Sebelum tiba-tiba menghilang pada Rabu (28/8/2019) pagi, lanjut Oma, pada Selasa malam korban meminta pulang kembali ke rumahnya di tepi Embung Toblopo. Korban bahkan sempat merobek-robek sarung bantal dan memaksa pulang. Karena khawatir melihat sikap sang ayah, Oma memutuskan memanggil pendoa, mendoakan sang ayah. Seusai berdoa, sang pendoa meminta agar Oma dan keluarga terus memperhatikan sang ayah. Jika tidak, sesuatu yang buruk akan terjadi.
Akhirnya, Rabu (28/82019), sekitar pukul 05.30 Wita, Oma dan sang suami mengantar korban kembali ke rumahnya. Tiba di rumah, korban sempat duduk sebentar dalam rumah sebelum keluar untuk memanjat kelapa.
Saat keluar dari rumah, korban melihat pancing miliknya, bukannya pergi memanjat kelapa, justru pergi ke embung memancing ikan.
"Saat bapak duduk pancing di pinggir embung, saya mencuci pakaian kotor milik bapa. Bapak masih tanya saya cuci apa, saya sempat jawab. Saat saya ke rumah untuk siapkan makan siang, tiba-tiba bapak sudah tidak ada lagi di tepi embung," tutur Oma.
Oma bersama keluarga sempat berkeliling mencari korban ke hutan, kebun dan tetangga, namun sia-sia. Awalnya, Oma dan keluarga tak menduga kalau korban tenggelam di embung karena korban pandai berenang.
Namun, saat tas plastik sirih pinang korban terlihat mengapung di atas permukaan embung, Oma dan keluarga menduga korban tenggelam di dalam embung.
"Kami sudah cari keliling tapi bapak tidak ketemu. Ternyata bapak tenggelam di embung," cerita Oma. *