Dipo Nusantara Pua Upa: Jadikan Florata Laboratorium Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara

Penulis: Romualdus Pius
Editor: Kanis Jehola
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penyerahan Simbolis Satu Set Buku Sosialisasi Empat Pilar Kehiduoan Berbangsa dan Bernegara Oleh Dipo Nusantara Pua Upa kepada peserta.

Kata Dipo Nusantara Pua Upa: jadikan Florata laboratorium empat pilar berbangsa dan bernegara

POS-KUPANG.COM | ENDE - Anggota DPR RI/MPR RI dari Dapil NTT 1, N.M. Dipo Nusantara Pua Upa, S.H., M.Kn. meminta agar ke depan MPR dapat menjadikan daerah di Flores, Lembata dan Alor ( Florata) sebagai laboratorium dan role model penerapan Empat Pilar Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara di Indonesia.

"Flores, Lembata dan Alor harus dijadikan laboratoium dan role model dalam penerapan Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara," papar Dipo Nusantara Pua Upa, dalam wawancara dengan wartawan, seusai melakukan Sosialisasi Empat Pilar Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara yang dihadiri sekitar 170 peserta di Hotel New Bintang Bajawa - NTT, Sabtu (30/11/2019).

Prabowo Tak Diundang di Reuni 212, Fadli Zon Pamer Undangan VIP, Ini Penjelasan Ketua PA Alumni 212

Alasan Dipo, karena dia melihat nilai-nilai yang hidup dan berkembang dalam masyarakat di Flores, Lembata dan Alor adalah nilai-nilai yang selama ini menjadi perekat dan kerukunan dalam kita berbangsa dan bernegara.

"Di sini saya merasakan sekali rasa kekeluargaan, gotong royong, saling tolong-menolong di dalam kehidupan masyarakatnya. Dan hal ini tidak saja terjadi dalam keluarga dan masyarakat adatnya, tetapi juga dalam kehidupan beragama," ungkap Dipo, putra Flores yang juga anggota DPR RI dari Dapil NTT-1.

Fakta Sesungguhnya! Siswa SMA Habisi Nyawa Janda Muda, Usai Disetubuhi Lalu Dihantam Pakai Batu

Dipo menyontohkan saat umat Islam di Kecamatan Nangaroro, Kabuaten Nagekeo membangun masjid di yang bertetangga dengan Dipo Center.

"Itu yang datang malah banyak saudara-saudara kita yang Katholik yang membantu mengangkat campuran semen untuk lantai dua," ungkap Dipo.

Demikian pula ketika malam Natal dan Tahun Baru, anak-anak muda di Flores, Lembata dan Alor yang tergabung dalam remaja masjid atau di GP Ansor dan Banser, justru mengamankan gereja saat umat Katholik melaksanakan misa.

"Masyarakatnya memiliki sifat gotong royong yang sangat tinggi. Sifat masyarakat yang sangat mendasar dalam mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Dan itu saya melihat hamper di seluruh tempat di NTT. Seperti di Kupang," ungkap Dipo.

Empat Pilar

Menyinggung sosialisasi Empat Pilar, Dipo mengingatkan bahwa kehidupan bangsa Indonesia akan semakin kukuh, apabila segenap komponen bangsa, selain memahami dan melaksanakan Pancasila, juga secara konsekuen menjaga sendi-sendi utama lainnya.

Yakni Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhineka Tunggal Ika, sebagai Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara.

"Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara ini harus kita jaga, kita pahami, kita hayati, dan kita laksanakan dalam pranata kehidupan kita sehari-hari. Sehingga kita dapat mewujudkan cita-cita bangsa ini. Yakni rakyat Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur," papar Dipo.

Dipo juga mengingatkan, banyak negara di dunia yang tercerai berai karena munculnya radikalisme dan kelompok separatisme di dalam masyarakatnya.

Indonesia pun, menurutnya, akan mengalami nasib yang sama, menjadi negara yang tercerai berai, jika kita tidak secara dini menekan munculnya kelompok radikal dan separatis di negeri ini.

"Sosialisasi Empat Pilar ini merupakan bagian dari upaya kita agar Indonesia tidak tercerai-berai," ujarnya. (Laporan Reporter POS- KUPANG.COM, Romualdus Pius)

Berita Terkini