6 FAKTA Penyiksaan Psikis dan Fisik yang Dialami Aurellia Selama Latihan Paskibraka Hingga Dia Tewas

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Aurellia Qurrota Ain

6 FAKTA Penyiksaan Psikis dan Fisik yang Dialami Aurellia Selama Latihan Paskibraka

POS-KUPANG.COM -   FAKTA Penyiksaan Psikis dan Fisik yang Dialami Aurellia Qurratuaini Selama Latihan Paskibraka.

Ayah Aurellia Qurratuaini (16), Farid Abdurrahman (42) sangat terpukul mengetahui putrinya meninggal dunia saat mengikuti latihan Paskibraka.

Farid Abdurrahman menceritakan sepenggal kisah putrinya Aurellia selama dalam pelatihan Paskibraka.

Menurut Farid Abdurrahman, pada Rabu (31/7/2019), Aurellia pulang ke rumah usai menjalani latihan Paskibra bersama tim Paskibraka Tanggerang Selatan.

Saat itulah, demikian Farid Abdurrahman, Aurellia sempat menceritakan beberapa kejadian yang dialami di tempat pelatihan.

1. Buku Diary Disobek

Aurellia bercerita, buku diary miliknya beserta empat temanya dirobek oleh seniornya ketika latihan Paskibra.

Buku diary itu merupakan bagian dari tugas yang diberikan seniornya dan sudah ditulis oleh Aurellia beserta anggota yang lain sejak 22 hari selama latihan Paskibraka.

Buku tersebut dirobek usai dikoreksi oleh para senior.

Di Penjara Galih Bikin Lagu, Tulis Surat untuk Fairuz, Dibacakan Barbie Kumalasari, 4 Point Penting

3 Tahun di Penjara, Ipul Saiful Jamil Susun Aksi Balas Dendam Bagi Artis yang Bikin Kecewa

2. Aurellia disuruh menyalin buku diary selama 2 hari

Setelah buku diary urellia disobek senior, para senior menyuruh Aurellia menyalin buku tersebut dalam waktu dua hari.

"Ini salah satu bentuk psikologis yang luar biasa kalau menurut kami mengakibatkan down mental dan fisik. Akhirnya dia jam satu mencoba bangun untuk nulis lagi, nggak bisa selesai," kata Farid Abdurrahman saat ditemui di kediamannya di perumahan Taman Royal II, Cipondoh, Tanggerang Kota, Jumat (2/8/2019).

Wakil Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie, saat melayat almarhum Aurellia Qurratuaini, Paskibraka Tangsel di kediamannya di bilangan Cipondoh, Tangerang, Kamis (1/9/2019) (TRIBUNJAKARTA.COM/JAISY RAHMAN TOHIR)

3. Push up dengan tangan dikepal

Selama pelatihan, almarhum Aurellia disuruh melakukan push up dengan tangan dikepal.

Akibatnya, tangan almarhum mengalami lebam.

"Kemudian push up kepal yang di aspal dimana cewe suka ada cincinnya. Ini diluar kelaziman. Sedangkan pendidikan militer sendiri tidak sampai sejauh itu," lanjut Farid.

4. Makan Jeruk beserta Kulit

Selain itu, putrinya Aurellia juga disuruh makan jeruk beserta kulit - kulitnya.

Hal ini yang membuat mental dan keadaan fisik Aurrelia semakin turun.

5. Tugas tambahan dari senior

Selain beberapa hukuman tersebut dan latihan yang sangat menguras tenaga, Aurrelia diharuskan mengerjakan tugas yang diberikan oleh para seniornya.

"Kemudian senior memberikan tugas tambahan tugas tambahan ini yang membuat psikologis makin drop. Seperti dia harus membuat buku diary setiap hari, dia harus ngisi padahal dia sudah capek kegiatan pagi sampai malam," kata dia.

6. Ambruk 31 Juli 2019 pukul 04.00 Wita

Pukul 04.00, Aurellia nampak tidak berdaya secara fisik untuk menjalani aktivitas.

Dia pun ambruk seketika.

"Jam 4 dia berusaha mau mulai aktivitas. Karena mulai jam 4 dia sudah limbung badannya, sudah capeknya dia limbung langsung nggak sadar kita bawa ke rumah sakit. Ternyata sudah tidak tertolong," ucap Farid Abdurrahman.

Begitu ambruk, Aurellia langsung dilarikan ke rumah sakit. Namun nyawanya tidak tertolong ketika ingin dilarikan ke rumah sakit.

"Dokter tidak keluarkan diagnosa karena ketika kita bawa kesana (RS) bahwa Almarhum sudah meninggal," ucap dia.

Puput Nastiti Devi Hamil, Ahok Curhat di Instagram Soal Perubahan Sikap Anak Veronica Tan

MASIH CINTA? Netizen Hujat Gisella Saat Unggah Foto, Gading Marthen Langsung Masuk Kolom Komentar

* Pelatihan Paskibraka Berlebihan

Farid Abdurrahman menilai, latihan paskibra yang dialami anaknya Aurellia itu sudah berlebihan.

Ia menilai seperti itu karena dirinya Purna Paskibraka.

Perlakuan berlebihan itu diberikan oleh para seniornya, bukan para pelatih Paskibra.

"Jadi campur tangan senior di luar pelatih ini ini yang merupakan teror beban psikologis yang sangat luar biasa," ucap dia.

* Kematian Aurellia Tak Diproses Hukum

Jenazah Aurellia sudah dimakamkan di TPU Selapajang, Kota Tangerang, kemarin.

Farid Abdurrahman mengatakan tidak akan membawa kasus meninggalnya paskibraka asal Tangerang Selatan, Aurellia Qurratuaini, ke jalur hukum.

Dia mengaku ikhlas putri kesayangannya itu menghadap Sang Pencipta.

Namun, dia berharap kasus yang menimpa putrinya ini menjadi pelajaran dan pembenahan pihak terkait yang terlibat dalam melatih para paskibraka Tanggerang Selatan.

"Secara langkah hukum ini tidak akan kita lakukan prosedur tindakan. Akan tetapi tindakan untuk melakukan evaluasi secara menyeluruh itu sudah kita sampaikan ke Ibu Wali Kota Tangsel bahwa harus dilakukan evaluasi," ucap dia.

Dia mengaku sudah memberikan masukan kepada Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany terkait sistem pelatihan paskibraka.

Termasuk usul menyediakan tim medis untuk para anggota paskibraka.

"Alhamdulillah mulai tadi sudah ditindak lanjutin oleh Bu Wali Kota, Bu Airin. Saya sudah dapat laporan dari orangtua anggota paskibra yang lain bahwa sudah standby petugas medis di lokasi," kata dia.

* Jadi Pelajaran

Farid Abdurrahman sangat berharap agar kejadian yang dialami Aurellia bisa menjadi pelajaran agar pihak yang terlibat dalam melatih para paskibraka tidak menerapkan latihan yang esktrem sehingga berujung anggota yang meninggal dunia.

"Kami harapkan dengan adanya kejadian ini sebagai pengalaman sebagai hal yang wajib mereka (pihak pelatih Paskibraka) evaluasi bawah tindakan seperti ini akan berakibat sangat fatal. Baik dari peserta sendiri maupun bagi keluarga yang ditinggalkan," kata Farid Abdurrahman.

Sebelumnya, Aurellia Qurratuaini diketahui meninggal dunia pada Kamis, (1/8/2019) pukul 04.00.

Hotman Paris Bikin Sayembara Seharga iPhone Termahal, Komentar Netizen Bikin Baper

Pisces dan 4 Zodiak yang Paling Suka Baper, Cek Apakah Pasangan Kamu Termasuk?

Sebelum meninggal, Aurellia yang juga anggota Paskibraka Tangerang Selatan sempat menjalani latihan yang cukup berat.

Selama latihan, Aurellia dan beberapa anggota paskibraka lainya kerap disuruh push up dengan tangan dikepal, memakan jeruk berserta kulit-kulitnya hingga menulis buku diary oleh para seniornya.

"Kemudian senior memberikan tugas tambahan tugas tambahan ini yang membuat psikologis makin drop. Seperti dia harus membuat buku diary setiap hari, dia harus ngisi padahal dia sudah capek kegiatan pagi sampai malam," tambah Farid Abdurrahman.

* Janggal

Kematian Aurel pun dirasa sangat janggal oleh keluarganya.

Hal itu diungkapkan oleh Romi yang merupakan paman dari almarhumah.

Romi menceritakan detik - detik kepergian siswi yang duduk di kelas XI MIPA 3, SMA Islam Al Azhar BSD, Tangerang Selatan tersebut.

"Kemarin itu kami keluarga kumpul di rumah ini. Karena ada acara nenek kami yang sedang ulang tahun.

Kami sekeluarga melihat ada yang berbeda dari Aurel," ujar Romi saat dijumpai WartaKotaLive.com di rumah duka, Kamis (1/8/2019) malam.

Aurel pun turut serta dalam pertemuan keluarga itu. Menurut Romi, wajah Aurel itu terlihat pucat pasih.

"Mukanya itu pucat banget, seperti kelelahan. Padahal dia (Aurel) tidak memiliki riwayat penyakit," ucapnya.

Tubuhnya pun tampak lemas. Aurel saat itu tak ceria.

"Dia pun tak mengeluhkan apa - apa. Tapi kami lihat dia ini sangat keletihan karena ikut Paskibra," kata Romi.

Keesokan harinya yakni pada Kamis (1/8/2019) subuh tadi, dara manis itu pun meninggal dunia secara mendadak. Pihak keluarga pun panik dan penuh haru.

"Tiba - tiba saja dia langsung roboh tadi pagi. Jatuh di rumah. Dan setelah dibawa ke rumah sakit, dia dinyatakan sudah meninggal dunia," ungkapnya.

Romi menyebut, Aurel sempat bercerita dengan adiknya yakni Atarisa. Aurel dan Atarisa merupakan adik kakak usianya hanya terpaut dua tahun.

"Dia cerita ke adiknya, katanya dipukuli oleh seniornya di Paskibra. Tubuhnya juga lebam - lebam," beber Romi.

* Latihan Keras

Indra yang juga paman Aurel, mengungkapkan kejanggalan kematian keponakannya ini.

Dirinya menerangkan bahwa latihan kegiatan Paskibra di Tangerang Selatan yang diikuti Aurel sangat keras.

"Dia pernah cerita ke kami, kalau di Tangsel itu latihannya mengenal sebutan latihan cincin. Yaitu push up di aspal dengan cara tangan mengepal, sehingga jari - jari cincin tangan menghitam," ujar Indra.

Indra pun kaget dengan kejadian itu. Menurutnya, latihan tersebut berbeda dengan kegiatan Paskibra lainnya.

"Saya juga Paskibraka. Keluarga kami Paskibra. Ayah dan ibu Aurel juga Paskibra, tapi latihannya tidak sekeras itu," paparnya.

Paskibraka adalah Pasukan Pengibar Bendera Pusaka di tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten atau kota.

Sedangkan Paskibra merupakan pasukan pengibar bendera yang bertugas di sekolah. (POS-KUPANG.COM, Novemy Leo)

Berita Terkini