Para Dokter dan Perawat di NTT Dapat Pelatihan Training Ealry Warning System dan Code Blue

Penulis: Laus Markus Goti
Editor: Adiana Ahmad
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Simulasi pertolongan pertama kepada pasien dalam kondisi darurat di UPTD Pelatihan Tenaga Kesehatan Provinsi NTT, Kamis (572019).

Para Dokter dan Perawat di NTT Dapat Pelatihan Training Ealry Warning System dan Code Blue

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Laus Markus Goti

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Puluhan perawat dan dokter dari sejumlah Rumah Sakit di Provinsi Nusa Tenggara Timur mendapat pelatihan Training Ealry Warning System dan Code Blue yang digelar oleh UPTD Pelatihan Tenaga Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi NTT.

Tujuan pelatihan ini yaitu para perawat atau dokter bisa mengenali atau mendeteksi kedarutan pasien secara dini sehingga tidak terlambat dan dapat melakukan pertolongan pertama yang tepat agar pasien tidak mengalami henti jantung.

Kegiatan ini menghadirkan pemateri dari Departemen Anestesi, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Gajah Mada, Rumah Sakit Sarjito (Yogyakarta) dan Perlindungan Dokter Anestesi Cabang Yogyakarta.

Model pelatihan yang diberikan berita Training Of Trainer, yang diisi dengan pembekalan materi dan simulasi pertolongan kedarutan, yang dilaksanakan selama tiga hari (5-7 Juli 2019) di Aula UPTD Pelatihan Tenaga Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi NTT.

Polda NTT Lidik Dugaan Penganiayaan Seorang ASN di Badan Litbang Kota Kupang

dr. Bowo salah satu pemateri dalam pelatihan tersebut menjelaskan, Ealry Warning System (EWS) hampir sudah digunakan di seluruh dunia. Di Indonesia, kata belum menyeluruh, sehingga ia sangat berharap sistem ini di seragamkan di seluruh rumah sakit di Indonesia.

Ia menjelaskan, peserta yang hadir dalam pelatihan tersebut berasal dari 17 rumah sakit dari 41 rumah sakit. Jadi, ke depan ia sangat berharap rumah sakit yang lain bisa berartisipasi dalam pelatihan tersebut.

Menurutnya, para peserta pelatihan yang saat ini terlibat punya tanggung jawab untuk membagikan pengetahuan atau keterampilan yang sudah diperoleh dalam pelatihan tersebut kepada rekan-rekan mereka rumah sakit atau di rumah sakit lain yang tidak sempat hadir mengikuti pelatihan tersebut.

Peneliti LIPI Khawatir Ada Skenario Jinakkan KPK

"Ini harus terus berjalan atau berkesinambungan. Selesai dapat pelatihan, berhenti, bukan itu yang diharapkan. Kami ingin di NTT ini bisa mandiri, sehingga kami tidak perlu datang lagi ke sini untuk memberikan materi yang sama. Nanti kalau ada hal-hal yang penting baru kita bagikan," ungkapnya.

Terkait Code Blue, dr. Bowo menjelaskan, Code Blue adalah isyarat yang digunakan dalam rumah sakit yang menandakan adanya seorang pasien yang sedang mengalami henti jantung (Cardiac Arrest) atau mengalami situasi henti nafas (Respiratory Arrest) dan situasi darurat lainnya yang menyangkut dengan nyawa pasien.

Menurutnya, dengan pelatihan ini masing-masing rumah sakit membentuk tim code blue yang merupakan kelompok tenaga medis yang ditujukan untuk menangani kejadian henti jantung atau henti nafas di area rumah sakit.

Kronologi Lengkap ASN di Kota Kupang Bersimbah Darah Dianiaya Rekan Kerja Pakai Pelubang Kertas

Kepala UPTD Pelatihan Tenaga Kesehatan Provinsi NTT, dr. Mina Sukri, MARS mengatakan Training Ealry Warning System ini sangat penting karena terkait dengan keselamatan pasien. Menurutnya, pihaknya akan terus berupaya agar sosialisasi dan implementasi system ini bisa diterapkan di seluruh rumah sakit di NTT.

Ke depan, kata dia UPTD Pelatihan Tenaga Kesehatan NTT tersebut bisa dimanfaatkan untuk berbagai pelatihan kesehatan.

"Misalnya pelatihan ini kalau masing-masing rumah sakit buat pelatihan tentu biaya dikeluarkan lebih besar. Jadi UPTD Pelatihan Tenaga Kesehatan dimanfaatkan sehingga banyak yang bisa ikut dan tentu tidak terlalu memakan biaya," ungkapnya.

Ia sangat berharap dukungan dari Pemerintah Provinsi NTT, Rumah Sakit dan Masyarakat dalam upaya tersebut. "Masalah dan upaya peningkatan kesehatan, merupakan soal kita bersama jadi sangat dibutuhkan sinergi dari setiap komponen, Pemerintah, rumah sakit dan masyarakat," ungkapnya.(*)

Berita Terkini