Laporan Wartawan Pos Kupang, Com, Robert Ropo
POS KUPANG, COM, WAINGAPU - Penyakit demam berdarah dengue (DBD) kembali 'mengamuk' di Sumba Timur setelah pada tahun 2019 ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB). Saat itu DBD menyerang 647 warga dan dirawat di rumah sakit, 17 di antaranya meninggal dunia.
Kini pasien DBD yang dirawat di Rumah Sakit Umum (RSU) Imanuel Waingapu sebanyak tujuh orang, pasien dewasa empat orang, pasien anak-anak tiga orang.
Direktur RSU Imanuel Waingapu, dr. Danny Christian, melalui dokter umum, dr. Elcha Leonard, ketika dikonfirmasi Pos Kupang di rumah sakit setempat, Sabtu (18/1), menyebut pasien yang terdiagnosa DBD yang dirawat di RSU Imanuel sejak akhir Desember 2019 sampai 18 Januari 2020 sebanyak tujuh orang pasien. Dengan rincian, pasien dewasa empat orang, pasien anak-anak tiga orang.
Elcha menyebut pasien DBD terakhir yang masuk di rumah sakit setempat adalah Jeferson (10) asal Matawai, Kelurahan Matawai, Kota Waingapu.
"Semua pasien berhasil diselamatkan dengan baik dan semuanya sudah dipulangkan, kecuali pasien Jeferson karena baru masuk," ujar Elcha.
Pasien DBD yang dirawat di RSU Imanuel, kata dr. Elcha, berasal dari berbagai daerah di Kabupaten Sumba Timur, yakni Mbatakapidu, Matawai dan sejumlah wilayah lainnya.
Elcha mengatakan, kasus DBD kembali terjadi karena Sumba Timur sudah mulai memasuki musim hujan. Genangan air akan menjadi sarang berkembangbiaknya nyamuk aedes aegypti.
"Nyamuk ini bukan penyebab demam tinggi atau DBD tetapi virus denguenya. Kasusnya meningkat biasanya di bulan-bulan begini seperti akhir Desember, Januari dan Frebuari di saat musim hujan karena perubahan cuaca," terang dr. Elcha.
Ferferson (10), salah satu pasien anak yang didiagnosa diserang DBD kini sedang dirawat di RSU Imanuel Waingapu Waingapu.
Ibu kandung Jeferson, Meti, ditemui di RSU Imanuel Waingapu, Sabtu (18/1), meminta kepada pemerintah setempat segera memberatas sarang nyamuk DBD dengan cara fogging.
"Harus fogging terus, jangan tunggu KLB dulu baru fogging," pinta Meti.
Meti juga siap mengikuti saran dari pemerintah untuk selalu menutup, menguras dan mengubur kaleng-kaleng bekas yang berpontensi menampung air hujan.
Dokter di RSU Imanuel Waingapu, Elcha Leonard meminta masyarakat jangan lupa dengan gerakan M (menutup, menguras, mengubur) kaleng-kaleng bekas dan juga menyiram bubuk abate pada bak air untuk mematikan jentik-jentik nyamuk.
Elcha mengharapkan masyarakat yang menjumpai ada warga demam tinggi selama tiga hari berturut-turut dan juga mimisan, gusi berdarah, BAB hitam, muntah-muntah dan nyeri kepala diharapkan langsung dibawa ke rumah sakit guna ditangani secara medis. Apalagi anak-anak sangat rentan.
Bagi 140.000 Kelambu