Christian Widodo : PSI Tolak Pin Untuk Hemat Anggaran
POS-KUPANG.COM|KUPANG -- Ketua Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), dr. Christian Widodo mengatakan alasan PSI NTT menolak PIN DPRD dari emas atas dasar menghemat anggaran.
Christian Widodo menyampaikan hal ini, Jumat (30/8/2019) malam.
Menurut Christian, masih ada hal yang lebih penting dari pin yang akan digunakan DPRD NTT.
"Atas dasar menghemat anggaran karena kebutuhan di tempat lain masih banyak yang lebih penting dari sekedar pin tersebut . Apalagi harga satu pin berkisar Rp 8-10 juta," kata Christian.
Anggota terpilih DPRD NTT periode 2019-2024 ini mengaku pin itu tidak mempunyai korelasi terhadap kinerja DPRD.
"Bagi saya merasa belum berprestasi tapi menggunakan pin dari emas, sedangkan pin dari kuningan atau tembaga saja sudah cukup untuk milik saya. Apalagi di tengah keadaan masyarakat NTT sekarang ini," katanya.
Dijelaskan, apabila dirinya menggunakan pin dari emas, maka dirasakan kurang pas.
Karena itu, lanjutnya ,jika ada yang berpendapat bahwa ini hal kecil atau tidak substansial, maka menurut dirinya mulai menghemat dari hal hal yang kecil itu perlu dan kalau bisa saat ini dilakukan penghematan dan mengapa harus ditunda.
"Kita semua tahu bahwa anggaran untuk itu tidak sedikit yang mungkin bisa digunakan untuk hal lain yang lebih penting," tegas Christian.
Sudah Bertemu Sekretaris DPRD NTT
Pada kesempatan yang sama, dr. Christian Widodo mengakui telah menemui Sekretaris DPRD NTT, Tobias Ng. Bulu untuk meminta agar pinnya jangan dibuat dari emas, vila perlu dari tembaga atau kuningan.
"Secara kongret, saya sudah bertemu pak Sekwan dan minta kalau bisa pin untuk saya buat saja dari tembaga atau kuningan. Kalau sudah buat dari emas, saya titip di Sekwan,agar kedepan ada pergantian antar waktu (PAW) maka bisa digunakan," kata Christian.
Dia mengatakan, yang lebih penting adalah bekerja dengan kinerja emas dan berprestaai emas.
"Jadi pin milik saya biar dibuat dari kuningan atau tembaga saja. Mungkin tidak terlalu berdampak karena cuma satu orang saja, tetapi setidaknya bisa memotivasi yang lain juga untuk berhemat," katanya.
Dia menjelaskan, beberapa hari yang lalu Mendagri juga sudah memberi pernyataan bahwa pin bagi DPRD tidak wajib dari emas dan disesuaikan dengan kemampuan masing masing daerah.
"Dalam PP No 18 tahun 2017 di dalam Pasal 9 dan Pasal 12 tentang Hak Keuangan dan Administratif, disebutkan salah satu tunjangan kesejahteraan termasuk pakaian, atribut seperti pin namun tidak disebutkan harus terbuat dari emas, " katanya.
Namun intinya, lanjut Christian, bekerja untuk masyarakat adalah yang terpenting.
Ketika ditanyai, jika seandainya 64 DPRD NTT atau semua Fraksi yang lain di DPRD tetap setuju dengan pin itu.
Christian mengatakan, hal itu merupakan pilihan masing-masing karena sebagai salah satu anggota DPRD NTT yang baru tidak ikut dalam pembahasan anggarannya.
• Simak Pengakuan Sang Ibu Kandung Setelah Anaknya Ditemukan Tewas Gantung Diri di Pohon Sawo
• Wagub NTT Janji Telusuri Pungutan Dana Komite di Sekolah
"Kalau teman- teman lain saya tidak tahu, itu pilihan masing-masing. Tidak perlu diperdebatkan itu pilihan masing-masing, perbedaan pendapat dalam demokrasi itu sah dan baik adanya, " ujar Christian.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oby Lewanmeru)