) sore mengatakan, kasus tersebut terjadi hanya karena persoalan salah paham saja dengan tiga oknum gelandangan yang hidupnya di jalanan tanpa rumah jelas dan mabuk-mabukan.
Kini, satu dari tiga pelaku pembunuhan telah ditangkap ditahan aparat kepolisian.
Kronologis
Menurut Yulius yang mengutip keterangan dari salah seorang saksi korban yang bersebelahan kos dengan korban menjelaskan, minggu malam (2/2/2020) korban Melkianus Lende (28) hendak kembali ke kediamannya di Perumnas setelah mengantar penumpang.
Namun ketika melintas jalan raya menuju Perumnas, tiba-tiba muncul sebuah motor dari salah gang perumnas berboncengan tiga orang.
Melihat motor itu, ia memainkan lampu terang dan redup hingga lampu jauh.
Namun tiga pelaku merasa tersinggu dengan lambu mobil yang terang dan menahan mobil korban.
Sekettika korban turun dari mobil menanyakan alasan menahan mobil dan pelaku mempersoalkan lampu mobil terang mengganggu perjalannya dan seketika terjadi adul mulut.
Melihat tiga pelaku dalam kondisi mabuk berat maka ia memilih naik kembali ke mobil dan terus berjalan menuju ke gang II demi menghindari keributan namun korban sempat melihat salah seorang pelaku mengikutinya dari belakang dengan sepeda motornya.
Tetangga kos juga ada yang mengikuti korban, takut korban dipukul.
Namun keluarga mengira korban pergi menjauh tak kembali lagi ke kosnya.
Ternyata korban memutar kembali mobil ke gang I menuju mobilnya.
Disana sudah ada dua pelaku lengkap dengan kayu menunggunya.
Kedua pelaku bersembunyi sehingga korban tidak melihatnya.
Ketika korban turun dari mobil, kedua pelaku telah bersembunyi dibalik mobil dan begitu korban menutup pintu mobil, satu pelaku memukul korban dari belakang menggunakan satu batang kayu dan diikuti pelaku lainnya. Seketika korban jatuh tergeletak di jalan raya.
Bersyukur, tetangga korban adalah anggota polisi dan TNI sehingga keluar rumah membantu mengangkat korban ke kamar kosnya.
Saat itu, korban masih bercerita seperti biasa, menceritakan kronologi kejadiannya awal hingga dipukul dua pelaku menggunakan kayu.
Nanun seketika korban mengaku pusing dan sakit kepala hingga dilarikan ke rumah sakit menggunakan mobil Dalmas milik kepolisian.
Sayangnya tiga hari menjalani perawatan di rumah sakit, korban mengjebuskan nafas terakhir Kamis (5/2/2020).
Dihadapan keluarga korban, ketua peguyugan Sumba di Jayapura, Yulius Tanggu Solo, berjanji akan mengkawal kasus tersebut hingga tuntas. (Pet)
Foto salah satu anggota keluarga korban Melkianus Lende dalam hal ini Tobias D.Lelu yang juga adalah anggota DPRD SBD sdg memberikan pernyataan kepada pers di rumah duka, Sabtu (8/2/2020).
Pernyataan itu didampingi langsung ayah, ibu korban dan ratusan anggota keluarganya. (*)
* Pembunuhan Ibu Muda di Surabaya
Kasus pembunuhan secara keji pada mama muda terjadi di Jalan Tambak Wedi Langgar Gang Mawar Kota Surabaya.
Pembunuhan dengan cara melakukan penusukan dan sayatan pada tubuh mamam muda bernama Rima Murni (32) di hadapan kedua anaknya yang masih berumur 4 tahun dan 2 tahun.
Peristiwa pembunuhan terhadap mama muda itu terjadi pada Jumat (7/2/2020) sore dan baru diketahui oleh sang suami pada malam harinya..
Berikut kronologi pembunuhan yang dilakukan oleh orang tak dikenal terhadap mama muda itu seperti disampaikan oleh Pjs Kapolsek Kenjeran Kompol Aryanto Agus.
Menurut Aryanto, sore itu, Rika berada di rumahnya bersama dengan dua anaknya yang masih balita.
Dua anak Rika yang mengetahui peristiwa tersebut hanya bisa menangis menyaksikan ibunya dibantai pembunuh yang sedang diselidiki polisi.
Menurut keterangan anak Rika, ia melihat seorang pria mengenakan jaket hitam dan memakai helm berwarna hijau.
Jasad Rika kemudian ditemukan oleh suaminya.
Saat pulang bekerja, sekitar pukul 17.45 WIB, suami korban terkejut lantaran mendapati istrinya tewas .
"Istrinya tergeletak di bawah tempat tidur tak bernyawa, suaminya memanggil para tetangga dan melaporkan kejadian ke polisi," kata Aryanto.
Jasad Rika dibawa ke Rumah Sakit dr. Soetomo Surabaya untuk divisum.
Berdasarkan hasil visum, Rika tewas dengan 8 luka sayatan benda tajam di tangan dan perut.
"Pelaku masih diburu dan masih dikembangkan motifnya,"ujar dia.
Kamar Kos Tak Terkunci
Suami Rika bernama Laksana Widi Putra (35) tak menyangka menemui sang istri dalam kondisi tak bernyawa dengan mengenaskan.
Menurut keterangan polisi, saat itu Laksana seperti biasa pulang ke rumah kos usai bekerja sebagai buruh pabrik di Margomulyo.
Sesampainya di rumah kos, Laksana merasa ada yang janggal lantaran lampu kamar kosnya tak menyala seperti biasanya.
"Suami korban saat datang itu kondisi lampu tidak menyala dan gelap. Kemudian saat masuk ke kamar, pintu kamar itu sudah tidak terkunci.
Karena gelap, suami korban menyalakan lampu dan kaget saat melihat jasad istrinya bersimbah darah dengan isi perut terburai," kata PS Kapolsek Kenjeran, Kompol Agus Ariyanto, Sabtu (8/2/2020).
Melihat jasad istrinya mengenaskan, Laksana kemudian meminta tolong warga dna melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Kenjeran Surabaya.
"Kami diback up Polres Pelabuhan Tanjung Perak melakukan olah TKP dan membawa jasad korban ke RSUD Dr Soetomo untuk keperluan Autopsi," kata Agus.
Rika ditemukan tewas terlentang di bawah tempat tidur ditemani dua anaknya yang masih balita.
Salah seorang saksi mata menyebut jika penemuan jasad Rika menjadi gempar ketika suami korban berteriak minta tolong.
"Tolong, siapa yang bunuh istri saya," kata Dadang sambil menirukan nada teriakan suami korban.
Pejabat Sementara Kapolsek Kenjeran, Kompol Agus Ariyanto membenarkan kejadian tersebut.
"Benar ada warga yang melapor ke kami jika ada penemuan jenazah perempuan dalam kamar kos. Dugaan sementara memang korban pembunuhan," kata Ariyanto.
Berikut kronologi pembunuhan mama muda Surabaya selengkapnya:
1. Di rumah bersama 2 balitanya
Sore itu, Rika tengah berada di rumahnya bersama dengan dua anaknya yang masih balita. Satu anak berusia 4 tahun.
Sedangkan yang bungsu berusia 2 tahun.
Sementara sang suami, Laksana Widi Putra (35) tengah bekerja.
Pelaku membunuh Rika dihadapan dua anak balitanya.
Saat itu mereka hanya bisa menangis menyaksikan ibunya dibunuh.
Menurut keterangan anak Rika yang dikutip dari kompas.com, ia melihat seorang pria mengenakan jaket hitam dan memakai helm berwarna hijau.
2. Lampu kamar tak menyala
Menurut keterangan polisi, saat itu sang suami, Laksana pulang ke rumah kos usai bekerja sebagai buruh pabrik di Margomulyo sekitar pukul 17.30 WIB.
Sesampainya di rumah kos, Laksana merasa ada yang janggal lantaran lampu kamar kosnya tak menyala seperti biasanya.
"Suami korban saat datang itu kondisi lampu tidak menyala dan gelap. Kemudian saat masuk ke kamar, pintu kamar itu sudah tidak terkunci. Karena gelap, suami korban menyalakan lampu dan kaget saat melihat jasad istrinya bersimbah darah dengan isi perut terburai," kata PS Kapolsek Kenjeran, Kompol Agus Ariyanto, Sabtu (8/2/2020).
3. Suami histeris minta tolong
Saat ditemukan, Rika tewas terlentang di bawah tempat tidur ditemani dua anak balitanya.
Salah seorang saksi mata menyebut jika penemuan jasad Rika menjadi gempar ketika suami korban berteriak minta tolong.
" Tolong, siapa yang bunuh istri saya," kata Dadang sambil menirukan nada teriakan suami korban.
Pejabat Sementara Kapolsek Kenjeran, Kompol Agus Ariyanto membenarkan kejadian tersebut.
"Benar ada warga yang melapor ke kami jika ada penemuan jenazah perempuan dalam kamar kos. Dugaan sementara memang korban pembunuhan," kata Ariyanto, Sabtu (8/2/2020).
4. Awalnya dikira bunuh diri
Awalnya, korban dikabarkan merupakan korban percobaan bunuh diri, namun polisi memastikaan ada dugaan korban tewas karena dibunuh setelah memeriksa tiga saksi.
"Dugaan kuatnya dibunuh. Kami sudah perikda tiga saksi sejauh ini. Dua tetangga korban dan suami korban,"tandas Ari.
"Ada beberapa luka tusukan di dada, lali di perut. Hasil autopsi, korban mengalami pendarahan hebat setelah tertusuk pada bagian jantung sebelah kiri tepat disekitar ulu hati" beber PS Kapolsek Kenjeran, Kompol Agus Ariyanto, Sabtu (8/2/2020).
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul KRONOLOGI Ibu Muda Surabaya Dibunuh di Hadapan 2 Balitanya, Ciri-ciri Pembunuh Diungkap Sang Bocah