"Pak Prabowo juga sibuk, sering mondar-mandir ke luar negeri. Saya pun juga begitu perga-pergi dari Jakarta ke daerah, dan juga ada yang ke luar (negeri) sehingga pertemuan yang kita rencanakan itu belum bisa terlaksana. Alhamdulillah pada pagi hari ini kita bisa bertemu dan mencoba MRT karena saya tahu Pak Prabowo belum pernah mencoba MRT," katanya.
Jokowi menyadari, kompetisi keduanya memang sangat keras. "Setelah kontestasi, kompetisi di Pilpres, kita tahu di pilres adalah kompetisi, saya harus ngomong apa adanya, kompetisi yang sangat keras, baik antara kami maupun di antara pendukung," katanya.
Prabowo sadar nilai penting pertemuan ini
Prabowo sendiri menyadari betapa pertemuan kali ini punya nilai penting bagi Indonesia. Walaupun terkesan informal karena dilakukan di ruang publik, yaitu di stasiun MRT.
"Hari ini sebagaimana saudara-saudara saksikan, saya dan Pak Joko Widodo bertemu di atas MRT. Ini juga gagasan beliau. Beliau tahu bahwa saya belum pernah naik MRT. Jadi saya terima kasih Pak, saya naik MRT, luar biasa. Ya, kita bangga bahwa Indonesia akhirnya punya MRT yang bisa membantu kepentingan rakyat," kata Prabowo.
"Walaupun pertemuan ini seolah-olah tidak formal, tapi saya kiri memiliki suatu dimensi dan arti yang sangat penting," lanjut Prabowo.
Prabowo juga menyadari berbagai perdebatan keras terkait belum ada ucapan selamat dari Prabowo ke kubu Jokowi.
"Ada yang bertanya mengapa Pak Prabowo belum mengucapkan selamat atas ditetapkannya Pak Jokowi sebagai Presiden RI untuk 2019-2024, saya katakan saya ini bagaimanapun ada ewuh pekewuh, ada tata krama," katanya.
"Jadi kalau ucapan selamat maunya langsung tatap muka. Jadi saya ucapkan selamat, Pak (sambil menjabat tangan Jokowi)," kata Prabowo.
Peran akan mengkritisi pemerintah
Prabowo juga menggunakan istilah yang sama dengan Jokowi, bahwa ia memang berkawan dan bersaudara dengan Jokowi. Jika dia bersikap kritis, itu dimaknai sebagai bagian dari peran di negara demokrasi.
"Jadi, kalau kita kadang-kadang bersaing, kadang-kadang saling mengkritik itu tuntutan politik, itu tuntutan demokrasi, demikan kan?" kata Prabowo.
Seperti Jokowi, Prabowo juga menyelipkan ajakan untuk menyudahi kompetisi yang telah berakhir.
"Tetapi sesudah berkompetisi, sesudah bertarung dengan keras, kadang-kadang. Tapi kita tetap dalam kerangka keluarga besar RI. Kita sama-sama anak bangsa, kita sama-sama patriot, kita sama-sama ingin berbuat terbaik untuk rakyat dan bangsa Indonesia," kata Prabowo.
Prabowo juga menyadari, peran kubunya untuk mengkritik pemimpin yang berkuasa.