Tapi, Deddy melanjutkan, dirinya malas menciduk bocah tersebut.
Alasannya, pertama, karena bocah ini tinggal di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.
Keduanya, ketika diciduk, dia akan bilang bahwa “handphone saya diretas oleh orang, dan akhirnya minta maaf”.
“Ini tentang minta maaf, karena ini lebih fatal. Kenapa? Instagram dia tersambung ke satu sekolah dan akun kelasnya,” tutur Deddy.
Yang paling bermasalah, tegas Deddy, anak tersebut sekolah di sekolah kesehatan atau perawatan.
“Lu membayangkan enggak, kalau anak ini nanti jadi perawat, dan tugas dia merawat, akan berapa banyak perempuan yang akhirnya dilecehkan olehnya,” tegas Deddy.
“Dari SMA aja sudah begitu … begini, mengganggu perempuan itu enggak seperti itu. Gua enggak mengerti siapa yang mengajarkan begitu.”
Deddy sejatinya prihatin dengan kondisi yang terjadi ini. Dia pun menawarkan dua pilihan.
Pertama, diciduk. Kedua, berbicara melalui media—seperti di YouTube.
Lebih lanjut, Deddy juga menegaskan bahwa dia tidak mau mengenarilasi bahwa semua calon perawat seperti itu.
“Ini oknum, bukan semua orang (calon perawat) seperti ini (melecehkan),” ujarnya.
Setelah sekian lama menahan, Deddy akhirnya membeberkan nama bocah itu.
“Gevan Armando,” sahut Sabrina.
• Gara-gara Salah Dengar, 8 Pemuda Keroyok 2 Pengendara hingga Tewas
• Harga Tiket Pesawat Masih Mahal, Menhub Ancam Kenakan Penalti ke Maskapai
Deddy pun bingung, apa yang mesti dia lakukan.
“Menciduk orang seperti ini, ya sudah, dia minta maaf. Kita mau memasukkan dia ke penjara juga … haduh…,” terang Deddy.
Alih-alih menciduk bocah itu, Deddy lebih memilih menunggu apa yang akan dilakukan sekolahnya terhadap bocah itu.
Begitu juga dengan teman-temannya.
“Teman Anda bahaya lho … apa yang akan terjadi jika dibiarkan,” Deddy memperingatkan.
“Dia predator lho…” (*)