Dinamika Pilkada Sumba Barat 2020, Ahmad Atang sebut Niga-Oris perpaduan dua generasi
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Bakal Calon (balon) Bupati dan Wakil Bupati Sumba Barat, Niga Dapawole -Gregorius Pandango (Oris) adalah perpaduan dua generasi. Niga mewakili generasi tua dan generasi muda diwakili oleh Oris Pandango.
Hal ini disampaikan Pengaman Politik Universitas Muhammadiyah Kupang, Dr. Ahmad Atang, Minggu (9/2/2020).
• Pilkada 2020 - Bulan Depan Golkar Lakukan Survey Balon
Menurut Ahmad, paslon Niga-Oris merupakan perpaduan dua generasi, yakni generasi tua diwakili oleh Niga Dapawole dan generasi muda diwakili oleh Oris.
"Boleh jadi ini merupakan paslon masa depan dalam proses alih generasi lima tahun mendatang," kat Ahmad.
Dia menjelaskan, sebagai incumbent Niga Dapawole memiliki peluang lebih besar dibandingkan dengan paslon yang lain.
• Masih Dirawat, Polisi di Polsek Laenmanen Belum Bisa Ambil Keterangan Vinsensius Nana
"Apalagi Bupati Niga Dapawole berpasangan dengan Gregorius Pandango yang adalah mantan Ketua DPRD Sumba Barat periode lalu dan saat ini menjadi Wakil Ketua DPRD Sumba Barat," katanya.
Dikatakan, dua figur ini memiliki basis massa ril dari berbagai level. Bahkan, juga merupama paslon perpaduan antara eksekutif dan legislatif sehingga jika keduanya dipercaya oleh rakyat Sumba Barat maka tidak ada waktu bagi mereka untuk belajar lagi karena mereka adalah "orang dalam" sehingga langsung action.
"Selama ini relasi DPRD dan eksekutif di Sumba Barat terbangun kemitraan yang dinamis maka ini merupakan indikator bahwa keduanya akan bekerjasama secara baik ke depannya jika diberi kuasa untuk memimpin," katanya.
Ahmad mengakui, rupanya belum ada rival yang bisa menandingi paslon Niga-Oris.
"Sepanjang pengetahuan saya tentang kompetisi di Sumba Barat mendatang, belum ada rivalitas yang kuat untuk menghadang paslon ini. Awalnya, dugaan saya jika Gregorius akan menjadi rivalnya Dapawole namun fakta politik lokal menghendaki keduanya mendayung bersama maka tdk ada gelombang yang berarti yang akan mengkandaskan perahu mereka," jelas Ahmad
Namun demikian, lanjutnya, politik merupakan ruang abu-abu, maka kerja-kerja jaringan harus diperkuat agar tidak ada kesalahan dalam bermain.
"Walaupun hari ini demokrasi kita berbasis individu karena orang akan melihat figur namun posisi partai tetap penting. Paslon ini tidak didukung oleh partai besar seperti PDIP dan Golkar sehingga akan berpengaruh terhadap opini publik, namun paslon ini diuntungkan dengan adanya dukungan dari Partai NasDem apalagi ketuanya menjadi calon wakil maka relasi kekuasaan lokal antara provinsi dan kabupaten menjadi satu garis komando," ujarnya
Dikatakan hal itu merupakan marketing psikologis yang harus diurai untuk meyakinkan publik di Sumba Barat. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oby Lewanmeru)