Bolehkah Istri yang ‘Minta’ Duluan untuk Berhubungan Intim pada Suami? Ternyata Begini Ganjarannya
POS-KUPANG.COM - Dalam Islam segala aspek kehidupan manusia dalam kehidupan sehari hari sudah diatur dengan baik dan komplit.
Salah satunya yang diatur oleh Islam yakni tata cara atau adab berhubungan intim.
Hal ini dilakukan supaya saat melakukan hubungan intim atau berhubungan seksual suami istri sesuai dengan apa yang disyariatkan oleh agama.
Sehingga tak menyimpang, dengan tuntunan Aluran dan sunnah.
• Niat, Doa, dan Tata Cara Mandi Wajib atau Mandi Junub Usai Berhubungan Suami Istri atau Haid
• Sudah Terbukti, Inilah Pedoman bagi Pasangan Suami Istri untuk Mendapatkan Keturunan (Anak)
• 6 Hal Sederhana Ini Wajib Dilakukan Suami Istri Setelah Berhubungan Intim Untuk Kesehatan Loh!
Dikutip POS-KUPANG.COM dari laman nu.or.id, inilah keutamaan istri yang minta duluan pada suaminya untuk berhubungan intim.
Disebutkan, restu atau ridho suami bagi seorang istri memiliki arti yang sangat besar.
Restu suami atas istri menunjukkan bakti dan khidmat sang istri terhadap suaminya dalam bentuk perilaku keseharian yang tentunya dalam batas-batas kewajaran dan proporsional.
Khidmat dan bakti seorang istri yang diwujudkan dalam perilaku keseharian dan hubungan rumah tangga yang baik dapat menuai hasil yang sempurna di hari kiamat kelak sebagaimana sabda Rasulullah SAW.
وعن أم سلمة رضي الله عنها، قالت قال رسول الله - صلى الله عليه وسلم أيما امرأة ماتت، وزوجها عنها راض دخلت الجنة رواه الترمذي، وقال حديث حسن
Artinya, “Dari Ummu Salamah RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW, ‘Perempuan mana saja yang meninggal dunia, sedangkan suaminya bersikap ridha atasnya, niscaya ia masuk surga,’” (HR At-Tirmidzi).
Rasulullah SAW menyebut arti penting khidmat dan bakti istri atas suami.
Seorang perempuan tidak hanya dituntut untuk mencari ridha Allah, tetapi juga restu suaminya.
Seorang perempuan mesti bersikap salehah secara ritual, tetapi juga baik secara perilaku dalam menjalani hubungan rumah tangga.
فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم ...والذي نفس محمد بيده لا تؤدي المرأة حق ربها حتى تؤدي حق زوجها
Artinya, “Rasulullah SAW bersabda, ‘… Demi Allah, Zat yang memegang jiwa Muhammad, seorang perempuan belum memenuhi kewajiban Tuhannya hingga ia memenuhi kewajiban terhadap suaminya,’” (HR Ibnu Majah).
Meski seorang istri wajib berkhidmat, berbakti, dan melayani suaminya, seorang suami tidak bisa bersikap sewenang-wenang.
Seorang suami tidak boleh mengekploitasi istrinya atas nama kewajiban khidmat dan bakti yang diharuskan oleh Islam.
Batasan-batasan khidmat dan bakti lebih lanjut telah diatur dalam kitab fiqih yang perlu diketahui oleh pasangan suami dan istri agar satu sama lain tidak melanggar batasan tersebut.
Sama halnya dalam berhubungan intim atau hubungan seksual. Pasangan suami dan istri juga dituntut untuk saling menjaga hubungan baik.
Keduanya tidak boleh memaksakan kehendak dalam hal ini karena hubungan intim atau hubungan seksual pasangan suami dan istri bukan sekadar persoalan syahwat belaka, tetapi juga berkaitan dengan kesiapan fisik dan mental.
Adapun seorang perempuan yang menyiapkan diri terlebih dahulu dalam masalah hubungan seksual atau berhubungan intimn akan mendapat kemurahan Allah yang sangat besar.
Rasulullah SAW pernah berpesan kepada putrinya, Siti Fathimah RA, bahwa inisiatif seorang istri dengan senang hati untuk berhubungan intim atau berhubungan seksual memiliki ganjaran besar dari Allah SWT.
ﻭﺃﻳﻤﺎ ﺍﻣﺮﺃﺓٍ ﻓﺮﺷﺖ ﻟﺰﻭﺟﻬﺎ ﺑﻄﻴﺐ ﻧﻔس ﻧﺎﺩﺍﻫﺎ ﻣناد ﻣﻦ ﺍﻟسماء اﺴﺘقبلي ﺍﻟﻌﻤﻞ ﻓﻘﺪ ﻏﻔﺮ ﺍﻟﻠﻪ ﻟﻚ ﻣﺎ ﺗﻘﺪﻡ ﻣﻦ ﺫﻧﺒﻚ ﻭﻣﺎ ﺗﺄﺧﺮ
Artinya, “Wahai Fatimah, Tiada seorang perempuan yang ‘menyiapkan’ diri untuk suaminya dengan senang hati kecuali seorang (malaikat) menyeru dari langit: ‘Mulailah beraksi!’ niscaya Allah mengampuni dosamu yang telah lalu dan yang terkemudian,’” (Lihat Syekh M Nawawi Banten, Uqudul Lujain fi Bayani Huquqiz Zaujain, [Semarang, Thaha Putra: tanpa catatan tahun], halaman 13).
Berhubungan intin suami dan istri memerlukan kesiapan fisik dan mental. Oleh karena itu, keduanya perlu memerhatikan kesiapan fisik dan mental satu sama lain agar interaksi tersebut berlangsung dalam suasana riang dan gembira, tanpa tekanan batin. Wallahu a’lam.
Adab Berhubungan Intim Suami Istri
Di antara adab-adab cara bersetubuh dalam islam adalah sebagai berikut sebagaimana dikutip POS-KUPANG.COM dari TribunJambi.com :
1. Senggama Harus Pakai Penutup
Seperti dijelaskan oleh Syaikh penadzam, bahwa sebagian adab senggama yaitu suami hendaknya menyuruh istrinya untuk melepas semua pakaiannya ada baiknya kalau suami yg melepaskan pakaian istrinya.
Kemudian suami dan istrinya bersenggama dalam satu selimut , akan tetapi , bukan berarti senggama yg di lakukan itu tanpa penutup sama sekali.
Karena ada hadist menyatakan.
“Apabila kalian melakukan senggama dengan istrinya , maka jangan telanjang seperti telanjangnya himar “
2. Memperindah Diri
Sebelum bermalam pertama, sangat disukai untuk memperindah diri masing-masing dengan berhias, memakai wewangian, serta bersiwak.
Berdasarkan sebuah hadits dari Asma’ binti Yasid radhiyallaahu ‘anha ia menuturkan, “Aku merias Aisyah untuk Rasulullah shallallahu a’laihi wasallam.
Setelah selesai, aku pun memanggil Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Beliau pun duduk di sisi Aisyah.
Kemudian diberikan kepada beliau segelas susu. Rasulullah shallallahu‘alaihi wasallam meminum susu tersebut dan menyerahkannya pada Aisyah.
Aisyah menundukkan kepalanya karena malu.
Maka segeralah aku menyuruhnya untuk mengambil gelas tersebut dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.” [HR Ahmad, sanad hadits ini dikuatkan oleh Al-Allamah Al-Muhadits Al-Albani dalam Adabul Zifaf].
Adapun disunnahkannya bersiwak, karena adab yang dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau selalu bersiwak setiap setiap hendak masuk rumah sebagaimana disebutkan oleh Aisyah radhiyallaahu ‘anha dalam Shahih Muslim.
Selain itu akan sangat baik pula jika disertai dengan mempercantik kamar pengantin sehingga menjadi sempurnalah sebab-sebab yang memunculkan kecintaan dan suasana romantis pada saat itu.
3. Meletakkan Tangan di Ubun-ubun Istri
Hendaknya suami meletakkan tangannya pada ubun-ubun istrinya seraya mendoakan kebaikan dengan doa yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ajarkan
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dari kebaikannya (istri) dan kebaikan tabiatnya, dan aku berlindung kepada-Mu dari kejelekannya dan kejelekan tabiatnya.”[HR. Bukhari dari sahabat Abdullah bin Amr bin Al Ash radhiyallaahu 'anhu].
4. Salat Sunat Dua Rakaat
Disunnahkan bagi keduanya untuk melakukan shalat dua rakaat bersama-sama.
Syaikh Al Albani dalam Adabuz Zifaf menyebutkan dua atsar yang salah satunya diriwayatkan oleh Abu Bakr Ibnu Abi Syaiban dalam Al-Mushannaf dari sahabat Abu Sa’id, bekat budak sahabat Abu Usaid, beliau mengisahkan bahwa semasa masih menjadi budak ia pernah melangsungkan pernikahan.
Ia mengundang beberapa sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, diantaranya Abdullah bin Mas’ud, Abu Dzarr, dan Hudzaifah.
Abu Sa’id mengatakan, “Mereka pun membimbingku, mengatakan, ‘Apabila istrimu masuk menemuimu maka shalatlah dua rakaat. Mintalah perlindungan kepada Allah dan berlindunglah kepada-Nya dari kejelekan istrimu. Setelah itu urusannya terserah engkau dan istrimu. “Dalam riwayat Atsar yang lain Abdullah bin Mas’ud radhiyallaahu ‘anhu mengatakan, perintahkan isrtimu shalat dibelakangmu.”
5. Jangan Terburu-Buru
Apabila seorang suami ingin menggauli istrinya, janganlah ia terburu-buru sampai keadaan istrinya benar-benar siap, baik secara fisik, maupun secara psikis, yaitu istri sudah sepenuhnya menerima keberadaan suami sebagai bagian dari dirinya, bukan orang lain.
Begitu pula ketika suami telah menyelesaikan hajatnya, jangan pula dirinya terburu-buru meninggalkan istrinya sampai terpenuhi hajat istrinya.
Artinya, seorang suami harus memperhatikan keadaan, perasaan, dan keinginan istri.
Kebahagian yang hendak ia raih, ia upayakan pula bisa dirasakan oleh istrinya.
6. Diharamkan Melalui Dubur
Ingat, diharamkan melalui dubur.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya, “Barang siapa yang menggauli istrinya ketika sedang haid atau melalui duburnya, maka ia telah kufur dengan apa yang diturunkan kepada Muhammad.” [HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan yang lainnya, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Abu Dawud].
Kata ‘kufur’ dalam hadits ini menunjukkan betapa besarnya dosa orang yang melakukan hal ini.
Meskipun, kata para ulama, ‘kufur’ yang dimaksud dalam hadits ini adalah kufur kecil yang belum mengeluarkan pelakunya dari Islam.
7 Tidak Boleh menyebarkan Rahasia Ranjang
Tidak boleh menyebarkan rahasia ranjang.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya, “Sesungguhnya diantara manusia yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah pada hari kiamat adalah laki-laki yang mendatangi istrinya dan istrinya memberikan kepuasan kepadanya, kemudian ia menyebarkan rahasianya.” [HR. Muslim dari sahabat Abu Sa’id Al Khudri radhiyallaahu 'anhu]
Kesempurnaan syariat Islam ini menunjukkan betapa besarnya perhatian Allah terhadap hamba-Nya melebihi perhatian hamba terhadap dirinya sendiri. Oleh karenanya, hendaklah setiap hamba tetap berada di atas fitrah tersebut di atas agama allah agar dirinya selalu berada di atas jalan yang lurus, “(Tetaplah di atas fitrah) yang Allahtelah menciptakan manusia menurut fitrah itu.” [QS. Ar Rum: 30].
(pos-kupang.com/bebet)