Kini Jadi Ketua DPRD TTS, Pria Ini Pernah Diserang Polio Hingga Usia 3 Tahun, Simak Kisahnya

Penulis: Dion Kota
Editor: Kanis Jehola
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua DPRD Kabupaten TTS, Marcu Mbau sedang berpose bersama istri dan dua orang anaknya di ruang kerja ketua DPRD Kabupaten TTS usai dilantik.

Menariknya, untuk mendapatkan gelar sarjana Ekonomi, Marcu membutuhkan waktu sampai 10 tahun.

"SD sampai SMA waktu studi saya normal. Tapi waktu kuliah itu yang lama karena pergaulan. Materi kuliah saya sudah habis tiga tahun pertama, namun karena pergaulan saya urung daftar wisuda. Saya masuk kuliah 2001, tahun 2010 baru diwisuda dengan gelar sarjana ekonomi," kisahnya.

Usai meraih gelar sarja, Marcu muda langsung bekerja di PT Amruwa yang bergerak di bidang pemberdayaan dengan memberikan bantuan rumah layak huni. Keterbatasan fisiknya membuat Marcu tak bisa mengemudi sepeda motor. Oleh sebab itu, dalam beraktivitas, Marcu mengandalkan jasa ojek.

Gajinya senilai Rp. 1.250.000 habis untuk membayar ojek pulang-pergi.

"Kakak, saya mulai kerja dari tahun 2011 sampai 2013 itu tidak ada tabungan sama sekali. Gaji habis di uang ojek dan makan minum. Alasan utama saya kenapa mau kerja walau gaji pas-pasan hanya karena saya tidak ingin menjadi pengangguran. Saya ingin orang tua saya bangga karena anaknya habis kuliah langsung kerja," ungkapnya.

Di tahun 2014, tawaran terjun ke dunia politik pun datang. Marcu ditawari maju sebagai caleg dari Partai Nasdem. Kebetulan, salah satu keluarganya merupakan pengurus Partai Nasdem, ranting Desa Tuasene.

Marcu lalu diminta untuk mengumpulkan 1000 KTP sebagai bentuk dukungan masyarakat kepada dirinya. Tak butuh waktu lama bagi Marcu untuk bisa mengumpulkan KTP.

Bermodal pernah bekerja di bidang pemberdayaan membuat Marcu mendapatkan dukungan masyarakat.

"Saya maju caleg pertama tahun 2014 itu asli tidak ada uang kakak. Saat pengurus ranting Nasdem tawar saya maju Caleg di rumah, mama saya sendiri yang omong kalau kami tidak ada uang. Mama saya bilang di saya, kalau beliu hanya bisa dukung dengan doa," katanya.

Langkah politik Marcu ternyata mendapat dukungan penuh dari keluarga, tokoh masyarakat, tokoh agama dan para pemuda Desa Tuasene. Tim pendukung Marcu secara militan bekerja untuk kemenangan Marcu.

Setiap kali kampanye, Marcu ditemani puluhan anggota timnya turun melakukan sosialisasi. Karena tak bisa mengendarai sepeda motor, setiap kali kampanye, Marcu dibonceng oleh timnya.

" Saya rasa betul perjuangan dan kerja keras tim saya dalam memenangkan saya. Walau logistik sangat minim namun kami berhasil mendapatkan satu kursi dalam pileg 2014 silam," bebernya.

Di tahun 2019, Marcu kembali terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten TTS untuk periode kedua. Dan tak disangka, ia dipercaya oleh Partai Nasdem untuk menjabat ketua DPRD Kabupaten TTS Periode 2019-2024.

"Jujur, jadi anggota DPRD Kabupaten TTS saja itu tidak pernah saya bayangkan. Bagi saya itu anugrah yang luar biasa. Saya tidak pernah berpikir untuk lebih dari itu. Namun Tuhan berkehendak lain. Tahun 2019, saya dipercaya Partai untuk menjadi ketua DPRD Kabupaten TTS periode 2019-2024. Ini merupakan tanggung jawab yang besar. Oleh sebab itu saya amanah ini akan saya laksanakan dengan sebaik mungkin," janjinya.

Kepada sesama kaum distabilitas lainnya, suami dari Viktoria Lorita Kuman, A.Md. Farm, berpesan untuk jangan pernah takut bermimpi. Jadikan keterbatasan yang ada sebagai pelecut semangat untuk berprestasi. Selalu bersyukur kepada Tuhan untuk semua yang Tuhan berikan termaksud keterbatasan fisik yang dialami. Karena percayalah, Tuhan punya rencana yang lebih besar di dalam keterbatasan yang ada.

Halaman
123

Berita Terkini