"Tahun yang sama, kami masuk ke Kecamatan Omesuri atas permintaan Anco Leumara. Di sana kami hidupkan kembali jeruk kedang dan hanya berhasil di satu kebun," paparnya.
Baginya, sorgum penting dikembangkan karena selain bergizi, jenis pangan dengan nama Latin Sorghum Bicolor ini juga sangat bernilai ekonomis.
Direktur Yaspensel, Romo Benyamin Daud, mengungkapkan, Yaspensel didirikan Uskup Larantukan Mgr. Darius Nggawa, SVD, pada tahun 1979 sebagai yayasan yang bisa mengembangkan ekonomi rakyat.
Selain pertanian, yayasan ini juga bergerak di bidang pendidikan, kesehatan, lingkungan dan ekonomi kerakyatan.
Sempat vakum dari tahun 2010-2014, Yaspensel pun mulai berkarya dengan fokus pada ketahanan pangan. Dasarnya adalah tema Aksi Puasa Pembangunan (APP) tentang kedaulatan pangan pada tahun 2011.
"Maka dari inspirasi ini kami berpikir, ini salah satu mutiara yang hilang dan kami mulai bergerak di Lembata."
Romo Deken Lembata, Sinyo da Gomes menyambut baik kehadiran Yaspensel di Lembata untuk kegiatan pelayanan masyarakat.
Menurutnya, Yaspensel adalah perpanjangan tangan dari gereja lokal yang mengemban visi misi keuskupan.
"Gereja dipanggil untuk melayani masyarakat seutuhnya. Bukan hanya jiwa maka butuh badan. Kita dari altar dan pasar."
Romo Sinyo minta Yaspensel untuk membangun komunikasi dengan semua stakeholder yang ada di Lembata guna membudidayakan pangan lokal di NTT. (POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo)
Nonton Videonya Di Sini: