Kisah Bayi 14 Bulan Tunggui Jenazah Ayahnya di Kamar, Berdialog dengan Ibunya yang Jadi TKW

Editor: Agustinus Sape
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Setiyanti menggendong bayi N dan Anik Nurazizah yang sempat merawat bayi N sebelum diserahkan kepada keluarga

Kisah Bayi 14 Bulan Tunggui Jenazah Ayahnya di Kamar Selama 3 Hari, Berdialog dengan Ibunya yang Jadi TKW

POS-KUPANG.COM, JEMBER - Kisah bayi 14 bulan yang kedapatan bersama jenazah ayahnya yang sudah membusuk setelah tiga hari di kamar sungguh menyayat hati.

Tapi, bayi dan ayahnya itu akhirnya diketahui warga dan polisi. Jenazah sang ayah sudah membusuk, sedangkan sang bayi dalam kondisi lemas tapi akhirnya bisa diselamatkan.

Bayi itu pun bisa berdialog dengan ibunya yang sedang menjadi TKW di Taiwan.

Tangis ibunda bayi N, Sulastri (35) tidak terbendung saat berbincang dengan bayi berusia 14 bulan pada 22 Agustus mendatang itu.

Pemandangan itu terlihat saat ponsel milik sang kakak Setiyanti disodorkan kepada bayi N.

Ketika itu, Yanti bertelepon melalui sambungan video call dengan Sulastri yang ada di Taiwan.

Ketika video call WhatsApp tersambung, Yanti menyodorkan ponsel itu ke bayi N.

Bayi N yang melihat wajah ibunya langsung bergumam 'mam-mam-mam' sambil memegangi ponsel itu. Dia juga menunjuk wajah Sulastri dan sempat menciumnya.

Sulastri tak kuasa menahan tangis.

Air mata perempuan itu langsung berjatuhan.

Sesekali dia memanggil anak yang memakai nama kesayangan 'Cenut'.

Bayi N beberapa kali juga terlihat terkekeh sambil berdiri.

BREAKING NEWS: Lima Rumah Adat di Desa Adat Tamkesi TTU Hangus Dilalap Sijago Merah

Namun perbincangan itu tidak berlangsung lama karena bayi N kembali meminta minum.

"Mik," katanya.

Ia pun asyik menyedot susu formula di botolnya.

Yanti pun menyudahi panggilan telepon itu.

Kepada Sulastri, Yanti berujar jika anaknya sudah aman dan baik-naik saja.

Begitu juga dengan Kapolsek Rambipuji AKP Sutarjo yang melihat dan mendengar perbincangan itu.

Sutarjo meyakinkan jika bayi N sudah aman dan kondisinya membaik.

"Anak sampeyan baik-baik saja, sudah aman," ujar Sutarjo.

Bayi N merupakan bayi yang ditemukan menunggui jasad ayahnya, Fauzi di dalam kamar rumahnya di Perumahan Kaliwining Asri C-6 Desa Rambipuji Kecamatan Rambipuji, Jember, Jawa Timur, Rabu (14/8/2019).

Fauzi diduga sudah meninggal selama tiga hari.

Heboh Undangan Sekda Bahas Penolakan Rumah Makan Nasrani, Banjir Komentar Netizen hingga Klarifikasi

Bayi dan jasad ayahnya terkunci di dalam kamar itu.

Bayi N tinggal berdua bersama ayahnya, Fauzi alias Aan Junaidi (40) di rumah tersebut. Sedangkanya ibunya, Sulastri bekerja sebagai TKW di Taiwan. Sulastri baru sekitar tiga bulan bekerja di negara tersebut.

Dirawat tetangga

Sebelumnya, bayi perempuan berusia 14 bulan asal Desa Kaliwining Kecamatan Rambipuji, Jember yang ditemukan bersama ayahnya yang sudah membusuk tak bernyawa selama 3 hari, kini dirawat tetangganya.

Kapolsek Rambipuji, AKP Sutarjo mengatakan, tetangganya itu siap merawat hingga sang ibu datang.

"Bayi itu kini dirawat tetangga rumahnya sampai ibunya datang.

Nanti kalau ibunya datang, penyerahan juga harus di hadapan petugas," ujar Sutarjo kepada Surya, Rabu (14/8/2019).

Bayi perempuan ini diduga menunggui jasad ayahnya, Aan Junaidi alias Fauzi (40) selama tiga hari.

Jasad Fauzi ditemukan polisi dan warga pada Rabu (14/8/2019).

Sedangkan Fauzi sendiri sudah mulai tidak terlihat sejak Senin (12/8/2019).

Jasad Fauzi ditemukan di dalam kamar rumahnya di Perumahan Kaliwining Asri Blok C-6 Kecamatan Rambipuji, Jember.

Yang membuat kaget polisi dan warga, mereka tidak hanya menemukan jasad, namun juga seorang bayi perempuan dalam kondisi menangis dan lemas.

Bergegas polisi dan warga mengevakuasi bayi malang tersebut.

Akhirnya bayi itu dirawat oleh tetangga rumahnya sampai sang ibu yang bekerja di Taiwan tiba ke Jember.

Polisi sudah mengabari ibu bayi N.

Siswi SMAN 1 Lamba Leda Juara Lomba Baca Puisi FLS2N 2019 Kabupaten Manggarai Timur

Sementara untuk penyebab kematian Fauzi, polisi masih menunggu hasil visum dan otopsi.

Jenazah Fauzi kini berada di Kamar Mayat RSD dr Soebandi Jember.

Jasad Fauzi ditemukan oleh polisi dan warga, sekitar pukul 14.30 Wib, Rabu (14/8/2019).

Kapolsek Rambipuji, AKP Sutarjo mengatakan, awalnya pihaknya mendapatkan laporan dari warga setempat sekitar pukul 14.00 Wib.

Warga melapor adanya bau menyengat di sekitar rumah tersebut.

"Akhirnya anggota datang ke rumah itu setelah mendapatkan laporan.

Saat kami datang, pintu dalam keadaan tergembok.

Akhirnya kami panggil RT dan RW setempat untuk menyaksikan pembukaan paksa pintu rumah," ujar Sutarjo kepada Surya, Rabu (14/8/2019).

Polisi dan warga menemukan sesosok jenazah di dalam kamar.

Kondisi jenazah sudah memprihatinkan dan mengeluarkan bau menyengat.

Namun yang lebih mengagetkan, polisi menemukan anak perempuan di dekatnya.

"Ada anaknya juga di kasur, di dekat jenazah ayahnya.

Dari keterangan warga sekitar, ternyata bayi itu anak korban dan berusia 14 bulan," imbuh Sutarjo.

Bayi itu ditemukan menangis dan dalam kondisi lemas.

Warga langsung menyelamatkan si bayi itu.

Warga menggendong bayi perempuan itu.

Pertolongan pertama yang diberikan antara lain dengan memberikannya air gula.

"Kondisinya lemas, dan tadi langsung digendong jadi belum tahu apa dia sudah bisa jalan atau belum.
Kemungkinan yang 'menunggui' jenazah ayahnya di kasur itu," imbuh Sutarjo.

Berikut fakta-fakta lengkap di balik kasus ini. 

1. Tidak Menangis

Keberadaan bayi perempuan ini diketahui saat personel dari Polsek Rambipuji dan beberapa orang warga mendobrak paksa rumah Fauzi.

Polisi sengaja datang setelah mendapat laporan warga adanya bau menyengat di rumah Fauzi. 

Kapolsek Rambipuji, AKP Sutarjo mengatakan, awalnya pihaknya mendapatkan laporan dari warga setempat sekitar pukul 14.00 Wib.

Warga melapor adanya bau menyengat di sekitar rumah tersebut.

"Akhirnya anggota datang ke rumah itu setelah mendapatkan laporan.

Saat kami datang, pintu dalam keadaan tergembok.

Akhirnya kami panggil RT dan RW setempat untuk menyaksikan pembukaan paksa pintu rumah," ujar Sutarjo kepada Surya.co.id, Rabu (14/8/2019).

Polisi dan warga menemukan sesosok jenazah di dalam kamar.

Kondisi jenazah sudah memprihatinkan dan mengeluarkan bau menyengat.

Namun yang lebih mengagetkan, polisi menemukan anak perempuan di dekatnya.

"Ada anaknya juga di kasur, di dekat jenazah ayahnya. Dari keterangan warga sekitar, ternyata bayi itu anak korban dan berusia 14 bulan," imbuh Sutarjo.

Bayi itu ditemukan menangis dan dalam kondisi lemas.

Warga langsung menyelamatkan si bayi itu.

Warga menggendong bayi perempuan itu.

Kondisi kamar tempat ditemukannya mayat seorang pria yang sudah 3 hari meninggal dunia di Jember. (inset - bayi perempuan yang ditemukan bersama mayat ayahnya) (Ist via Surya.co.id)

2. Dilarikan ke Puskesmas

Warga menggendong bayi perempuan itu.

Pertolongan pertama yang diberikan antara lain dengan memberikannya air gula.

"Kondisinya lemas, dan tadi langsung digendong jadi belum tahu apa dia sudah bisa jalan atau belum.

Kemungkinan yang 'menunggui' jenazah ayahnya di kasur itu," imbuh Sutarjo.

Setelah itu, sang bayi langsung dilarikan ke Puskesmas Pembantu (Pustu) Kaliwining yang jaraknya tidak jauh dari perumahan itu.

Bayi itu baru menangis lagi setelah hendak dimandikan.

Kondisi bayi N memprihatinkan. Tubuhnya lemas dan kotor.

"Popoknya sudah kering ada tinja dan pipisnya. Sampai kering semua," imbuh Anik Nurazizah, tetangga Fauzi yang merawat bayi Annisa.

Setelah dirawat di Pustu, bayi N diserahkan ke Anik.

Bayi N dalam gendongan budhenya di Balai Desa Kaliwining, Kecamatan Rambipuji, Kabupaten Jember, Kamis (15/8/2019). (surya.co.id/sri wahyunik)

3. Bau Mayat

Meski sudah dimandikan beberapa kali, bau mayat masih menempel di tubuh bayi Annisa.

"Bahkan sampai tadi masih nempel baunya. Kasihan. Sama suami saya juga nempel terus. Tadi pagi bangun tidur nangis sambil bilang "yah-yah, mik". Mungkin maksudnya minta minum ke ayahnya," ujar Anik.

Bayi Annisa diduga menunggui jasad ayahnya sejak Minggu (11/8/2019) dan baru ditemukan pada Rabu (14/8/2019) siang menjelang Ashar.

Artinya dia menunggui jenasah ayahnya sekitar 3,5 hari dan 3 malam.

Kini kondisi bayi Annisa sudah berangsur membaik. Tubuhnya sudah bersih.

Kamis (15/8/2019) siang, dia digendong sang budhe.

Dia sudah mulai tersenyum dan berceloteh kala tidak tidur.

 4. Diserahkan ke Bude

Bayi Annisa  akhirnya diserahkan ke budenya, Setiyanti yang berasal dari Kecamatan Tegaldlimo Kabupaten Banyuwangi.

Budhenya ini adalah kakak dari ibu Annisa, Sulastri.

Proses penyerahan bayi malang itu dilakukan di Balai Desa Kaliwining.

Bayi N dalam gendongan budhenya di Balai Desa Kaliwining, Kecamatan Rambipuji, Kabupaten Jember, Kamis (15/8/2019). (surya.co.id/sri wahyunik)

Penyerahan melibatkan keluarga ibu Annisa, kepolisian, Babinsa, Pusat Pelayanan Terpadu Jember, juga Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DPT3AKB) Jember.

"Hari ini proses penyerahan anak ke keluarga. Ada keluarga dari ibu si anak. Penyerahan disaksikan oleh sejumlah pihak," ujar Kabid Perlindungan Anak DPT3AKB Nurcahyo Hadi kepada Surya, Kamis (15/8/2019).

Sampai pukul 12.40 Wib, proses penyerahan bayi N masih belum selesai.

5. Ibunya Jadi TKW

Selama ini Fauzi hanya tinggal berdua dengan bayi perempuannya itu.

Istrinya bekerja sebagai TKW di Taiwan.

Polisi, kata Sutarjo, sudah memberitahu perihal kematian Fauzi kepada istrinya.

"Sedangkan untuk penyebab kematian Fauzi, belum bisa kami simpulkan karena menunggu visum dan otopsi dari tim medis," pungkas Sutarjo.

Kondisi kamar tempat ditemukannya mayat seorang pria yang sudah meninggal selama 3 hari. Bersama pria tersebut, ada sosok bayi perempuan umur 14 bulan. (ist)

Sumber: surya.co.id

Berita Terkini