Selesai Demo di Kantor Grab Kupang, Delegasi Driver Grab Kupang Diterima Pemkot Kupang
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Sebanyak 10 delegasi dari Mitra Online Bersatu (Persatuan Driver Online Nusa Tenggara Timur) diterima oleh perwakilan Pemkot Kupang, Senin (29/4/2019) siang.
Sebelumnya, pihak Mitra Online Bersatu (Persatuan Driver Online Nusa Tenggara Timur) telah mengirimkan surat untuk beraudiensi dengan Walikota Kupang, Jefri Riwu Kore.
Namum, Walikota Kupang saat itu berhalangan sehingga mendelegasikan wewenang kepada
Elly Wairata selaku Asisten II Ekonomi dan Pembangunan Setda Kota Kupang sekaligus Plt Kadis Perhubungan Kota Kupang.
• Bupati Gidion: Pemda Sumba Timur Akan Perhatikan Situs Lambanapu
Sebelumnya ratusan driver Grab melakukan demonstrasi di Jln Frans Seda tepatnya di depan kantor Grab Kupang, Senin (29/4/2019) pagi.
Mereka melakukan konvoi yang dikawal oleh pihak kepolisian dari Kantor Grab Kupang, melalui rute Jln Frans Seda-Jln Sam Ratulangi dan tiba di kantor Walikota Kupang sekitar pukul 11.30 Wita.
Hadir dalam pertemuan tersebut Koordinator Mitra Online Bersatu, Einstein Meyners dan 9 orang delegasi dikawal oleh aparat Sat Pol PP Kota Kupang dan aparat kepolisian serta awak media.
• Menteri PUPR: Wapres Kalla Usul Sulawesi Jadi Lokasi Ibu Kota Baru
Dalam kesempatan itu, Einstein mengungkapkan ihwal kedatangannya untuk bertemu Walikota Kupang yaitu menjadi mediator bagi persoalan yang dihadapi ratusan driver Grab car di Kota Kupang.
Menurutnya, kebijakan baru dimana dan menghilangkan skema insentif trip sangat memberatkan.
Terlebih, sebagai mitra dari Grab, selama ini mereka cukup berkontribusi untuk pemasukan dan eksistensi Grab.
Selain itu, pihak Grab selama ini tidak pernah melakukan sosialisasi terkait kebijakan tersebut dan secara sepihak menerapkan aturan baru yakni skema tarif.
Dalam skema ini, tidak ada lagi insentif bagi driver sesuai level trip yang ada, akan tetapi, insentif yang diberikan berdasarkan akumulasi tarif atau pendapatan driver Grab sebesar 15 persen.
"Jika dilihat dari kode etik Grab lebih banyak ke kita (driver). Begitu kami melakukan kesalahan langsung hubungan kemitraan diputuskan. Ketika Grab merubah skema Insentif ini kami tidaj pernah dilibatkan dan diberitahu. Kami tidak punya posisi tawar di sini," katanya.
Lebih lanjut, pihaknya juga meminta Pemkot Kupang untuk bisa membuka akses maupun bekerja sama dengan pihak lain sehingga terdapat aplikasi transportasi Online selain Grab
Dengan begitu, lanjut Einstein, pihak Grab mendapatkan kompetitor dalam bisnis dan menghindari monopoli bisnis ini.