Tak Terima Diminta Keluar Oleh Gubernur Viktor, Warga Tahan Mobil Dinas Peternakan Propinsi

Penulis: Dion Kota
Editor: Rosalina Woso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Nampak mobil dinas peternakan Propinsi NTT yang masih ditahan warga Besipae

Akhirnya, lewat mediasi yang digagas langsung oleh Kapolres TTS, AKBP Ariasandy, SIK, barulah warga merelahkan mobil dinas peternakan propinsi dibawa.

"Tadi mobil kedua baru warga baru mau lepas setelah pak kapolres turun tangan langsung temui warga. Kepada warga, Kapolres berjanji akan menyampaikan persoalan tersebut langsung kepada Bupati TTS agar bisa segera diselesaikan," ujarnya.

"Tak hanya itu, pada tanggal 13 Februari mendatang, dalam kunjungan kerja Gubernur NTT ke Kabupaten TTS akan dimanfaatkan Kapolres Ariasandy untuk menyampaikan langsung persoalan tersebut kepada Gubernur NTT. Itu baru warga legah dan mau melepaskan mobil operasional Dinas Peternakan," katanya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dion Kota)

* Kapolres Ariasandy yakinkan warga Besipae lepaskan mobil peternakan yang disandera

POS-KUPANG.COM | SOE - Kapolres TTS, AKBP Ariasandy, SIK berhasil meyakinkan warga Besipae untuk melepaskan mobil Operasional Dinas Peternakan Provinsi NTT dengan plat nomor DH 7200 WC yang sempat disandra.

Kapolres Ariasandy berjanji akan membantu memfasilitasi warga dan Pemda guna menyelesaikan masalah lahan Besipae tersebut.

Sebelumnya, Minggu (9/2/2020) sekitar pukul 16. 00 WITA, warga Besipae, Kecamatan Amanuban Selatan menyandra dua mobil Operasional Dinas Peternakan Provinsi NTT dalam perjalanan pulang dari Malaka.

Warga kesal lantaran pada Minggu pagi, Gubernur Viktor yang sempat singga ke UPT Besipae, meminta warga untuk segera keluar dari gedung asrama yang berada di dalam kompleks UPT Besipae karena bangunan tersebut akan direhab pekan depan.

Dua operasional Dinas Peternakan Provinsi NTT pun menjadi tumbal dari kekesalan warga terhadap Gubernur NTT.

Puluhan warga menahan kedua mobil yang dalam perjalanan pulang ke Kupang di kawasan Besipae.

Minggu malam, setelah dilakukan pendekatan persuasif oleh camat Amanuban Selatan, Kapolsek Amanuban Selatan dan Danramil Amanuban Selatan, warga bersedia melepaskan salah satu mobil yang disandera.

Namun satu satu mobil lainnya tetap disandra.

Senin (10/2/2020) sekitar pukul 12.00 WITA Kapolres Ariasandy terjun langsung ke lokasi guna melakukan mediasi dengan masyarakat agar mau melepaskan mobil Operasional Dinas Peternakan tersebut.

Setelah dilakukan pertemuan hampir satu jam, akhirnya warga bersedia melepaskan mobil tersebut.

"Saya mengerti apa yang dirasakan bapa, mama semua. Tapi kalau tahan mobil negara ini, hanya akan menimbulkan masalah baru. Saya akan membicarakan persoalan ini baik dengan ketua DPRD TTS, dengan Bupati TTS maupun dengan dengan wakil bupati guna menyelesaikan persoalan ini," ungkap Kapolres Ariasandy dihadapan sekitar 50 warga.

Halaman
1234

Berita Terkini