Jelang Pengumuman Hasil Pemilu 2019, Polda NTT Kirim Satgas BKO ke Polda Metro Jaya
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ryan Nong
POS-KUPANG.COM | KUPANG – Kepolisian Daerah (Polda) Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali mengirimkan pasukan yang tergabung dalam satuan tugas (Satgas) dalam rangka BKO ke Polda Metro Jaya Jakarta.
Keberangkatan pasukan BKO tersebut dilepas secara resmi dalam apel pelepasan Satgas BKO Polda Metro Jaya yang dilaksanakan pada Jumat (17/5/2019) pagi di Lapangan Hitam Polda NTT.
Apel pelepasan tersebut dipimpin langsung oleh Kapolda NTT Irjen Pol Drs Raja Erizman.
• Pasukan BKO ke Polda Metro Jaya, Anggota Satgas Pamer Yel Yel ke Pejabat Polda NTT
Pada keberankgatan kali ini, Polda NTT mengirim sebanyak 4 SSK pasukan yang terdiri dari tiga SSK Shabara dan satu SSK Brimob Polda NTT.
Sebelumnya, Polda NTT juga telah mengirimkan dua SSK pasukan dari Satuan Brimob Polda NTT pada saat sebelum pelaksanaan hari pemungutan suara pada 17 April 2019.
Kapolda NTT Irjen Pol Drs Raja Erizman kepada wartawan usai apel mengatakan dengan pengiriman BKO kali ini, maka Polda NTT telah mengirimkan sejumlah 600 personil Polda NTT ke Polda Metro Jaya untuk diperbantukan menjaga keamanan dan ketertiban selama rangkaian proses Pemilu 2019.
• Lepas Pasukan BKO ke Polda Metro Jaya, Ini Lima Pesan Kapolda NTT Irjen Raja Erizman
“Ya kita kan tahap pertama kemarin sudah (kirim) 2 SSK, itu sekitar 2 ratusan anggota. Sekarang tambah empat SSK, termasuk 3 SSK dari Direktorat Sabhara yang ikut membantu menjaga keamanan di Jakarta, ya kita kirim hamper 600 personel dari Polda NTT,” ujar Irjen Pol Drs Raja Erizman.
Ia menjelaskan, pengiriman pasukan bantuan ini tidak hanya berasal dari Polda NTT tetapi dari seluruh Polda di Indonesia.
Pengiriman pasukan ini, lnajut jenderal bintang dua ini, bersifat antisipatif karena pimpinan Polri dan TNI tidak mau mengambil resiko karena saat ini terjadi peningkatan situasi menjelang pengumuman hasil Pemilu Nasional yang akan digelar pada 22 Mei 2019 mendatang di Jakarta.
“Jadi kita tidak mau ada hal hal yang karena kekuragan pengamanan ibukota, ada ceclah-celah untuk dilaksanakan tindakan-tindakan yang sifatnya menakut-nakuti atau merusak fasilitas pemerintah dan umum, jadi sifatnya kita mengantisipasi,” terang mantan Kadivkum Mabes Polri ini.
Pimpinan Polri dan TNI tidak mau mengambil resiko soal keamanan Ibukota sehingga mendorong untuk dilaksanakan pengamanan maksimal di Jakarta.
• Kapolda Pimpin Apel Pemberangkatan 200 Personil BKO Brimob Polda NTT ke Polda Metro Jaya
“Kita tahu bahwa ini situasi dan waktu yang sangat penting bagi bangsa, maka pimpinan Polri dan Pimpinan TNI tidak mau mengambil resiko. Maka dari pimpinan, diperbantukan (pasukan) dari seluruh Indonesia untuk menjaga keamanan dan ketertiban ibukota,” urai Kapolda.
Namun demikian, ia mengatakan bahwa hal ini tidak bisa langsung diartikan sebagai situasi yang perlu dikhawatirkan. Pengerahan pasukan dari seluruh Indonesia, lanjutnya merupakan bentuk antisipasi pimpinan Polri karena tidak mau mengambil rresiko terhadap keamanan dan ketertiban ibukota Negara.
“Tadi saya memberikan pesan kepada mereka (anggota Satgasa), tidak mengartikan bahwa situasinya seperti sesuatu yang perlu dikhawatirkan, tidak. Jadi dengan isu yang berkembang dan gejala yang ada, maka pimpinan tidak mau mengambil resiko yang besar, artinya menyiapkan keamanan yang cukup bahkan melebihi jumlah yang diperkirakan, sehingga seluruh sudut ibukota diharapkan mampu dicover dengan keamanan yang maksimal,” jelasnya.
Terkait situasi keamanan di NTT, Kapolda menyatakan bahwa selama proses Pemilu hingga saat ini keamana kondusif dan tahapan pemilu telah berjalan dengan lancar.
• Kapolda NTT Lepas BKO Pasukan ke Polda Metro Jaya