POS-KUPANG.COM - Hari Pertama puasa Ramadhan 1440 H, Ustadz Abdul Somad & Ustadz Adi Hidayat Berikan Tausiah di TV Ini Tiap Hari, Catat Jamnya! Jangan sampai ketinggalan.
Pada puasa Ramadhan ini, Ustadz Abdul Somad ( UAS ) dan Ustadz Adi Hidayat ( UAH ) akan tampil memberikan pengajaran di sejumlah televisi swasta.
Kedua ustadz kondang ini mengisi acara selama puasa Ramadhan bulan penuh berkah.
Ustadz Abdul Somad akan mengisi program Indahnya Ramadhan bersama UAS di TV One.
Acara ini akan tayang setiap hari pada pukul 03.30 WIB dini hari, usai sahur.
Selain itu Ustadz Abdul Somad juga akan memberikan kultum menjelang buka puasa Ramadhan yang tayang setiap hari pada pukul 17.45 WIB.
Seperti POS-KUPANG.COM kutip dari unggahan Ustadz Abdul Somad di Instagramnya:
Insya Allah program Tadabbur Ayat-ayat Pilihan tayang setiap hari selama bulan Ramadhan pukul 03.30 WIB dini hari di @tvonenews dan pukul 04.00 WIB di channel Youtube Tafaqquh Video @tafaqquhonline
Kultum menjelang berbuka puasa tayang setiap hari pukul 17.45 WIB di tvOne.
Load more comments
Link Live Streaming TV ONE:
• Andre Taulany Sambangi MUI Pusat Ustadz Yusuf Mansur Posting Kalimat Hati-hati dalam Berlisan
• Belum Niat Puasa Ramadhan di Malam Hari Karena Tertidur, Apakah Sah Puasanya?
• Bulan Puasa Sebentar Lagi, Inilah Doa untuk Menyambut Ramadhan 1440 H Lengkap dengan Artinya
• 5 Tips Praktis Agar Tubuh Tidak Dehidrasi Selama Berpuasa, Yuk Kepoin!
Ustadz Adi Hidayat di Trans TV
Sedang Ustadz Adi Hidayat akan tampil mengisi pengajian selama puasa Ramadhan di Trans TV.
Tausiah Ustadz Adi Hidayat ini akan berlansung setiap hari selama bulan puasa Ramadhan menjelang buka puasa.
POS-KUPANG.COM mengutip dari unggahan Instagram Ustadz Adi Hidayat. Ada tiga kali unggahan yang menegaskan akan rencana program tausiahnya di Trans TV tersebut.
Pada unggahan itu, Ustadz Adi Hidayat memberikan judul Salam Ramadhan 1440 H.
Jadikan Ramadhan kita lebih bermakna... simak tausiah Ustadz Adi Hidayat setiap hari selama bulan Ramadhan di Trans TV menjelang berbuka puasa.
Link Live Streaming Trans TV:
• Berkumur Saat Puasa Ternyata Boleh, Ini Penjelasannya
• Mimpi Basah Saat Puasa Ternyata Tidak Batalkan Puasa, Ini Alasannya Menurut Ustadz Abdul Somad
• Ustadz Adi Hidayat Singgung Tarif Ceramah, Bandingan Dengan Ustadz Abdul Somad, Aa Gym
Siapa Ustadz Adi Hidayat?
POS-KUPANG.COM mengutip dari wikipedia, Ustadz Adi Hidayat, Lc., MA. lahir di Pandeglang, Banten, 11 September 1984 adalah Ulama' asal Indonesia yang memiliki kecerdasan intelektual sangat tinggi, salah satunya dapat menguasai isi kitab suci Al-Qur'an beserta letak barisnya.
Selain itu, ia juga menguasai ilmu hadist dan berbagai kitab agama beserta makna dan posisinya.
Pada 2013, Ustaz Adi mendirikan Quantum Akhyar Institute, dan tiga tahun berikutnya ia bersama dua sahabatnya mendirikan Akhyar TV sebagai media dakwah utama.
Saat ini Ustadz Adi aktif menjadi nara sumber keagamaan baik ta’lim, seminar, dan selainnya. Ia juga aktif menulis dan telah memiliki beberapa karya dalam bahasa Arab dan Indonesia.
Beliau memulai pendidikan formal di TK Pertiwi Pandeglang tahun 1989 dan lulus dengan predikat siswa terbaik. Kemudian melanjutkan pendidikan dasar di SDN Karaton 3 Pandeglang hingga kelas III dan beralih ke SDN III Pandeglang di jenjang kelas IV hingga VI.
Di dua sekolah dasar ini juga mendapat predikat siswa terbaik, hingga dimasukan dalam kelas unggulan yang menghimpun seluruh siswa terbaik tingkat dasar di Kabupaten Pandeglang. Dalam program ini, juga menjadi siswa teladan dengan peringkat pertama.
Dalam proses pendidikan dasar ini, Adi Hidayat kecil juga disekolahkan kedua orangtuanya ke Madarasah Salafiyyah Sanusiyyah Pandeglang. Pagi sekolah umum, siang hingga sore sekolah agama. Di madrasah ini, juga menjadi siswa berprestasi dan didaulat sebagai penceramah cilik dalam setiap sesi wisuda santri.
Tahun 1997, melanjutkan pendidikan Tsanawiyyah hingga Aliyah (setingkat SMP-SMA) di Ponpes Darul Arqam Muhammadiyyah Garut. Ponpes yang memadukan pendidikan Agama dan umum secara proporsional dan telah mencetak banyak alumni yang berkiprah di tingkat nasional dan internasional.
Di Ponpes inilah mendapatkan bekal dasar utama dalam berbagai disiplin pengetahuan, baik umum maupun agama. Guru utamanya Buya KH. Miskun as-Syatibi ialah orang yang paling berpengaruh dalam menghadirkan kecintaan Ustad Adi HIdayat terhadap Al-Quran dan pendalaman pengetahuan.
Selama masa pendidikan ini Ustadz Adi Hidayat telah meraih banyak penghargaan baik di tingkat Pondok, Kabupaten Garut, bahkan Propinsi Jawa Barat, khususnya dalam hal syarh al-Qur’an.
Di tingkat II Aliyah bahkan pernah menjadi utusan termuda dalam program Daurah Tadribiyyah dari Univ. Islam Madinah di Ponpes Taruna al-Qur’an Jogjakarta.
Ustadz Adi Hidayat juga seringkali dilibatkan oleh pamannya KH. Rafiuddin Akhyar, pendiri Dewan Dakwah Islam Indonesia di Banten untuk terlibat dalam misi dakwah di wilayah Banten.
Ustadz Adi Hidayat lulus dengan predikat santri teladan dalam 2 bidang sekaligus (agama dan umum) serta didaulat menyampaikan makalah ilmiah “konsep ESQ dalam al-Qur’an” di hadapan tokoh pendidikan M Yunan Yusuf.
Tahun 2003, Ustadz Adi Hidayat mendapat undangan PMDK dari Fakultas Dirasat Islamiyyah (FDI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang bekerjasama dengan Univ. al-Azhar Kairo, hingga diterima dan mendapat gelar mahasiswa terbaik dalam program ospek.
Tahun 2005, Ustadz Adi Hidayat mendapat undangan khusus untuk melanjutkan studi di Kuliyya Dakwah Islamiyyah Libya yang kemudian diterima, walau mesti meninggalkan program FDI dengan raihan IPK 3,98.
Di Libya, Adi Hidayat muda belajar intensif berbagai disiplin ilmu baik terkait dengan al-Qur’an, Hadits, Fiqh, Ushul Fiqh, Tarikh, Lughah, dan selainnya. Kecintaannya pada al-Qur’an dan Hadits menjadikan Ustadz Adi Hidayat mengambil program khusus Lughah Arabiyyah wa Adabuha demi memahami kedalaman makna dua sumber syariat ini.
Selain pendidikan formal, Ustadz Adi Hidayat juga bertalaqqi pada masyayikh bersanad baik di Libya maupun negara yang pernah dikunjunginya.
Ustadz Adi Hidayat belajar al-Qur’an pada Syaikh Dukkali Muhammad al-‘Alim (muqri internasional), Syaikh Ali al-Liibiy (Imam Libya untuk Eropa), Syaikh Ali Ahmar Nigeria (riwayat warsy), Syaikh Ali Tanzania (riwayat ad-Duri). Ustadz Adi Hidayat juga belajar ilmu tajwid pada Syaikh Usamah (Libya).
Adapun di antara guru tafsir Ustadz Adi Hidayat ialah syaikh Tanthawi Jauhari (Grand Syaikh al-Azhar) dan Dr. Bajiqni (Libya) Ilmu Hadits beliau pelajari dari Dr. Shiddiq Basyr Nashr (Libya).
Dalam hal Ilmu Fiqh dan ushul Fiqh di antaranya Ustadz Adi Hidayat pelajari dari Syaikh ar-Rabithi (mufti Libya) dan Syaikh Wahbah az-Zuhaili (Ulama Syiria).
Ustadz Adi Hidayat mendalami ilmu lughah melalui syaikh Abdul Lathif as-Syuwairif (Pakar bahasa Dunia, anggota majma’ al-lughah), Dr. Muhammad Djibran (Pakar Bahasa dan Sastra), Dr. Abdullâh Ustha (Pakar Nahwu dan Sharaf), Dr. Budairi al-Azhari (Pakar ilmu Arudh), juga masyayikh lainnya.
Adapun ilmu tarikh Ustadz Adi Hidayat pelajari di antaranya dari Ust. Ammar al-Liibiy (Sejarawan Libya). Selain para masyayikh tersebut, Ustadz Adi Hidayat juga aktif mengikuti seminar dan dialog bersama para pakar dalam forum ulama dunia yang berlangsung di Libya.
Di akhir 2009 Ustadz Adi Hidayat diangkat menjadi amînul khutabâ, ketua dewan khatib jami Dakwah Islamiyyah Tripoli yang berhak menentukan para khatib dan pengisi di Masjid Dakwah Islamiyyah. Ustadz Adi Hidayat juga aktif mengikuti dialog internasional bersama para pakar lintas agama, mengisi berbagai seminar, termasuk acara tsaqafah Islâmiyyah di channel at-tawâshul TV Libya.
Awal tahun 2011 Ustadz Adi Hidayat kembali ke Indonesia dan mengasuh Ponpes al-Qur’an al-Hikmah Lebak Bulus.
Dua tahun kemudian Ustadz Adi Hidayat berpindah ke Bekasi dan mendirikan Quantum Akhyar Institute, yayasan yang bergerak di bidang studi Islam dan pengembangan dakwah.
Pada November 2016, Ustadz Adi Hidayat bersama dua sahabatnya Heru Sukari dan Roy Winarto mendirikan Akhyar TV sebagai media dakwah utama.
Kini, Ustadz Adi Hidayat aktif menjadi narasumber keagamaan baik ta’lim, seminar, dan selainnya. Ustadz Adi Hidayat juga giat mengukir pena dan telah melahirkan karya dalam bahasa Arab dan Indonesia kurang lebih sebanyak 12 karya.
Pendidikan:
Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah, Garut (1997 - 2003)
UIN Syarif HIdayatullah, Jakarta (2003 - 2005)
Kuliyya Dakwah Islamiyyah, Tripoli, Libya (2005 - 2009)
UIN Sunan Gunung Djati, Bandung