Nasib Ribuan Orang Timor Leste di Inggris Menghadapi Ketidakpastian Brexit, Pulang ke Tanah Asal?

Editor: Bebet I Hidayat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sanak saudara mengantar para tenaga kerja migran Timor yang berangkat dari Bandara Dili.

Banyak pihak sependapat bahwa berlarut-larutnya proses Inggris keluar Eropa menimbulkan ketidakpastian. Keadaan ini yang membuat warga Uni Eropa di London siap untuk menjadi warga negara Inggris.

"Saya sudah apply ke permanent resident. Mungkin bulan depan aku dapat. Status kerjanya sekarang settlement status. Mesti dapat karena sudah lima tahun. Permanent resident card. Rencananya mau apply lagi British passport," kata Jonny yang bernama panggilan Toto.

Sementara yang lainnya, khususnya yang belum mendapatkan status penduduk, apalagi status penduduk tetap, harus siap-siap untuk membayar visa setiap tahun atau bahkan menikahi warga negara Inggris.

"Yang baru mau kerja disini, itu harus bayar visa. Kalau mau ada permanent resident harus nikah sama orang Inggris. Ada banyak (orang yang sudah melakukannya, menikah dengan orang Inggris)," kata Helio Rangel Guterres.

Uni Eropa kini secara prinsip sepakat untuk memperpanjang Brexit sampai tanggal 31 Januari 2020. Dengan demikian Inggris tidak harus keluar dari Uni Eropa pada hari Kamis (31/10) seperti rencana sebelumnya.

16 ribu warga Timor Leste yang bekerja di Inggris
Sementara itu, pada tahun 2016 lalu, Pemerintah Timor Leste melalui Kedutaan Besar Republik Demokrasi Timor Leste (RDTL) di London sudah menyurati pemerintah Inggris soal status tenaga kerja Timor Leste yang datang dengan paspor Portugal.

Surat sudah dikirim sebelum Inggris melakukan referendum yang hasilnya adalah keluar dari keanggotaan Uni Eropa (EU) pada tanggal 23 Juni lalu.

Sekretaris Negara Urusan Politik, Pelatihan dan Tenaga Kerja (SEPFOPE) Ilidio Ximenes Selasa (28/06/2016) di Caicoli-Dili, pemerintah Timor Leste belum mendapatkan jawaban dari Pemerintah Inggris.

Betapapun, katanya, ia yakin “hasil referendum Inggris, tidak akan memberi dampak negatif terhadap Timor Leste."
Tetapi pemerintah Timor Leste harus lebih aktif, kata pengamat dari Universitas Nasional Timor Lorosa’e (UNTL) Antonio Freitas.

"Pemerintah Timor Leste harus melakukan pertemuan segitiga bersama Pemerintah Portugal dan Pemerintah Inggris tentang nasib tenaga kerja asal Tmor Leste yang berpaspor Portugal di Inggris."

Banyak pelajar di Timor Leste yang sulit mendapatkan lapangan kerja sesudah menyelesaikan sekolah mereka.

“Pemerintah Timor Leste harus mengambil langkah penting dan mengajukan proposal agar Inggris tetap menjamin hak keberadaan tenaga kerja mereka dan menjamin kelanjutan pekerjaan mereka di Inggris,” ujar Antonio.

Menteri Luar Negeri Timor Leste Hernani Coelho, mengatakan jumlah tenaga kerja Timor Leste di Inggris diperkirakan sekitar 16.000 orang. Menteri ini menjelaskan

Seorang perempuann Timor yang bekerja di sebuah TK di Inggris, Lucia de Jesus mengatakan, tidak akan pernah campur tanggan dengan urusan politik di Inggris.

"Saya hanya berdoa agar semua tenaga kerja di Inggris khususnya tenaga kerja Timor Leste yang berpaspor Portugal tetap bisa tinggal dan tidak dipermasalahkan, dan Pemerintah Timor Leste memperjuangakan keberadaan kamidi sini,” katanya kepada wartawan Timor Leste Amito Konusere Araujo. (BBC.com)

Berita Terkini