POS-KUPANG.COM | MAUMERE - Penyidik Kejaksaan Negeri Maumere ( Kejari Maumere) di Pulau Flores diminta bersikap lebih gregetan melakukan pengumpulan data dan keterangan proyek pembangunan Puskesmas Waigete, Puskesmas Bola dan Jembatan Oje Ubit di Kecamatan Palue.
"Tiga proyek di depan mata aparat penegak hukum di Kota Maumere, jadi tantangan serius dibuka masalahnya. Kesan masyarakat selama ini semua persoalan hilang di meja penyidik," ucap pengajar dan praktisi hukum Fakultas Hukum, Universitas Surabaya (Ubaya) Marianus Gaharpung, S.H, kepada pos-kupang.com, Senin (3/2/2020).
• Jusuf Adoe Optimis Tingkat Elektrifikasi NTT Meningkat
Rakyat Sikka, kata Marianus menunggu kesanggupan dan keseriusan jajaran Kejari Maumere membedah tiga proyek bermasalah ini.
Ia meyakini Kejari Maumere lebih piawai menelusuri proyek Puskesmas Waigete dan Puskesmas Bola, tidak selesai tepat waktu. Bahkan ketika proyek ini belum rampung, kualitas bangunan sudah jadi masalah.
• Pemkot Kupang Canangkan Februari-Maret Sebagai Bulan Hijau Kupang
"Setiap proyek yang dimenangkan oleh kontraktor berarti dari aspek administrasi kelayakan kemampuan sudah terukur. Kenapa ada pekerjaan mangkrak dan mutu buruk. Kontraktor, pengawas,perencana, PPK, Pokja harus dimintai pertanggungjawabanya," tegas Marianus.
Marianus menyoroti kemajuan proyek 1,16 persen pada Jembatan Oje Ubit di Palue. Ia mendorong semua pihak terlibat dalam proyek itu segera dimintai pertanggungjawabanya.
"Dibuka seluas-luasnya dan dimintai pertanggungjawaban semua pihak terlibat, biarlah masyarakat Sikka tahu," pinta Marianus.
Diberitakan (pos.com-kupang.com, Kamis (16/1/2020), Kejari Maumere, Azman Tanjung, S.H, menerbitkan surat perintah operasi intelijen (Sprin Ops) proyek Puskesmas Waigete dan Puskemas Bola senilai Rp 7 miliar lebih.
Ambruknya pagar tembok Puskesmas Waigete, 2 Desember 2019 menjadi pintu masuk bagi Kejari Maumere mendalami secara menyeluruh kedua proyek itu.
"Sprin Ops untuk dilakukan pengumpulan data dan keterangan dua proyek sekaligus, Puskesmas Waigete dan Bola," kata Azman Tanjung, S.H, kepada pos-kupang.com,Kamis (16/1/2019) di Maumere.
Azman Tanjung menjelaskan runtuhnya pagar tembok Puskesmas Waigete menjadi indikasi awal dilakukan pendalaman pembangunan kedua fasilitas kesehatan itu. Sampai saat ini, rekanan masih diberi tambahan waktu 50 hari menyelesaikan pekerjaanya.
"Pagar yang rubuh menjadi pintu masuk dilakukan pendalaman secara komprehensif. Pendalaman diakukukan dari hulu ke hilir sampai pelaksanaanya," tegas Azman Tanjung.
Ia mengaku, telah banyak informasi yang berhasil dikumpulkan oleh jaksa tentang pembangunan dua fasilitas kesehatan ini. Dari berbagai informasi itu ada indikasi yang membutuhkan pendalaman. (laporan wartawan pos-kupang.com, eginius mo'a).