Sementara dikutip dari video siaran Kompas TV, pernyataan juga diungkap oleh PA 212 melalui Kepala DIvisi Hukum PA 212, Damai Hari Lubis.
Dalam wawancara dengan Kompas TV, Damai Hari Lubis mengucapkan salam perpisahan dengan Prabowo.
"Kami mengucapkan selamat tinggal pada Prabowo, artinya kami jalan terus, Prabowo sudah samopai tujuan, mungkn, karena sudah selesai," katanya.
"Jadi kalau kami tetap berjuang, jadi kami ucapkan selamat tingal Bapak Prabowo, kami terus berjuang," tegasnya.
Simak videonya:
4. Sekjen Berkarya bertanya
Sekretaris Jenderal Partai Berkarya, Priyo Budi Santoso mengapresiasi pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
Menurut Priyo Budi Santoso, pertemuan itu akan mencairkan hubungan politik yang selama ini panas-dingin.
"Seperti diprediksi pertemuan kedua pemimpin ini lambat laun bakal terjadi. Meski tak mudah, akhirnya keduanya memutuskan bertemu secara terbuka."
"Ini adalah langkah negarawan dan patut diapresiasi. Ini akan mencairkan hubungan politik yang selama ini panas-dingin," kata Priyo Budi Santoso, dalam keterangannya, Sabtu (13/7/2019).
Namun, kata mantan politisi Partai Golkar itu, apakah pertemuan itu membuat Prabowo Subianto dan Partai Gerindra akan masuk ke pemerintahan Jokowi-Maruf.
"Yang justru krusial dan menjadi pertanyaan besar publik apakah pertemuan ini sekaligus sinyal berbagai kekuatan politik akan berduyun-duyun masuk dalam pemerintahan?"
"Apakah rekonsiliasi harus berarti semuanya melebur masuk dalam kabinet?" kata Priyo Budi Santoso.
Apabila Prabowo Subianto memilih masuk ke dalam kabinet, kata dia, itu akan menjadi preseden buruk bagi peta politik nasional.
"Kalau ini terjadi betapa ‘gemuknya’ politik di negeri ini. Para pejuang demokrasi dan banyak kalangan di akar rumput patut gusar. Ini akan menjadi dukacita demokrasi."
"Demokrasi kita akan terlalu gemuk bergelambir dan sulit terbangun check and balance yang sehat," ujarnya.
Dia menambahkan, pilihan membangun oposisi yang konstruktif tak kalah mulia dengan bergabung di pemerintahan.
"Pilihan seperti ini mestinya tak boleh punah kalau masih ada keinginan membangun demokrasi yang hebat di Indonesia," tambahnya.
5. PKS harap Prabowo tetap oposisi
Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera mengatakan, pertemuan antara Prabowo Subianto dan Joko Widodo akan membawa kesejukan di tengah masyarakat.
Hanya saja, PKS menyarankan setelah pertemuan tersebut Prabowo memberikan pernyataan akan tetap berada di jalur oposisi.
"Pertemuan antar pemimpin membawa kesejukan. Dan akan baik jika Pak Prabowo menyatakan #KamiOposisi," ujar Mardani saat dihubungi Tribunnews, Sabtu (13/7/2019).
Menurut Mardani, pernyataan Prabowo akan tetap oposisi meski telah bertemu Jokowi, sangat baik bagi kesehatan demokrasi.
Sebaliknya bila tidak dilakukan maka akan memunculkan kekecewaan para pendukung Prabowo-Sandi di Pemilu Presiden 2019.
"Jika pertemuan tidak diikuti dengan deklarasi#KamiOposisi akan membuat kekecewaan pendukung," tuturnya.
Mardani yakin, Prabowo akan tetap bersama PKS berada di barisan oposisi.
Prabowo bersama PKS akan menjalankan peran oposisi untuk memperjuangkan kepentingan rakyat.
"PKS tetap yakin Pak Prabowo dan semua pendukungnya akan bersama dalam #KamiOposisi," ungkapnya.
6. Amien Rais: lebih terhormat jika di luar pemerintahan?
Dikutip dari Kompas.com, Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN), Amien Rais mengaku tidak mengetahui peristiwa pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang berlangsung Sabtu (13/7/2019) pagi.
Amien Rais mempertanyakan sikap Prabowo yang tidak meminta izin kepada dirinya terlebih dahulu sebelum bertemu Presiden Jokowi.
"Sama sekali saya belum tahu. Makanya itu, mengapa kok tiba-tiba nyelonong?" kata Amien di kediamannya, Yogyakarta, Sabtu.
Ia pun belum bisa memberikan komentar apa-apa terkait pertemuan itu.
Amien mengakui, Prabowo sempat mengirimkan surat kepada dirinya.
Namun, surat tersebut dikirimkan ke kediamannya yang ada di Jakarta sehingga ia belum mengetahui apa isinya.
Ia menduga surat itu berkaitan dengan pertemuan Jokowi dan Prabowo.
"Saya diberitahu ajudan, itu Pak Prabowo mengirimkan surat amplop tertutup sepertinya agak tebal. Suratnya ada di Gandaria, sementara ajudan saya ada di Pondok Bambu," ucap Amien.
Amien berjanji, akan memberikan komentar mengenai pertemuan Jokowi dan Prabowo setelah membaca surat itu serta bertatap muka langsung dengan Prabowo.
Ia juga enggan berkomentar saat ditanya mengenai kemungkinan pertemuan Jokowi dan Prabowo kali ini membahas rekonsiliasi.
"Mengenai ini, saya harus hati-hati. Karena saya termasuk sangat dekat dengan Mas Prabowo."
"Jadi, sebelum saya memberikan komentar apapun nanti, saya akan tanya dulu, apa betul pertemuan itu sudah membahas rekonsiliasi dan lain-lain," lanjut Amien Rais.
Saat bertemu nanti, Amien Rais akan menyarankan agar Prabowo tidak bergabung ke koalisi partai politik pendukung pemerintah.
Ia akan meminta Prabowo dan partainya menjadi oposisi, mengawasi jalannya pemerintahan selama lima tahun ke depan.
"Kalau saya, sebaiknya memang kita di luar saja. Jadi sangat indah kalau kubu Prabowo itu di luar. Ini juga terhormat untuk mengawasi lima tahun mendatang," ujar Amien Rais.
Sebab, apabila kubu Prabowo bergabung ke koalisi pendukung pemerintah, tidak ada lagi yang mengawasi jalanya pemerintahan.
Kehebohan Warga Jadi Bahan Candaan Prabowo
Pertemuan bersejarah antara Jokowi dan Prabowo ini memang menimbulkan kehebohan terutama bagi warga masyarakat yang menyaksikan langsung.
Ketika berpidato di Stasiun MRT, kehebohan warga saat Prabowomemberi ucapan selamat kepada Jokowi langsung dijadikan bahan candaan.
Dalam pidatonya, Prabowo berharap ke depannya ia bisa saling mengingatkan dengan Jokowi demi tercapainya pemerintahan yang maju.
"Intinya adalah saya berpendapat bahwa antara pemimpin kalau hubungannya baik, kita bisa saling mengingatkan."
"Kalau beliau mau ketemu saya, ya saya juga akan manfaatkan untuk menyampaikan hal-hal demi kebaikan bersama," terangPrabowo.
Prabowo pun menjabat tangan Jokowi sembari mengucapkan selamat bekerja sebagai pemimpin negara.
"Jadi saya ucapkan selamat bekerja, pak," ucap Prabowo sambil menjabat tangan Jokowi yang membuat masyarakat langsung heboh.
"Saya...," ucap Prabowo berusaha melanjutkan pidatonya, namun masyarakat masih meneriakkan namanya dan Jokowi.
"Tunggu dulu," kata Prabowo Subianto berusaha menenangkan masyarakat yang tampak bahagia melihat keakraban dirinya dan Jokowi.
"Pak, inilah demokrasi pak, kita disuruh-suruh," canda Prabowo yang membuat Jokowi tertawa.
"Gini-gini, saya juga ucapkan selamat, tambah rambut putih pak," canda Prabowo yang kini semakin membuat heboh masyarakat.
Setelah beberapa saat akhirnya riuh suara orang-orang kembali mereda dan Prabowo bisa melanjutkan pidatonya.
Dalam lanjutan pidatonya, Prabowo Subianto menyadari bahwa Jokowi mengemban tugas berat sebagai seorang presiden.
Dengan demikian, Prabowo Subianto mengaku siap membantu Jokowi jika kelak membutuhkan bantuannya demi kepentingan rakyat.
"Saudara-saudara, menjadi presiden itu adalah mengabdi, jadi masalah yang beliau pikul besar, kami siap membantu kalau diperlukan pak. Untuk kepentingan rakyat," ujar Prabowo.
Prabowo pun mengingatkan Jokowi agar maklum jika kelak dirinya memberi kritikan pedas pada pemerintahannya.
"Tapi kalau kami, juga minta maaf Pak kalau mengkritik Bapak, sekali-sekali. Kan demokrasi butuh suatu check and balance," kata Prabowo.
Sebelum kedua tokoh bangsa ini bertemu, tampak masyarakat ramai bersorak dan bertepuk tangan menyambut keduanya.
Awalnya, tampak Prabowo yang berdiri menunggu Jokowi di Stasiun MRT.
Sementara masyarakat yang juga berada di sana tampak bersorak dan berteriak memanggil nama Prabowo.
Selang beberapa saat, Jokowi tampak keluar dari pintu lift dan berjalan mendekati Prabowo.
Prabowo juga tampak berjalan mendekati Jokowi, lalu keduanya saling memberi hormat serta bersalaman.
Tak ada suasana canggung antara Jokowi dan Prabowo yang selama 8 bulan masa kampanye Pilpres 2019 sengit berkontestasi.
Saat hal tersebut terjadi, masyarakat yang berada di stasiun MRT Lebak Bulus itu langsung bersorak dan bertepuk tangan. (*)